Part (10)

264 27 0
                                    

Bismillah dulu guys
Happy Reading

Setelah Afnan meletakkan Kila diranjang, ia memandangi wajah terpejam Kila yang sembap. Ia lagi-lagi merasa sangat bersalah karena telah memaksa mengambil kehormatan gadis di hadapannya ini. Ia merasa dirinya menjadi orang yang paling bejat. Seumur umur hidupnya baru kali ini ia merebut kehormatan seorang gadis. Walaupun ia badboy and playboy orangtuanya selalu menasehati dirinya untuk tidak terlalu jauh dan sekarang nasi sudah menjadi bubur, ia harus menanggung segala konsekuensinya.

Saat tenggelam dalam pikirannya tiba-tiba Afnan mendengar suara pintu yang di ketuk. Dan ternyata itu adalah putri adik sepupunya. Ia juga sedikit bingung sejak kapan adik sepupunya ini dirumahnya apalagi dengan keberadaan Kila di rumahnya.

"Kak, dipanggil om Farhan" ujar putri memberitahu kakak sepupunya itu. Sebenarnya ia juga sangat merindukan kakak sepupunya, ia ingin bertukar kabar dengan Afnan. Tapi apa boleh buat sepertinya kakak sepupunya itu sedang ada masalah batin putri.

Afnan yang melihat putri tersenyum dan mengangguk, ia sangat merindukan adik sepupu itu nya yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri. Tapi keadaannya tidak memungkinkan untuk ia melepas rindu pada adiknya itu, dan akhirnya ia pun berlalu meninggalkan kamar dengan mengelus pucuk kepala putri.

Afnan pun pergi keruangan papanya dengan jantung yang berdegup sangat cepat, nyalinya seketika menciut. Ia takut kelakuan bejatnya diketahui oleh kedua orangtuanya.

Sampailah Afnan di depan pintu ruangan papanya. Ia sedikit ragu untuk mengetuk pintu yang ada di hadapannya. Afnan pun menarik napasnya dan menghembuskan kembali napasnya, ia melakukannya berulang kali agar dirinya lebih tenang. Setelah merasa cukup tenang ia pun mengetuk pintu itu.

Tok tok tok

"Masuk", terdengar suara papanya dari dalam ruangan.

Afnan pun langsung masuk dengan perasaan yang campur aduk. Ia sedikit takut karena merasakan aura papanya yang berbeda.

"Duduk" titah papanya datar.

Afnan langsung menuruti dengan duduk tepat di depan papanya. Ia sekarang baru sadar bahwa sikap dingin dan datarnya ternyata berasal dari papanya.

"Kemana kamu semalam?" tanya Farhan pada putranya itu dengan datar tetapi tidak menghilangkan nada tegas di pertanyaan nya.

Afnan yang mendengar itu membuat dirinya panas dingin bingung akan menjawab apa.

"E-ee a-aku semalam nginap di rumah Rian pa" jawab Afnan sedikit gugup, ia benar-benar bingung ingin menjawab apa. Jiwa-jiwa bad nya akan hilang jika berhadapan langsung dengan papanya.

"Jangan bohong sama papa Afnan" ucap Farhan menaikkan nada bicara nya.

Afnan yang melihat papa nya sudah seperti menahan emosi akhirnya hanya bisa menunduk.

"Ma-af Pa", gumam Afnan menunduk, ia sudah tidak bisa mengelak lagi jika sudah begini. Jika ia mengelak bisa-bisa papanya akan tambah murka.

"Papa ngga perlu maaf dari kamu!, Papa cuman minta jawaban dari kamu!" bentak papanya lagi.

Afnan hanya bisa diam dan menunduk.

"Jawab papa Afnan!!" teriak papa nya emosi. Farhan sangat kecewa pada anaknya ini, karena dari informasi dokter yang memeriksa gadis semalam yang di selamatkan keponakannya, bahwa gadis itu mengalami trauma akibat pelecehan, dan dari reaksi yang diberikan gadis itu saat melihat Afnan mereka menyimpulkan Afnan lah pelaku dari pelecehan itu. Bukannya Farhan ingin menuduh anaknya sendiri tapi melihat raut wajah Afnan ketika bertemu gadis berhijab itu sudah menunjukkan sedikit bukti.

AFSHA |Tamat|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang