Part (24)

218 29 2
                                    

Bismillah dulu guys

Happy reading


Disisi lain Afnan baru saja tiba di kelasnya dan langsung di hampiri Kevin dengan raut wajah penasaran.

"Nan, lo hari ini beneran bareng Kila?" tanya Kevin penasaran.

Bukan hanya kevin yang penasaran tapi kedua cowok sahabatnya yang lain juga penasaran. Ditambah Rian yang sedikit cemburu karena mendengar Kila yang sempat berpegangan dengan Afnan. Sebenarnya mereka kurang percaya dengan berita yang disebarkan oleh Mak lampir Jihan, oleh sebab itu mereka langsung menanyakan kepada sang pelaku yang sedang digosipkan.

Afnan yang mendengar pertanyaan sahabatnya itu biasa saja. Ia masih belum menjawab pertanyaan Kevin dan mendudukkan dirinya terlebih dulu. Ia sudah yakin pasti berita ia berangkat bersama Kila akan diketahui penghuni sekolahnya mengingat Jihan yang tadi pagi melihatnya.

"Iya" balas Afnan singkat.

"Kok bisa?" tanya Kevin lagi. Sedangkan yang lain diam tenang mendengarkan.

"Dia sepupu gue" alibi Afnan. Hanya kata itu lah yang saat ini terlintas di benak Afnan. Ia belum siap menceritakan semuanya pada para sahabatnya.

"Serius lo?!" tanya Rian tiba-tiba dengan mata berbinar seperti mendapatkan hadiah besar.

Afnan yang melihat binar bahagia di wajah sahabatnya tidak bodoh. Rian pasti sangat bahagia mengetahui jalannya untuk pdkt dengan perempuan yang ditaksirnya lebih mudah dengan melewati dirinya. Tapi ia juga tidak munafik, siapa yang tidak kesal melihat istrinya di dekati oleh cowok lain apalagi melewati dirinya. Rasa kesal hinggap di hati Afnan. Eh, tapi buat apa juga dia kesal, ia kan tidak mencintai gadis itu atau..., Ahkk sudahlah bodo amat, ia juga bingung dengan perasaanya ini.

"Bahagia banget lo" ucap Dion melihat binar bahagia di mata Rian. Bukan rahasia umum lagi bagi kelima cowok itu kalau Rian naksir pada Kila.

Rian hanya menunjukkan cengirannya.

"Bisa dong Nan, Lo bantuin nih si Rian deketin Kila" ucap Rendi ikut nimbrung.

"Ngga" balas Afnan datar. Tentu saja dia jelas menolak. Walaupun ia tidak punya perasaan pada Kila 'mungkin' tapi, ia tidak sebodoh itu mencomblangkan istrinya dengan sahabatnya.

"Kenapa?" tanya Rendi bingung mewakili kebingungan temannya yang lain.

"Dia gak bakalan mau" balas Afnan menatap keempat sahabatnya. Sungguh melelahkan mencari alasan yang pas untuk merahasiakan pernikahannya dari sahabat-sahabat nya.

"Coba aja dulu, atau ngga lo gebet aja terus Yan sampek kita tamat terus datangin rumah emak bapaknya" saran Kevin bijak.

"Mau ngapain?" tanya Rian tiba-tiba ngeblank.

"Mau sunatan! Ya, mau ngelamar anak orang lah goblok!" umpat Kevin kesal melihat Rian yang tiba-tiba lola.

Melihat wajah Kevin yang kesal dan Rian yang polos membuat kedua cowok lainnya tertawa ngakak kecuali Afnan. Baru kali ini mereka melihat muka polos Rian yang terbodo.

"Ngga boleh! dia udah dijodohin" sanggah Afnan cepat. Hatinya panas mendengar pembicaraan sahabat-sahabatnya yang membicarakan istrinya. Apalagi salah satu sahabatnya berniat melamar istrinya. Heii demi embahhenol bapaknya cute girl dia gak ikhlas! Jelas jelas dia masih suami SAH nya Kila.

"Serius Lo Nan?!" tanya Rian sedikit lesu.

"Hm"

"Udah ah kenapa malah bicarain dia sih mending kita kantin" ajak Afnan mengganti topik pembicaraan mereka.

Akhirnya kelima cowok itu keluar dari kelas dan menuju kantin.

******

Jam istirahat tiba...

"Li kamu pesan apa?" tanya Kila karena hari ini gilirannya yang memesan. Memang setiap hari mereka akan bergantian memesan makanan 'supaya adil' kata Aulia.

"Eem aku nasi goreng aja deh Kil sama jus jeruk yah" ucap Aulia tersenyum.

"Ooh oke deh, aku pesan dulu yah" pamit Kila yang diacungi jempol oleh Aulia.

Saat Kila ingin kembali kemejanya tiba-tiba dengan sengaja seperti ada yang menabrak bahunya membuat makanan yang di bawanya tumpah ke bajunya.

"Astaghfirullah" ucap Kila sedikit kaget karena merasakan panas di bagian depan tubuh nya yang ketumpahan kuah mie ayam miliknya.

"Upss, gue gak sengaja tuh" ledek Jihan pura-pura merasa bersalah dan menutup mulutnya mengejek Kila.

Kila hanya menghela napas berusaha menahan emosinya. Siapa yang tidak kesal melihat seseorang yang dengan sengaja menabrak kita. Tapi, Kila masih berusaha sabar dengan menggumamkan istighfar dalam hatinya.

Kila ingin segera pergi dari hadapan Jihan karena sudah mulai banyak siswa/i yang melihat kearahnya. Saat ia ingin melangkahkan kakinya tiba-tiba saja seperti ada yang menjegalnya yang membuat dirinya terjatuh dan piring makanan yang di tangannya pecah dan berserakan.

"Eh kok lo jegel dia sih Mon?" tanya Jihan pura-pura membela Kila yang sudah jatuh terduduk di depannya.

"Gak sengaja Kil" ucap Mona tulus. Tapi ia tidak berani menatap Kila. Ia hanya terpaksa melakukan itu atas dasar suruhan Jihan. Kalau tidak dirinya yang akan terancam.

Kila yang tersungkur sedikit meringis perih pada perutnya yang terbentur pada kakinya sendiri akibat jegelan Mona. Ia sekilas melihat kearah ketiga perempuan di depannya dengan tatapan tak terbaca. Matanya sudah berkaca-kaca ia merasa sangat dipermalukan di hadapan semua orang. Mau membalas pun rasanya tidak ada gunanya, jika Kila membalas mereka berarti ia sama saja dan tidak ada bedanya dengan Jihan dkk.

Kila hanya bisa kembali menunduk menyembunyikan rasa sakitnya yang bertambah 'perih'. Satu kata yang menggambarkan keadaan perut Kila sekarang . Dan akhirnya perlahan kesadarannya pun menghilang akibat menahan nyeri di perutnya.

Jihan yang akan melakukan tindakan lebih pada Kila terkejut melihat gadis itu yang sudah tidak sadarkan diri. Banyak siswa/i yang melihat itu tanpa ada niatan menolong sedikit pun.

Sedangkan disisi lain, Afnan yang kali ini menyodorkan diri untuk memesan makanan untuk sahabat-sahabat nya. Ia melakukan itu untuk menghindari pertanyaan dari para sahabatnya.

Tapi siapa sangka ia dibuat terkejut melihat gadis berhijab yang sangat ia kenali terbaring di dinginnya lantai kantin tanpa ada satu pun orang yang menolongnya. Afnan langsung meletakkan makanan yang tadi dipegangnya dan berlari menuju ke arah Kila. Afnan tidak perduli orang-orang akan memikirkan apa antara dirinya dan Kila. Yang sekarang ada di otaknya hanya keadaan gadis di depannya yang merupakan istrinya itu. Ia langsung menggendong Kila. Tapi sebelum itu ia menatap tajam ke arah Jihan yang berdiri di dekat Kila dengan raut wajah yang tegang menandakan ia pelaku kejadian ini dan menatap tajam seluruh siswa/i yang melihat kejadian itu.

Saat sampai di UKS Afnan langsung membaringkan Kila di salah satu ranjang. Ia langsung memanggil dokter sekolah mereka. Ya, sekolah mereka memang mempunyai dua orang dokter yang ditugaskan untuk bekerja di UKS.

Afnan kesal diantara berpuluh siswa di kantin tadi tidak ada satupun yang berniat menolong Kila.

Hati Afnan diliputi rasa bersalah melihat Kila yang tak sadarkan diri. Dan ia pun baru sadar ternyata baju gadis itu sudah semberawut tak beraturan dengan bagian depannya basah yang sepertinya terkena kuah.

Afnan merutuki Jihan yang sudah membuat keadaan Kila seperti sekarang. Jika ada sesuatu yang membahayakan gadis itu ingatkan Afnan untuk memberi pelajaran pada Jihan. Dan karena kejadian ini Afnan sudah memutuskan untuk mengakhiri hubungan nya dengan Jihan.

Saat ia bergelut dengan pikirannya tiba-tiba dokter UKS yang memeriksa Kila keluar dengan raut wajah sulit terbaca.

Ada apa ini? Batin Afnan bingung.

TBC















AFSHA |Tamat|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang