Part (20)

227 26 0
                                    

Bismillah dulu guys
Happy Reading

Malam harinya Afnan masih merasakan mual walaupun berkurang tidak seperti tadi pagi. Sejak kepergian Kila yang meninggalkannya sendirian di kamar rasa mual itu tidak kunjung menghilang. Afnan hanya bisa pasrah berbaring di kamarnya meredam sendiri rasa mualnya.

Disisi lain Kila keluar dari kamarnya, ia ingin kembali melihat keadaan Afnan yang bisa dikatakan tidak baik saat ia pergi dari kamar cowok itu. Ia mulai sedikit belajar menghilangkan rasa traumanya ketika bersentuhan  dengan Afnan karena bagaimanapun Afnan sudah sah menjadi suaminya. Dan sebenarnya ada sedikit rasa bersalah di hatinya karena meninggalkan Afnan sendirian dengan kondisi yang tidak baik.

Seperti satu hari ini Kila tidak jadi berangkat ke sekolah, ia hanya mempermisikan dirinya dan Afnan melalui sahabatnya Aulia dengan berbagai macem pertanyaan penasaran yang dilontarkan sahabatnya itu.

Sampailah Kila di depan pintu kamar Afnan. Ia mengetuk pintu itu dan setelahnya ia langsung masuk karena mengetahui kebiasaan Afnan yang jarang mengunci pintu.

Saat ia masuk ia sudah melihat pemandangan Afnan yang berbaring lemas di atas ranjang dengan tangan yang memegang minyak. Minyak yang sengaja Kila tinggalkan untuknya. Kila merasa bersalah karena sudah mengabaikan Afnan dalam keadaan seperti ini karena traumanya pada cowok itu.

Dengan sesikit ragu ia berjalan menuju ke arah Afnan dan menyentuh kening cowok itu yang sedikit berkeringat. Afnan yang merasakan sentuhan di keningnya membuka matanya yang terpejam. Ya, sejak tadi ia memang memejamkan matanya untuk menahan rasa mualnya yang tidak kunjung hilang.

"Masih mual?" tanya Kila khawatir melihat sorot mata Afnan yang sayu.

Afnan hanya mengangguk.

Ia sebenarnya sangat ingin meminta pelukan pada gadis di depannya ini. Tapi, Afnan mengurungkan niatnya itu mengingat raut wajah ketakutan Kila tadi pagi.

"Aku panggil dokter yah" ucap Kila meminta persetujuan cowok di depannya.

Gue cuman butuh pelukan lo. Bukan dokter! Batin Afnan menyuarakan keinginannya. Tapi itu semua hanya dalam hatinya ia tidak berani mengutarakan keinginannya itu. Dan akhirnya ia hanya menjawab gelengan pada Kila.

"Yaudah kalau gitu kamu makan dulu yah, aku buatin dulu" ucap Kila akhirnya. Ia semakin khawatir melihat kondisi Afnan yang malah tidak ingin diperiksa. Padahal jika dilihat muka Afnan sudah pucat karena cowok itu sedari tadi selalu mengeluarkan cairan dari muntahnya.

Afnan hanya diam tidak menanggapi Kila. Tiba-tiba rasa mualnya kembali lagi membuatnya hanya bisa terdiam. Kila yang melihat itu langsung beranjak untuk membuat bubur untuk Afnan. Tapi saat ia akan pergi tangan nya di tahan Afnan dengan erat. Ya, Afnan sudah tidak tahan lagi. Ia pun menarik tubuh mungil itu kedalam pelukannya untuk meredam rasa mual yang menghampirinya.

Afnan mulai menikmati pelukan itu seiring rasa mualnya yang berkurang. Sedangkan Kila yang tiba-tiba mendapat pelukan Afnan tersentak kaget. Tubuhnya mulai sedikit bergetar tapi ia berusaha untuk tenang dan menghilangkan sedikit rasa traumanya pada cowok yang tengah memeluknya sekarang.

Hingga 3 menit berlalu akhirnya Kila sudah merasa jauh lebih tenang. Ia seperti mensugesti dirinya sendiri untuk berusaha tenang. Dan yang sekarang yang ia rasakan rasa nyaman dipelukan Afnan. Tubuh Afnan yang bidang seperti menenggelamkan tubuh mungil Kila dipelukan cowok itu. Entah mengapa Kila berinisiatif mengelus punggung tegap Afnan agar membuat cowok itu lebih tenang. Afnan yang merasakan elusan lembut di punggungnya semakin merasa nyaman.

10 menit berlalu Afnan masih merasa nyaman dengan pelukan mereka. Kila mulai sedikit merasa gugup plus malu karena Afnan yang tidak melepaskan pelukan mereka. Ia pun menguraikan pelukan itu karena sebenarnya jantungnya pun sudah berdetak lebih cepat. Entah apa yang dirasakannya sekarang Kila tidak bisa menjelaskan perasaan itu. Yang ia ingin lakukan sekarang adalah pergi dari tempat ini karena takut Afnan mendengarkan degupan jantungnya yang berdetak cepat.

Afnan yang merasakan Kila melepaskan pelukan mereka menatap Kila sedikit kecewa. Ia masih sangat menikmati pelukan itu. Ada perasaan nyaman bahkan sangat nyaman saat ia memeluk gadis itu. Pelukan yang tidak ia dapatkan dari siapapun termasuk Jihan. Ya, Afnan memang pernah berpelukan dengan Jihan selaku pacarnya itu tapi ia tidak mendapatkan rasa nyaman seperti yang ia dapatkan dari Kila. Malah yang ia dapatkan rasa risih karena Jihan yang kadang terlalu banyak modusnya.

"Yaudah kalau gitu aku buatin kamu bubur dulu yah" ucap Kila lalu berlalu meninggalkan Afnan yang kembali duduk di atas ranjangnya.

Ada apa sama gue? Kenapa gue sekarang gak bisa jauh dari dia. Batin Afnan bertanya-tanya.

*
*
*

Selang berapa menit Kila sudah kembali ke kamar Afnan dengan membawakan semangkuk  bubur untuk Afnan. Afnan yang semulanya berbaring mulai duduk kembali dengan dibantu Kila.

"Nih, habisin yah" suruh Kila menyodorkan bubur itu ke tangan Afnan.

Entah mengapa Afnan sedikit kecewa. Ia pikir Kila akan menyuapinya dan ia akan menerima suapan itu dengan semangat. Tapi, melihat gelagat Kila yang benar-benar tidak berniat menyuapinya ia langsung mencap Kila sebagai gadis yang tidak peka.

Afnan menerima mangkuk bubur dari Kila dengan sedikit kesal.

Huh ternyata bukan cowok aja yang gak pekaan. Ternyata cewek juga sama aja. Batin Afnan lagi. Afnan mulai sadar sedari tadi ia selalu menggerutu dalam hatinya. Ia sedikit takut mengutarakan itu semua dan hanya bisa ia pendam.

(Hadehh macem cewek lo Nan)

(Kesel gue Thor, gini banget nasib gue lo buat 😒)

(Haha 😂)

Afnan hanya mengaduk ngaduk bubur yang ada di hadapannya berusaha mengkode Kila agar gadis itu peka.

"Kamu gak suka yah?" tanya Kila bingung karena Afnan yang belum juga memakan buburnya.

"Hm" balas Afnan singkat. Ia benar-benar kesal pada Kila yang tidak peka. Malah gadis itu pekak pada kondisinya.

"Yaudah, kamu mau apa? Kalau ngga aku panggilin dokter aja yah?" tanya Kila polos. Ia bingung melihat Afnan dengan wajahnya yang pucat menahan kekesalannya.

"Huh" dengus Afnan kesal. Akhirnya ia menyendokan bubur itu ke dalam mulutnya dengan kesal.

Afnan sebenarnya tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya hari ini dimulai dari tadi pagi yang mual, menginginkan pelukan dari Kila dan sekarang ingin Kila yang menyuapinya.

Astaga kenapa sebenarnya sama gue! gerutu Afnan lagi-lagi tidak bersuara.

"Yaudah kalau gitu aku solat dulu ya, kamu juga jangan lupa solat" ucap Kila pamit pergi meninggalkan Afnan yang kesal sendiri.  Sebenarnya ia juga bingung melihat tingkah Afnan yang aneh. Dan akhirnya ia memutuskan untuk solat terlebih dahulu.

"Bambang lah! Dasar cewek gak pekaan!!" Kesal Afnan akhirnya mengeluarkan unek-unek nya.

Setelah kepergian Kila Afnan tidak melanjutkan makannya. Ia secara perlahan walaupun masih oleng dikarenakan perutnya yang masih kosong menuju kamar mandi untuk solat. Jika tidak ia lagi-lagi akan di ceramahi oleh istri nya yang tidak peka itu.

Istri ?

TBC

AFSHA |Tamat|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang