Bismillah dulu guys
Happy ReadingSampailah Kila ke rumahnya dengan keadaan hati yang hancur. Bahkan ia melupakan kalau hari ini ia sekolah dan telah membolos. Tanpa memikirkan itu, Kila langsung menuju kamar mandi untuk mengguyur seluruh badannya yang kotor. Disaat air mengalir dari atas kepalanya disitu juga lah air matanya kembali turun. Kila merasa jijik pada dirinya sendiri mengingat bagaimana Afnan menyentuh dirinya. Ia menggosok seluruh badannya dengan keras agar menghilangkan jejak sentuhan Afnan.
Sudah 30 menit ia berada di bawah kucuran air, dan Kila sama sekali belum berniat beranjak dari sana. Karena dengan air yang mengalir seperti ini sedikit dapat menutup kesedihan hatinya. Padahal jika dilihat bibirnya sudah berubah warna menjadi biru dengan wajahnya yang pucat dan sembap.
•••
Disisi lain masih di kediaman keluarga Pratama, Afnan merasa jengah dan pusing memikirkan permintaan papanya akibat dari perbuatannya sendiri. Mamanya pun sudah sangat kecewa mengetahui hal itu dan hanya mendiamkannya.
Tapi kalau dipikir-pikir kesalahan ini tidak sepenuhnya salahnya karena ia pun sebenarnya tidak berniat melakukan itu. Entah siapa yang memasukkan obat laknat itu keminumannya membuat dirinya kesetanan. Dan ia harus mencari siapa orang itu. Satu orang yang sangat ia curigai siapa lagi jika bukan pacar laknatnya itu.
Ia pun mengambil kunci motornya dan berniat pergi menuju basecamp miliknya dan teman-temannya. Tetapi saat ia ingin meraih gagang pintu terdengar suara papanya yang menghentikan gerakannya.
"Mau kemana kamu?!" tanya papa nya dengan nada yang tidak bersahabat.
"Mau keluar bentar Pa"
"Kamu selangkah keluar, papa ngga akan buka pintu rumah ini lagi untuk kamu!" larang papanya sarkas.
"Papa ngusir aku?" tanya Afnan tidak percaya. Ia benar-benar merasa jengah dan rasanya ingin menghabisi orang yang membuat dirinya dalam masalah seperti ini.
"Kamu pikir sendiri, dan nanti malam kita akan kerumah Kila dan kamu harus siap untuk pernikahan mu besok!" ucap papanya lagi.
Yap, pernikahan Afnan akan dilakukan besok itupun jika Kila mau, jika tidak, apa boleh buat mereka akan merasa sangat bersalah pada gadis itu. Farhan sendiri sudah mencari informasi tentang Kila karena mereka sangat bersalah akibat dari perbuatan putra mereka.
Afnan benar-benar sudah muak ia tetap tidak peduli dengan larangan papa nya, dan tetap pergi meninggalkan rumah itu tanpa sepatah kata pun. Ia ingin menenangkan sedikit pikiran nya.
"Afnan!!!" teriak papanya melihat anaknya itu tidak mengindahkan larangannya. Ia merasa sudah benar-benar gagal menjadi orang tua yang terlalu membebaskan Afnan.
Afnan pun melajukan motornya tak tentu arah, ia hanya ingin menenangkan pikirannya. Tapi entah kenapa ia kembali teringat kembali pada Kila. Ia merasa sedikit khawatir dengan gadis itu karena saat pergi dari rumahnya keadaan gadis itu belum bisa dikatakan baik-baik saja.
Ingin berniat menyusul gadis itu Afnan sama sekali tidak mengetahui alamat rumahnya, apa boleh buat ia akhirnya melajukan motornya menuju basecamp sekedar menenangkan pikirannya yang benar-benar kacau.
Sesampainya disana ia tidak menemukan siapa-siapa, mengingat ini bukan hari libur pasti para sahabatnya berada di sekolah. Afnan pun menidurkan dirinya di sofa yang berada disana memikirkan apa yang harus ia lakukan sekarang.
Menikahi gadis itu merupakan pilihan yang sangat buruk baginya, Afnan tidak ingin menikahi perempuan yang tidak dicintainya. Tapi jika ia tidak menikah dengan gadis itu papanya akan marah besar. Apa yang harus ia lakukan sekarang?.
Terlalu larut dengan pikirannya tiba-tiba ia di kagetkan dengan suara ponselnya yang berdering. Tertera di benda persegi itu salah satu nama sahabatnya, Afnan hanya menatapnya saja sama sekali tidak berniat menjawab panggilan itu.
2 menit kemudian ponselnya kembali berbunyi dengan panggilan orang yang sama Afnan yang malas mendengar ponselnya terus berbunyi akhirnya menjawab panggilan itu.
"Ha-"
"Woi Nan, kemana aja Lo? Di telponin gak di jawab kayak anak cewe pms, bolos ya Lo hari ini??" Cerocos suara di sebrang sana siapa lagi kalau bukan Kevin.
"Basecamp, Gue gak sekolah, permisiin gue"
Tut
Afnan mematikan sambungan sepihak setelah mengatakan apa yang perlu ia katakan pada sahabatnya itu. Setelah itu ia kembali memejamkan matanya merilekskan diri kembali untuk menghadapi masalah nanti.
*******
Disisi lain seoang gadis sudah pingsan dengan keadaan yang cukup memprihatinkan. Tubuh sedingin es, kulit yang sudah memucat dan bibir yang membiru. Kila sudah tergeletak di dinginnya lantai kamar mandi dengar air yang terus mengguyur badannya.
Laras yang saat itu berniat mengunjungi Kila sebelum pergi ke toko sudah berdiri di depan pintu rumah gadis itu. Entah mengapa sejak semalam perasaan nya tidak enak tentang gadis itu. Terlebih lagi ia yang meninggalkan Kila karena gadis itu menyuruh nya pulang terlebih dahulu. Tiga kali ia mengetuk pintu belum ada juga tanda keluarnya sang pemilik rumah.
Tok tok tok
"Assalamualaikum"
"Kayaknya Kila masih di sekolah" gumam gadis itu.
Tapi Laras sama sekali belum beranjak dari tempatnya berdiri. Hatinya merasa ada yang ganjal ia merasa tidak tenang dan terus memikirkan gadis itu. Tanpa persetujuan siapa pun akhirnya Laras mencoba membuka pintu bercat putih itu dan ternyata pintu itu tidak di kunci.
Perasaan cemas itu bertambah Kila tidak mungkin seceroboh itu hingga lupa mengunci rumah, dengan cepat Laras mencari keberadaan gadis itu. Saat tiba di lantai atas tepatnya di depan kamar Kila terdengar suara air yang terus mengalir.
Laras langsung membuka pintu itu dan lagi-lagi pintu itu tidak terkunci dengan cepat ia menghampiri kamar mandi untuk mematikan air yang terus mengalir itu.
"Astaghfirullah Kilaaa!" Pekik Laras terkejut melihat keadaan gadis yang sudah ia anggap adiknya itu.
Laras langsung mematikan air yang mengguyur tubuh Kila. Setelah itu dengan perlahan ia membawa tubuh Kila yang sudah sangat dingin itu keluar dan membaringkan di atas ranjang.
"Kamu kenapa dek, kenapa bisa gini?" gumam Laras menahan tangisnya.
Ia pun mengganti seluruh pakaian Kila dengan pakaian tebal dan tak lupa memberi minyak ke seluruh tubuh gadis itu. Dengan sedikit bergetar Laras menelpon dokter agar memeriksa keadaan tubuh gadis itu lebih lanjut. Ia tidak akan membiarkan adiknya itu sampai kenapa-kenapa.
Tak lama kemudian seorang dokter tiba, Laras langsung mengarahkan dokter wanita itu ke kamar Kila. Laras memberikan ruang untuk dokter itu memeriksa keadaan adiknya.
"Gimana dok keadaan adik saya?" tanya laras melihat dokter itu selesai dengan pekerjaannya.
"Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya hingga membuat adikmu melakukan hal nekat seperti itu. Dan untungnya kamu cepat menonolongnya karena itu bisa saja membahayakan nyawanya" jelas dokter wanita itu.
"Ini saya akan menuliskan resep obat dan vitamin yang dapat kamu tebus di apotik" sambung dokter itu lagi menuliskan resep obat dan vitamin.
Laras mengusap sayang pucuk kepala gadis yang tengah terbaring di ranjang itu. Wajah yang masih terlihat pucat tercetak di wajah Kila.
"Ini resepnya, kalau sudah saya pergi dulu jika ada apa-apa kamu bisa menghubungi saya lagi" ucap dokter itu tersenyum ramah.
Laras membalas dengan senyum tipis "terimakasih dok, mari saya antar ke depan"
Laras pun mengantar dokter itu sampai depan dan langsung menuju apotik membeli obat untuk Kila.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
AFSHA |Tamat|
Teen FictionAssalamu'alaikum 💞 {Sebelum baca ada baiknya follow akun aku dulu yah dan jangan lupa vote dan komennya} Judul lama : Kaulah Takdirku Nah disini aku bawa cerita baruuu nihh 🎉 Semoga kalian suka yah😊 ~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~• Kejadia...