Part (30)

238 29 2
                                    

Bismillah dulu guys
Happy Reading

Sejak kedua orangtua Afnan mengetahui kehamilan Kila mereka sanga bahagia. Terutama mama Aisyah, perempuan paruh baya itu lebih sering mengunjungi rumah mantu dan anaknya.

Dan pagi hari ini Kila dan Afnan berangkat seperti biasa. Tapi Kila merasa ada yang berbeda pada Afnan. ia merasa Afnan lebih perhatian pada dirinya entah itu karena ia sedang mengandung atau apalah ia tidak tahu.

"Lo udah siap?" tanya Afnan lebih lembut dari biasanya.

"Kok malah bengong, heii Kil!"

Afnan menjentikkan jarinya tepat di depan wajah Kila yang membuat sang empu langsung tersadar dan mengerjapkan matanya berkali-kali menambah kesan imut di wajah perempuan berhijab itu.

"Kamu sehat?" tanya Kila spontan.

"Emang gue kenapa?" Afnan pura-pura tidak tahu dan kembali datar dan dingin. Ia sebenarnya tahu kalau Kila bingung mendengar nada bicaranya.

Semalam Afnan sudah memutuskan untuk menjalani pernikahannya seperti mana mestinya walaupun ia sedikit ragu. Tapi ia harus mencoba. Dan juga Afnan tidak melupakan urusannya dengan teman-temannya lebih tepatnya Rian, ia akan menjelaskan pada cowok itu sampai cowok itu. Urusan mereka akan tonjok-tonjokan itu belakangan, intinya ia akan secepatnya memberi tau teman-temannya. Dan hari ini ia juga berniat mengganti nada bicaranya pada Kila yang notabene adalah istrinya. Tetapi melihat reaksi perempuan itu membuat ia sedikit malu dan lebih baik kembali ke nada bicaranya dulu.

"Kamu aneh hari ini" ucap Kila sedikit terkekeh kembali ke aktivitasnya memakai sepatu.

Afnan hanya terdiam mendengar komentar Kila padanya. Afnan merasa malu sendiri.

"Yaudah yok!" ajak Kila sudah duduk tenang di jok belakang motor Afnan.

Afnan yang sedari tadi melamun sedikit kaget lalu ia mulai menjalankan motornya meninggalkan pekarangan rumah.

~•~•~•~•~•~

Sampailah Kila dan Afnan di sekolah yang masih keliatan sepi. Memang mereka berdua sengaja berangkat pagi agar tidak ada yang melihat mereka berangkat bersama.

"Afnan sebenarnya aku masih takut" ucap Kila sedikit berbisik setelah turun dari atas motor Afnan. Ia akhirnya mengatakan unek-unek yang sedari tadi dipikirkannya

"Tenang gak usah di pikirin, gue ngga akan biarin lo diapa-apain lagi sama Jihan ataupun orang lain" balas Afnan lembut tapi tidak meninggalkan kesan datar di ucapannya.

"Kamu tahu?" Kila terkejut Afnan tahu kalau dirinya pernah diganggu oleh Jihan.

"Hm."

"Loh kok?"

"Gue tau semua tentang lo dan mulai sekarang gue akan terus lindungi lo dari dekat ataupun jauh. Jadi lo tenang aj yah" ucap Afnan lembut mengelus pipi Kila. Ia sendiri tidak paham apa yang terjadi dengan sikapnya sekarang. Semenjak melihat Kila yang terlihat rapuh ia menjadi tidak tega pada perempuan yang berada di depannya.

Disisi lain Kila yang mendengar dan mendapat perlakuan itu seketika dirinya mematung. Rasanya benar-benar gugup dengan jantung yang berdegup sangat cepat. Ia terharu diperlakukan seperti ini oleh Afnan walaupun saat ini mereka masih diparkiran sekolah. Bolehkan saat ini Kila baper?

Afnan yang sama sekali tidak mendapat respon dari perempuan di depannya mendengus sedikit kesal. Ia langsung menarik tangan Kila yang masih melongo menatap dirinya.

"Oke, yuk ke kelas gue anter" ajak Afnan menautkan jarinya di antara jari Kila.

Kila yang mendapat perlakuan seperti ini membuat pipinya merona. Ternyata dibalik seorang Afnan yang datar dan kejam ia memiliki sisi romantis.

Tapi saat mereka akan ke kelas terdengar suara seseorang memanggil Afnan dari belakang.

"Afnannn!!!"

Afnan yang merasa namanya dipanggjl menghentikan langkahnya.  Ia pun menoleh ke arah suara tanpa melepaskan tautan tangan mereka.

"Hei bro! tumben lo dateng pagi gini, biasanya tunggu matahari capek mancarin sinarnya baru lo dateng" tepuk Rendi merangkul sahabatnya itu.

"Lagi pengen" balas Afnan kembali ke mode datarnya.

Kila yang melihat adanya sahabat Afnan ingin melepaskan tautan tangan mereka. Tapi tak disangka Afnan malah semakin mengeratkan genggaman nya membuat dirinya hanya pasrah.

"Eh ada lo ternyata, nama lo Shakila kan?"  tanya Rendi baru menyadari keberadaan Kila disebelah sahabatnya.

Kila hanya membalas dengan anggukan dan kembali menunduk. Ia sangat malu sekarang karena Rendi yang melihat tangannya sedang di genggam Afnan dengan erat. Bukannya ia malu karena Afnan hanya saja ia belum siap jika orang-orang tahu tentang dirinya sekarang.

"Lo sepupu Afnan yah?"

Deg

Apa kata cowok tadi? Dia sepupu Afnan. Hatinya sedikit sakit mendengar pertanyaan itu. Apakah Afnan tidak mengakuinya sebagai istri. Ya, ia paham Afnan tidak mungkin mau mengakuinya di depan para sahabatnya membuat dirinya sadar diri.

"Ngga, dia istri gue Ren" potong Afnan menjawab pertanyaan sahabatnya itu.

"Ha?"

Kila yang sedari tadi menunduk mengangkat wajahnya kaget mendengar penuturan Afnan.

Rendi yang melihat itu sedikit terkekeh ia sama sekali tidak terkejut seperti Kila. Ya, ia sudah tau semuanya. Ia lah orang yang melihat kejadian Afnan dan Kila saat di parkiran dan ia juga lah yang melihat Afnan dan Kila saat di UKS. Tapi, ia sedikit kecewa pada sahabatnya itu.

"Lo gak kaget?" tanya Afnan bingung. Padahal ia sudah siap jika sahabatnya itu akan melontarkan beberapa pertanyaan padanya.

"Ngapain gue kaget, haha, gue udah tau semuanya kali" balas Rendi terkekeh.

Kila lagi-lagi dibuat tak percaya oleh dua remaja pria di depannya ini. Ia hanya melihat Rendi dengan tatapan bingung plus malu.

"Gue udah tau semua soal kalian dua, apalagi gue bentar lagi jadi uncle kan?" goda Rendi menaik turunkan alisnya menggoda pasutri yang ada didepannya.

"Lo? Darimana lo tau semuanya?" tanya Afnan semakin bingung. Jujur Afnan sedikit takut kalau saja Rendi mengatakan yang sebenarnya pada yang lain tentang dirinya.

"Hahaha, entar gue ceritain tapi gue sedikit kecewa sih sama lo" balas Rendi kemudian berlalu meninggalkan pasangan pasutri itu dengan pikiran yang sama-sama bingung.

"Oii!! anjirr tuh anak main tinggal aja" umpat Afnan.

Sedangkan Kila yang berdiri di samping Afnan masih diam mematung. Ia takut semakin banyak orang yang tahu tentang dirinya dan Afnan.

Afnan yang melihat raut wajah Kila yang pucat sejak Rendi mengatakan tahu semuanya tentang mereka kembali menggenggam erat tangan Kila.

"Tenang lo ngga usah khawatir, oke" ucap Afnan menenangkan Kila. Ia tersenyum tipis dan mengelus kepala Kila yang terbungkus hijab.

Kila yang lagi-lagi terkejut hanya bisa mengangguk kaku mengiyakan ucapan Afnan.

"Yaudah, ayok gue anter" ajak Afnan kembali menggenggam tangan Kila. Urusan Rendi nanti ia akan menjumpai sahabatnya itu meminta penjelasan dari cowok itu.

~•~•~•~•~•~•~

TBC

Oya kalau ada typo boleh di komen ya teman-teman di setiap partnya
Makasiiii

AFSHA |Tamat|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang