Part (8)

332 31 0
                                    

Bismillah dulu guys
Happy Reading

Malam harinya hampir seluruh siswa/i datang ke acara party yang di adakan Jihan di rumahnya. Kelima sekawan itu pun datang. Sebenarnya mereka sangat malas untuk datang tapi demi Afnan dan solidaritas akhirnya mereka pun datang.

"Waahh akhirnya kamu datang beb, kirain kamu ngga mau datang" sambut Jihan bahagia melihat kedatangan Afnan dan 4 sahabatnya yang lain.

Afnan hanya diam melihat pacarnya ini memperkenalkan dirinya pada teman-teman nya yang lain. Sedangkan 4 teman nya yang lain sudah mulai berbaur menikmati hidangan yang disediakan. Lumayan makanan geratis, kalau kata Kevin.

Jihan pun permisi ke belakang sebentar kepada Afnan.

"Kamu mau ku ambilin minum?" tawar Jihan saat ia akan pergi ke belakang.

Afnan melirik Jihan sekilas kemudian mengangguk dan kembali melihat ponselnya.

"Huh" dengus Jihan melihat Afnan yang sangat cuek padanya. Kemudian ia pun berlalu dari hadapan Afnan.

Tak lama kemudian ia datang dengan dua cangkir wine di tangannya. Yap, karena di partynya ini memang menyediakan minuman beralkohol bagi siapa saja yang mau.

"Nih" ucap Jihan tersenyum manis menyodorkan salah satu cangkir ke hadapan Afnan.

Afnan yang melihat Jihan tersenyum seperti itu sedikit curiga, seperti ada yang disembunyikan gadis ini pikir Afnan.

Tetapi ia tetap menerima minuman itu dan meneguk setengah airnya. Jihan yang melihat itu tersenyum tipis.

Tak lama kemudian Afnan mendapat telponan dari mamanya tercinta.

"Halo ma" jawab Afnan

"Halo ma halo ma, kamu dimana!! Pulang!!" suruh mamanya ngegas. Ia pun melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul 10 malam.

"Iya ma, nih Afnan udah mau pulang" balas Afnan malas, ia lagi tidak ingin berdebat dengan mamanya. Dan ini juga lah salah satu sifat yang tidak terlalu disukai Afnan dari mamanya. Mamanya selalu mengatur jam pulangnya.

Setelah mendengar jawaban dari Afnan mamanya pun mematikan sambungan telpon secara sepihak.

"Gue pulang dulu" pamit Afnan pada Jihan

"Loh, kok cepat banget, jangan dulu dong" larang Jihan sedikit panik.

"Ngga bisa, gue pergi" pamit Afnan kemudian berlalu dari hadapan Jihan.

"Mampus gue" batin Jihan berkata-kata.

"Yok cabut" ajak Afnan pada sahabat-sahabat nya yang diangguki oleh ke empat sahabatnya.

Mereka pun pulang dengan motor masing-masing kecuali Afnan yang kali ini membawa mobilnya.

•••

Disisi lain Kila baru saja menutup toko rotinya karena kebetulan hari ini banyak pelanggan yang berkunjung dan juga Laras yang tiba-tiba saja sakit, membuat Kila ikut turun tangan. Ia pun memesan jasa taksi online untuk mengantarnya pulang. Ia menunggu di depan teras toko kue nya.

Tetapi tak lama kemudian tiba-tiba sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat dihadapan Kila. Kila sekilas berpikir itu adalah taksi pesanannya tetapi saat Afnan keluar dari situ pupus sudah harapannya.

"Ayoo ikut!" tarik Afnan tiba-tiba secara paksa.

Kila yang tidak mengetahui siapa cowo yang menariknya mengetahui berusaha memberontak melepaskan cekalan tangannya dari cowo itu.

"Lepass!! Maksud kamu apa!" balas Kila panik.

"Cepatt!!" bentak Afnan membuat Kila terperanjat kaget.

Afnan pun langsung menarik tangan Kila dan menyuruh masuk ke dalam mobilnya.

Setelah Kila masuk, Afnan langsung melajukan mobilnya ke apartemen miliknya.

"Maksud kamu bawa aku apa!! Aku mau turun!!" teriak Kila sedikit ketakutan karena tiba-tiba Afnan menarik dirinya paksa. Ia pun baru menyadari ternyata cowo yang membawanya ini adalah cowo yang sempat bertengkar dengannya tempo hari yang lalu.

"Diam!! Bentak Afnan. Kila yang mendengar bentakan itu seketika diam dengan ketakutan.

Bangsat!! kenapa badan gue panas gini" gerutu Afnan. Entah kenapa tiba-tiba seluruh badannya terasa terbakar.

"Anjing tuh cewe bangsat!" umpat Afnan terus menerus.

Kila yang mendengar gerutuan kasar Afnan makin merasa ketakutan.

"Aku mohon lepasin aku" pinta Kila lirih, ia sudah berpikir yang tidak-tidak.

"Lo harus nolongin gue! Gue gak mau tau!" ucap Afnan memaksa.

Tak lama kemudian mereka sudah sampai dia sebuah gedung yang lumayan tinggi. Afnan pun menarik paksa Kila. Tidak ada lagi kewarasan dalam dirinya. Yang hanya dia butuhkan sekarang pelampiasan untuk menuntaskan hasratnya.

"Kamu mau bawa aku kemana" tanya Kila lirih dengan sudah berurai air mata, mau memberontak pun tenaganya sudah habis.

"Diam anjing!" bentak Afnan pada Kila. Saat ini di mata Afnan semua sudah sama dengan Jihan.

Mendengar hal itu Kila hanya bisa menangis. Ia sudah berusaha memberontak dari cekalan cowo yang membawanya ini, tapi ternyata tenaganya tidak sebanding dengan Afnan.

Afnan menarik paksa Kila ke dalam kamar apartemen nya dan membanting Kila keranjang nya secara kasar.

Kila yang merasa akan ada bahaya yang terjadi pada dirinya mencoba memelas dan membujuk Afnan agar melepaskan dirinya.

"Plisss, aku mau pulang" lirih Kila dengan sesenggukan. Ia sudah benar-benar ketakutan. Apalagi melihat wajah merah Afnan seperti menahan sesuatu yang Kila tahu apa itu.

Afnan yang melihat itu tambah emosi dengan tubuh yang sudah sangat panas. Kewarasan nya seketika hilang entah kemana.

Ia pun menarik paksa hijab Kila membuat Kila menangis histeris. Kila tetap berusaha menahan hijabnya agar tidak tertarik oleh cowo yang ada di hadapannya ini.

"Jangannn... Aku mohon hiks." Kila masih berusaha menahan hijabnya agar tidak terlepas.

"Lepas bangsat!!" Tarik paksa Afnan pada hijab Kila. Ia betul-betul sudah kehilangan akal sehatnya.

"Aku mohon jangan" pinta Kila pasrah masih terus menahan hijabnya.

Afnan yang melihat itu sedikit luluh, tetapi ia tidak bisa lagi menahan hasratnya yang sudah sangat memuncak.

"Gue mohon lo harus nolong gue, badan gue panas banget" balas Afnan sedikit lembut pada Kila.

Tanpa menunggu balasan Kila, Afnan langsung mencium bibir Kila tanpa sepersetujuan gadis itu. Ia melumat dengan kasar bibir ranum Kila.

Kila yang mendapat ciuman mendadak dari Afnan membuat tangisannya semakin mengucur deras. Ia merasa sudah sangat berdosa. Ia sudah melakukan dosa besar yang sangat di benci Allah.

Ia dengan sekuat tenaganya berusaha mendorong Afnan dari atas tubuhnya.

Setelah ciuman panas itu Afnan mulai membuka paksa hijab Kila yang sudah berantakan, seperti hati gadis itu yang sudah sangat berantakan.

Dan yahh... Apa yang tidak diharapkan pun malam ini terjadi diantara kedua remaja itu dengan Kila yang terus memohon untuk dilepaskan.

TBC


AFSHA |Tamat|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang