Part (27)

269 34 3
                                    

Bismillah dulu guys
Happy Reading

"Kamu sudah tau kalau Kila hamil?" tanya Naya sedikit berhati-hati pada anak sahabatnya itu. Naya juga sudah tau Afnan menikah dengan Kila karena sebuah accident.

"Maksud Tante?" tanya Afnan bingung. Pikirannya sudah melayang oleh pertanyaan Kila saat di UKS.

"Jadi gini, Kila sedang mengandung dan usianya sudah 3 Minggu, Tante harap kamu extra hati-hati menjaganya karena itu bisa bahaya mengingat umurnya juga yang masih muda"

Deg. Jantung Afnan berhenti seketika. Apa tadi kata tantenya 'Kila hamil'. Ia tidak tahu harus bersikap apa entah itu senang atau sedih. Tapi, melihat reaksi Kila seperti tadi menandakan gadis itu terpukul akan kondisinya.

"Afnan" panggil Naya menyadarkan Afnan dari pikirannya yang bergelut.

"E-eh iya Tan"

"Kamu ngga papa?" tanya Naya melihat raut Afnan yang seketika berubah.

"E-engga papa Tante" balas Afnan kikuk.

"Yaudah kalau gitu ini obatnya untuk penguat kandungan dan vitamin lainnya" ucap Naya menyerahkan beberapa pil pada Afnan.

Afnan pun menerima pil itu dengan jantung yang masih berdegup kencang.

"Tante Afnan boleh minta tolong" pinta Afnan menatap Naya.

"Iya, apa itu?"

"Jangan beritahu ini pada orangtua Afnan Tan"

"Kenapa, Tante yakin mereka akan bahagia mendengar kabar ini"

"Biar Afnan yang beritahu"

"Ooh baiklah, kalau begitu Tante pergi dulu masih ada pasien yang harus Tante tangani. Assalamu'alaikum" ucap Naya berpamitan pada Afnan.

"Wa'alaikumussalam"

********

"Eungghh" lenguh Kila merasakan pusing di kepalanya.

Afnan baru saja tiba di kamar Kila setelah mengantar tantenya dari depan. Ia melihat gadis itu yang sudah sadar. Sedikit ada perasaan kecewa di hati Afnan melihat Kila yang tidak terima dengan keadaannya dan Kila yang tidak memberitahunya.

"Jujur sama gue Kil, lo nyembunyiin sesuatu kan dari gue?" tanya Afnan berusaha kembali lembut menahan emosinya. Walaupun ia sudah tau ia ingin langsung mendengar dari mulut Kila.

Percayalah menikah di usia muda seperti mereka ini sangat tidak mudah, apalagi mereka menikah hanya Karena sebuah accident. Mereka masih sama-sama remaja labil yang seharusnya menikmati masa sekolah dan dengan teman-teman dan sekarang malah dihadapan dengan masalah rumah tangga. Benar-benar menguras tenaga dan pikiran.

Kila sama sekali tidak mengeluarkan suara. Ia hanya menatap Afnan dengan pandangan yang sulit dibaca.

"Lo gak mau ngasih tau gue, hm?" tanya Afnan lebih lembut lagi. Ia kali ini tidak ingin membentak Kila lagi. Sudah cukup bentakannya tadi yang akan membuat Kila semakin membencinya.

Tanpa diduga air mata Kila menetes. Ia kembali menangis dihadapan Afnan. Afnan yang melihat itu langsung memeluk Kila mengusap punggung gadis itu.

"Sutt, semua akan baik-baik aja oke. Maaf" bisik Afnan tepat di telinga Kila.

Setelah sedikit tenang mereka melepaskan pelukan itu.

Afnan menarik kedua tangan Kila dan menggenggam erat tangan itu.

"Gue mau minta maaf sama lo Kil. Maafin gue gara-gara gue lo jadi gini. Lo bisa pukul gue, gue pantas nerimanya. Tapi jangan benci diri lo sendiri dan anak itu. Gue yakin kita bisa jaga anak itu sama-sama" ucap Afnan lembut memberi pengertian pada Kila. Jujur hati Afnan sakit melihat Kila yang seperti ini. Kila yang ia kenal sebelumnya tidak pernah rapuh seperti ini. Dan itu semua lagi-lagi karena kesalahannya.

"A-aku mau gugurin anak ini" lirih Kila hampir tak terdengar.

Afnan yang masih di dekat Kila tentu saja mendengar ucapan gadis itu. Ia terkejut mendengar ucapan Kila. Kemana Kila yang dulu. Tidak mungkin Kila tidak tahu itu dosa besar membunuh seseorang yang bahkan belum lahir ke dunia.

"Apa?! Maksud Lo apa Kil?" tanpa sadar Afnan menaikkan nada bicaranya.

"A-aku em-masih mau sekolah, aku belum mau menjadi ibu, aku belum bisa" ucap Kila lirih. Pikirannya sekarang sedang tidak jernih. 

"Istighfar Kil!!, Lo pasti lebih paham agama daripadap gue dan itu dosa besar" bentak Afnan frustasi. Ia tahu Kila saat ini sedang kacau hingga pikirannya melantur seperti sekarang. Tapi, ia juga sedikit kecewa pada Kila yang ingin menggugurkan janinnya.

Afnan juga sebenarnya belum siap menerima ini. Tapi ini semua harus ia hadapi konsekuensi dari perbuatannya. Ia tidak sekejam itu untuk membunuh makhluk ciptaan-Nya yang bahkan belum hadir di dunia ini.

Mendengar bentakan Afnan Kila kembali tersadar atas ucapannya. Ia kembali terisak karena merasa sudah terhasut oleh bisikan setan. Perlahan Kila mengucapkan istighfar agar hatinya kembali tenang dan pikirannya tidak memikirkan yang macam-macam.

Afnan yang menyadari itu mengusap lembut bahu Kila dan kembali mendekap gadis itu.

"Tenang, kita udah nikah dan lo tanggung jawab gue. Gue ngga akan biarin lo kenapa-napa." Antara sadar dan tidak kalimat itu lah yang keluar dari mulut Afnan berusaha menenangkan Kila.

Kila perlahan merasa sedikit tenang denagan mata yang sudah berat akibat terlalu banyak menangis. Terbuai dengan usapan lembut Afnan akhirnya ia pun mulai menyelami alam mimpi sementara meninggalkan pahitnya fakta kehidupannya sekarang.

Afnan yang merasakan deru napas Kila yang sudah mulai teratur mengendurkan pelukannya dan membaringkan Kila di ranjang. Entah ide darimana dan sadar atau tidak Afnan mengecup singkat kening Kila.

"Nice dream my wife"

TBC




AFSHA |Tamat|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang