Bismillah dulu guys
Happy ReadingHari ini adalah hari Minggu, hari dimana semua orang berhenti sejenak dari kesibukannya dan berkumpul bersama keluarga. Begitupun dengan Afnan dan Kila yang hari ini akan menyambut kedatangan orang tua Afnan.
Pagi ini Kila sudah berkutat dengan alat masaknya di dapur untuk menyambut kedatangan mertuanya. Dan hari ini ia akan memasak banyak dan beberapa makanan ringan sebagai penutup.
Saat ia sibuk dengan alat masaknya tiba-tiba ia merasakan seseorang menepuk bahunya yang membuatnya sedikit kaget. Dan tak sadar ia mengiris jarinya sendirinya.
"Astaghfirullah, Sshh"
"Eh lo kenapa?" tanya Afnan yang melihat kila meringis. Rencana ingin menyapa gadis itu ia malah melukai jari Kila.
Secara refleks Afnan langsung menarik tangan Kila menuju bibirnya, menghisap darah itu dan mengeluarkannya agar tidak terjadi infeksi. Kila yang merasakan hangatnya bibir Afnan menyentuh jarinya seperti ada aliran listrik mengalir di tubuhnya.
"Masih sakit? Sini gue obatin" tanyanya lembut yang membuat Kila merona dan terus memperhatikan gerakan cowok itu.
Afnan pun menarik Kila ke arah meja makan dan mendudukkan perempuan itu disana. Sedangkan ia sibuk mencari kotak P3K.
Saat ia sudah menemukannya ia menghampiri Kila dan duduk setengah berdiri dihadapan istrinya.
"Siniin jarinya" pinta Afnan menatap Kila.
Kila yang saat itu masih gugup dengan perlakuan Afnan hanya terdiam. Afnan dengan perubahannya hari ini benar-benar membuat nya terdiam. Ia tidak tahu harus bagaimana. Tiba-tiba otaknya saat ini ngebuk.
Afnan yang sama sekali tidak mendapat respon menarik jari Kila yang terluka. Dengan teliti ia mengusap alkohol ke jari Kila yang tergores lumayan lebar.
Kila yang sedari tadi memperhatikan cowok dihadapannya akhirnya tersadar karena merasakan tangannya yang perih.
"Sshh sakit" ringis Kila.
Pyuhh...pyuhh
tiup Afnan agar sedikit mengurangi rasa perih di jari Kila.
"Tahan yah dikit lagi" ucap Afnan masih mengobati luka Kila sesekali meniupnya.
Kila hanya mengangguk dan menahan perih pada tangannya.
"Selesai" ucap Afnan mengecup singkat jari Kila yang sudah di plester.
Jangan tanyakan bagaimana Kila. Ia benar-benar sudah sangat baper di buat Afnan. Afnan yang di depannya sekarang bukan seperti Afnan biasanya. Cowok itu seperti di masuki roh baik yang merubah sifatnya secara drastis. Apakah Afnan kerasukan?.
"Maaf, gara-gara gue tangan lo jadi luka" ucap Afnan menegakkan tubuhnya yang tadi berlutut untuk mengobati perempuan itu.
"E-eh Iya gak papa kok, cuman luka kecil" ucap Kila tersenyum.
"Cuman kecil, tapi tadi ngeringis kesakitan. Udah sini biar gue yang masak, lo kasih tau aja apa yang perlu gue lakuin" putus Afnan akhirnya berdiri dan berjalan ke dapur bersiap-siap mendapat intruksi dari Kila yang masih terbengong.
Lagi-lagi Kila tak habis pikir apakah yang dihadapannya ini Afnan atau tidak. Apakah kalian juga merasakan hal yang sama dengan yang Kila rasakan?. Cowok itu benar-benar bukan seperti dirinya. Kila sedikit bergidik ngeri takut yang di depannya ini bukan Afnan-si cowok datar.
"Nan itu beneran kamu?" tanya Kila berhati-hati takut menyinggung perasaan sang empu.
"Iya lah, emang lo pikir siapa?" Afnan terkekeh menjawab pertanyaan Kila.
Kila hanya terdiam. Ia benar-benar tak habis pikir Afnan benar-benar berubah. Seperti ada sosok yang memasuki tubuh cowok ini yang membuat perilaku nya berubah drastis.
"Kil, Kilaaa!" panggil Afnan menyadarkan Kila.
"Kok malah bengong, ini bawang mau diapain?!" tanya Afnan sedikit berteriak.
"Ooh ini di iris-iris yah" Afnan mulai mengiris bawang merah itu dengan model yang beragam. Ada yang masih tebal dan tipis.
Kila yang melihat itu hanya pasrah. Habis sudah acara memasak nya di kacaukan oleh Afnan. Bayangkan saja seorang badboy turun tangan dalam acara masak-memasak di dapur.
"Hiks...hiksss Kilaaa kok gue jadi nangis" ucap Afnan melupakan apa yang dipotongnya tadi adalah bawang. Cowok itu sudah melepaskan pisau yang ada di tangannya siap akan mengucek matanya.
Kila yang melihat itu melotot ngeri. Ia langsung menahan tangan Afnan yang akan mengucek matanya itu.
"Jangan!"
"Kil mata gue perih banget... mau nangiss..."
"Jangan dipegang Nan, nanti mata kamu malah tambah perih" peringat Kila.
"Oya hiks..hiks" Afnan nyengir baru menyadari nya kebodohannya, ia pun menarik ingusnya yang sudah hampir turun. Jatuh sudah harga diri Afnan jika teman-teman nya melihat dirinya seperti ini. Sejenak Kila terkekeh melihat Afnan yang seperti ini sangat lucu seperti anak kecil yang baru saja menangis.
Afnan yang mendengar tawa kecil dari Kila semakin cemberut yang malah membuatnya semakin imut, "Kila, kok kamu ketawak sih, mata gue perih loh ini" adu Afnan masih memejamkan matanya menahan perih.
"Hehe, Maaf-maaf, sini biar aku bantu tiup, buka matanya" suruh Kila mulai mendekatkan wajahnya pada mata Afnan.
Afnan sedikit berusaha membuka matanya walaupun masih sangat perih.
Pyuhh pyuhh
"Udah?"
"Belum Kil, masih perih" adu Afnan masih merasakan perih dimatanya.
"Yaudah tunggu bentar aku ngambil handuk dulu"
Setelah itu Kila mencelupkan handuk itu ke air dan mengusapkan handuk yang sedikit basah itu pada mata Afnan. Ini lah nasib jika baru pertama kali masak berakhir seperti yang dialami Afnan.
"Udah?" tanya Kila lagi.
Afnan mulai membuka kedua matanya yang sudah sedikit ringan tidak berat dan perih seperti tadi.
'Cup'
"Makasih sayang"
Deg
~•~•~•~•~•~
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
AFSHA |Tamat|
Подростковая литератураAssalamu'alaikum 💞 {Sebelum baca ada baiknya follow akun aku dulu yah dan jangan lupa vote dan komennya} Judul lama : Kaulah Takdirku Nah disini aku bawa cerita baruuu nihh 🎉 Semoga kalian suka yah😊 ~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~• Kejadia...