Bismillah dulu guys
Happy Reading"Assalamu'alaikum"
Wanita paruh baya memasuki ruang rawat Afnan.
"Wa'alaikumussalam"
"Eh mama" ucap Afnan dengan cengirannya melihat wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu mendekati brankarnya.
"Kamu ini yah kok bisa sampai gini sih Afnan, buat khawatir mama tau ngga!" omel Aisyah pada putranya yang tampak biasa saja.
"Hehe, maaf kan anak kesayangan mu ini ibunda ratu"
"Mama ngga lagi bercanda yah, Nan"
"Iya mamaku sayang Afnan juga ngga lagi bercanda kok"
"Ah udah deh capek mama ngomong sama kamu ada aja jawabannya" putus Aisyah mengakhiri omelannya pada sang anak. Jika Aisyah masih menanggapi anaknya itu mungkin perdebatan mereka tidak ada hentinya. Bisa dikatakan kedua nya sama saja ada saja jawabannya baik ibu dan anak.
"Oh iya sayang, kamu ngga sekolah, nak?" tanya Aisyah pada mantu kesayangannya itu
"Eng-"
"Ya enggak dong ma, masa aku sakit istri aku sekolah, gadak yang jagain aku dong" sambung Afnan memotong ucapan Kila.
"Iya kan, sayang?" tanya Afnan menoel tangan Kila yang terdiam disisi kirinya sedangkan sang mama disisi kanannya.
"Eh i-iya" balas Kila kikuk. Dan pasti kalian tahu kenapa. Tentu saja dengan panggilan cowok satu itu padanya. Kila benar tidak habis pikir dengan jalan pikir laki-laki yang berada di depannya ini.
Aisyah yang melihat anak dan menantunya itu sedikit tersenyum. Ia bahagia melihat keduanya sudah semakin dekat. Mungkin memang semua ada hikmahnya di balik kejadian yang menimpa kedua remaja yang ada di hadapannya. Dan saat ini Aisyah berdoa di dalam hatinya semoga kedua anaknya ini selalu mendapatkan kebahagiaan. Ya, Aisyah sudah mengganggap Shakila sebagai putrinya sendiri.
"Halah kan ada mama, mangkanya mama datang kesini buat jagain kamu"
"Sana sayang, kamu siap-siap gih ke sekolah" suruh Aisyah sedikit mengkode Kila yang melihat perdebatan ibu dana anak itu. Ya, Aisyah saat ini hanya mengerjai putranya dan ingin melihat reaksi putranya itu.
Sedangkan Kila yang melihat kedipan mata ibu mertuanya sedikit paham dan tersenyum simpul.
"Yaudah kan udah ada mama, kalau gitu aku pergi dulu yah" pamit Kila mengambil punggung tangan Afnan dan menyalim singkat tanda berpamitan.
Afnan yang melihat itu sedikit melongo. Apa-apaan mamanya ini menyuruh Kila pergi sekolah sedangkan ia masih terbaring di ranjang rumah sakit. Tidak tahu kan mamanya itu bahwa saat ini ia membutuhkan istrinya.
"Tetap disini, AKU NGGA IZININ KAMU PERGI" ucap Afnan tegas mencekal tangan Kila yang hendak menuju pintu. Afnan sendiri tidak tahu apa yang ia lakukan saat ini. Memang benar hubungannya dengan Kila mulai membaik tapi saat ini ia merasa ada yang aneh dengan dirinya. Ia mulai merasa nyaman dengan adanya Kila disisinya.
"Loh kenapa, Nan? Kan yang sakit kamu bukan Kila gapapa dong Kila pergi sekolah" ucap Aisyah menatap putranya itu bingung.
"Gak boleh! mama jangan gitu dong" kesal Afnan menekuk wajahnya tanpa melepas genggamannya pada Kila. Saat ini Afnan sudah seperti anak kecil yang mainannya akan diambil.
"Iya kamu kan disini udah ada mama, aku izin sekolah yah entar yang lain pada bingung loh kok kita samaan ngga sekolah" sahut Kila menimpali.
"Kamu beneran mau pergi?" Lirih Afnan terlihat sedih dengan wajah yang ditekuk.
Aisyah yang melihat itu semakin tersenyum. Ia semakin yakin putranya ini pasti sudah memiliki perasaan pada Kila-gadis baik yang sudah ia anggap putrinya. Hanya saja putranya itu belum menyadari perasaan nya pada istrinya.
Kila hanya mengangguk polos dan sedikit menatap kearah mertuanya yang tersenyum.
"Yaudah PERGI SANA!" ucap Afnan kesal akhirnya dengan nada tinggi menghempaskan tangan Kila yang tadi di genggamnya.
"Cieee yang takut di tinggal" goda Aisyah pada putranya itu.
"Udah dong marah-marahnya. Mama sama Kila cuman bercanda" lerai mamanya sedikit terkekeh.
Afnan masih menekuk wajahnya. Ia sekarang benar-benar merasa jengkel pada mamanya. Tega sekali mamanya itu mengerjai dirinya.
"Udah itu muka gak usah di tekuk-tekuk gitu. Oya gimana kondisi putra kesayangan mama ini?" tanya Aisyah akhirnya lembut mengelus kepala Afnan yang masih diperban. Ia sangat menyayangi putranya ini. Ia dan suaminya selalu membebaskan Afnan untuk melakukan apa saja asal ada batasannya.
Afnan hanya diam dengan muka kesal. Kila yang melihat itu sedikit tersenyum. Ternyata di balik seorang Afnan yang cuek, dingin dan suka membentak ada seorang Afnan yang baik, perhatian dan sedikit manja.
"Gak baik tau diemin orang tua. Itu mama nanyak kamu" nasehat Kila mengusap tangan Afnan.
Entah kenapa lagi-lagi Afnan sedikit luluh dengan nasehat dari Kila.
"Baik" balas Afnan singkat.
"Kok singkat banget sama mama?" tanya Kila lagi mendengar jawaban Afnan yang singkat.
Aisyah yang melihat itu sedikit terkekeh. Putranya sudah mendapatkan pawangnya. Melihat Afnan yang menuruti apa nasehat dari Kila.
Afnan yang lagi-lagi mendapat teguran dari Kila menghela napas pasrah.
"Afnan udah mendingan mama ku sayanggg" balas Afnan sudah kembali seperti semula.
"Haha, mama senang deh kamu udah dapat pawang jadinya lebih nurut sama mama"
Afnan yang melihat itu menatap mamanya sedikit kesal plus malu. Sedangkan Kila sudah memerah seperti kepiting rebus.
TBC
Alhamdulillah aku up cerita ini lagi ya
Semoga kalian suka dan terus pantengin cerita nyaMakasih banyak bagi yang masih baca cerita ini
Lop yuu all❤❤

KAMU SEDANG MEMBACA
AFSHA |Tamat|
Fiksi RemajaAssalamu'alaikum 💞 {Sebelum baca ada baiknya follow akun aku dulu yah dan jangan lupa vote dan komennya} Judul lama : Kaulah Takdirku Nah disini aku bawa cerita baruuu nihh 🎉 Semoga kalian suka yah😊 ~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~• Kejadia...