Part (25)

314 30 2
                                    

Bismillah dulu guys
Happy Reading

"Kalau saya boleh tau kamu siapanya siswi itu?" tanya dokter perempuan itu pada Afnan.

Afnan sedikit bingung akan menjawab apa. Jika ia hanya menjawab teman ia sangat  penasaran dengan keadaan Kila yang sekarang, takutnya dokter itu tidak akan memberi taunya sama sekali. Tapi jika ia juga menjawab suami Kila mungkin dokter paruh baya di depannya ini akan terkejut.

"Saya sepupunya dok" ucap Afnan akhirnya. Ya, ia memutuskan untuk tidak mengatakan yang sebenarnya. Afnan belum siap dan ia juga takut Kila tidak setuju jika ia mengatakan yang sebenarnya. Bisa-bisanya mereka berdua bakalan dikeluarkan dari sekolah ini, yah walaupun ia tidak takut sih karena ayahnya juga pemilik saham terbesar disini.

Dokter paruh baya itu masih dengan tatapan mengintimidasi.

"Kamu serius?" tanya dokter itu lagi tidak yakin dengan jawaban Afnan.

"Ck, iya dok" decak Afnan sedikit kesal.

"Kamu tanya aja langsung sama sepupu kamu yah, saya permisi dulu" ucap dokter itu pada Afnan lalu berlalu pergi.

"Memang anak muda sekarang tidak ada aturan" gumam dokter itu sebelum pergi yang masih di dengar Afnan.

Afnan masih belum paham dengan gumaman dari dokter itu dan tidak perduli, yang ada ia sudah sangat penasaran dan langsung masuk ke dalam melihat kila yang sudah duduk di atas brankar dengan pandangan kosong.

"Kil" panggil Afnan lembut.

"..."

"Kila" panggil Afnan lagi.

Masih tidak ada jawaban.

"Shakila" panggil Afnan sekali lagi sedikit menaikkan nada suaranya.

Akhirnya shakila menoleh ke arahnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Afnan yang melihat itu tambah bingung.

"Lo kenapa?" tanya Afnan khawatir.

Kila tidak menjawab, dan tiba-tiba pecahlah tangis gadis itu yang sedari tadi ditahannya. Ia menelungkup kan wajahnya ke sela-sela kakinya yang ditekuk.

Afnan yang tidak mengerti keadaan pun semakin bingung. Dan entah ide darimana ia akhirnya memeluk tubuh mungil istrinya. Hatinya sedikit tersentil melihat kesedihan Kila. Seperti Kila menularkan kesedihan itu juga padanya.

Deg

Mendapat pelukan tiba-tiba dari Afnan membuat Kila terkejut. Ia ingin menolak pelukan itu tapi ia juga sekarang butuh sandaran untuk menopang kesedihannya. Akhirnya ia hanya bisa menangis menumpahkan kesedihannya pada bahu cowok dihapadannya.

"Lo kenapa hmm? Cerita sama gue.?" kata-kata itu keluar begitu saja dari mulut Afnan. Ia pun tida tahu, ia hanya menuruti kata hatinya.

"Hikss... Hiksss... Hiksss"

"Suttt, oke kalok emang lo gak mau cerita, tapi tenang yah" ucap Afnan menenangkan gadisnya mengusap kepala Kila yang terbungkus hijab.

Hingga setelah beberapa menit kemudian Kila sudah sedikit tenang. Kila pun melepaskan pelukan mereka.

"Udah tenang?" tanya Afnan masih dengan lembut. Tidak ada bentakan yang biasa cowok itu ucapkan untuk Kila.

Kila hanya mengangguk dan menatap Afnan dengan pandangan kosong.

"Kalok aku hamil, gimana?" tanya Kila tiba-tiba membuka suaranya

Deg

Membuat jantung kedua cowok disana berpacu cepat yang mendengar pertanyaan atau mungkin pernyataan yang dilontarkan Kila.

********

Aulia yang baru saja mengetahui kejadian yang menimpa sahabatnya itu sangat khawatir. Ia langsung menuju ke UKS karena dari orang-orang yang ia dengar Kila sudah di bawa ke UKS oleh Afnan. Ia benar-benar akan membuat perhitungan pada Jihan.

"Shakilaaa" teriak gadis itu saat sampai di depan pintu UKS.

Ia langsung memeluk sahabatnya itu.

Kila yang menyadari kedatangan sahabatnya langsung meghapus bekas air matanya.

"Kamu gapapa kan Kil? Hiks..." tanya Aulia sudah menangis. Ia sedih melihat keadaan sahabatnya seperti ini.

"Sutt aku gak papa kok Li." tepuk Kila pada bahu Aulia menenangkan sahabatnya itu. Kila merasa bahagia melihat Aulia yang sangat mengkhawatirkan nya. Ia sangat beruntung memiliki sahabat sebaik Aulia.

Afnan yang masih berada disana hanya bisa diam melihat kedua sahabat itu saling berpelukan. Ia masih memikirkan pertanyaan Kila yang mengganggu pikirannya. 'hamil' satu kata yang membuat jantung Afnan seakan berhenti. Ia belum siap. Tapi ia tidak tahu maksud dari pertanyaan Kila yang membuatnya pusing.

•~•~•~•~•~•~•~•

Sepulang sekolah Afnan langsung menghampiri Jihan ke kelasnya. Dengan perasaan menahan marah dan kesal.

"E-eh beb kamu ngapain kesini?" tanya Jihan takut. Ia masih teringat kejadian saat di kantin tadi dan melihat amarah yang dipancarkan dari mata Afnan. Ia sebenarnya juga bingung kenapa pacarnya begitu marah melihat keadaan gadis yang di bullynya tadi, karena biasanya Afnan tidak pernah semarah itu.

"Ikut gue" tarik Afnan kasar pada pergelangan tangan Jihan.

Jihan yang merasakan itu meringis ngilu merasakan kuatnya pegangan Afnan.

"Sshh sakit beb" ucap Jihan berusaha melepaskan cekalan tangan Afnan.

Afnan pun melepaskan cekalan tangannya setelah mereka sampai di belakang sekolah yang lumayan sepi.

"Maksud lo tadi apa?!" bentak Afnan langsung pada Jihan.

"M-maksud apa beb?" tanya Jihan gugup. Jika Afnan sudah semenyeramkan ini ia tidak akan berani.

"Lo apain Kila?!!" tanya Afnan lebih spesifik. Ia menaikkan nada bicaranya membentak Jihan. Ia sudah muak melihat gadis di depannya.

"A-aku g-gak ada ngapain-ngapain tuh cewek" balas Jihan sedikit gugup. Ia tidak boleh gentar menghadapi cowok di hadapannya.

"Ooh oke kalok lo ngga mau ngaku. KITA PUTUS!!" ucap Afnan penuh penekanan dan berlalu dari hadapan gadis itu.

"Nann...!! Kamu gak bisa mutusin aku gitu ajaaa!" teriak Jihan frustasi. Ia tidak mau putus dari Afnan. Dan semua ini hanya karena 'Kila' satu nama yang mulai sekarang sangat ia benci.

"Dengerin aku dulu yaa?" bujuk Jihan mengejar dan sudah berhasil menahan lengan Afnan yang semakin menatapnya tajam.

Jihan yang sebenarnya mendapat tatapan semenyeramkan itu dari Afnan membuat nyalinya sedikit menciut, tidak pernah ia melihat tatapan Afnan semenyeramkan ini tapi ia harus berani. "Tadi yang buat Kila jatuh itu Mona bukan aku dia yang jegel cewek gatal itu beneran, percaya ya sama aku" bujuk Mona tidak henti-hentinya.

"Terus?" balas Afnan dengan suara rendahnya menahan amarah.

"Kamu jangan putusin aku gitu aja dong, aku kan gak salah" pinta Jihan dengan muka memelas yang sangat menjijikkan di mata Afnan.

Sekali sentak tangan Jihan sudah lepas dari lengannya. "Gue gak perduli, intinya kita PUTUS. Dan satu lagi Kila gak cewek GATAL KAYAK LO!" tekan Afnan dikata putusnya dan sedikit menghina gadis itu. Setelah itu ia pun pergi meninggalkan Jihan yang mengacak rambutnya frustasi.

"Arghhhhh!!  Awass lo Shakila, gue benciiii Lo!!"

******

TBC



AFSHA |Tamat|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang