Hi Galuh...

11.6K 1K 92
                                    

aku bergerak panik karena gak tahu saat ini aku harus ngapain? aku harusnya berdiri dimana dan mengucap apa? karena aku salah sedikit aja bisa kena gebog.

"arrrgghhh..." Nanta lagi - lagi mengerang kesakitan sambil meremas sisi kanan dan kiri tiang penyangga bed nya. Aku yang tadi mundur beberapa langkah karena habis dia bentak, langsung bergerak maju lagi dan mengusap lembut keningnya yang udah keringatan. "astagfirullah...  ya Allah..." rintihnya sambil mencengkeram kuat tanganku dengan kedua tangannya.

sakit sih, tapi pasti gak seberapa di banding yang dia lagi rasain sekarang. Aku jadi ingat adik iparnya Tiara yang anaknya sudah mau empat mana jarak nya dekat - dekat banget. si Andra, bocah jago banget bikin bocah. dia tega banget ya lihat istrinya kesakitan gini? tapi aku juga masih pingin nambah sih.

"aduhh.." aku menjenggit kaget karena mukaku kena tabok "aku bilang minta minum!!" semburnya galak. aku bergegas bangkit dan ambil air mineral yang tadi sudah aku sedian. Nanta menatapku udah kayak mau nabokin"maaf sayang.. mas gak dengar tadi. sabar ya? sakit banget ya?" tanyaku sambil mengusap - usap keningnya lagi.

Nanta semakin melotot melihatku "kalau geli aku dari ketawa bukannya teriak - teriak dong mas!!" semburnya dan aku sukses di ketawain dua bidan di kamar bersalin ini. Aku memang minta private delivery suit, supaya nanti dari proses obervasi sampai persalingan di satu ruangan yang sama aja.

gak apa - apa mahal, aku parno karena ini masi pandemic dan semakin mengerikan. 

"masss...." rintihnya kali ini sambil sedikit nangis dan aku kembali dia cakar - cakar. "istigfar ya sayang... sebentar lagi kita lihat Galuh ya?" bisikku dan dia manggut - manggut. alhamdulillah masih inget nurut setelah dari tadi, total hampir lima jam, aku udah kayak jadi sasaran anak panah dia.

di bentak, di tabok, di cakar walau habis itu dia merengek - rengek juga. Mau bilang gemes, ngerti aku di pecut pakai selang infus.

"kita periksa lagi yaa..." sahut salah satu bidan sambil memasang sarung tangan karetnya. Setiap proses ini aku selalu otomatis buang muka. Bukan jijik, tapi ngeri banget lihatnya. "uuggghh..." Nanta langsung memejamkan mata dan menahan sakit yang katanya bikin dia mau muntah setiap cek pembukaan.

"tahan nafasnya ya... eeeh..?" sahut bidannya santai dan tenang banget kayak gak lihat orang lagi kesakitan setengah mati "pecah ketubannya..." sahutnya santai. Aku terbelalak kaget dan sontak berdiri tegak "kenapa sus? ada apa?" tanyaku panik dan bidan itu cuma ketawa "ya gak kenapa - kenapa pak. memang ketubannya bisa pecah lebih awal.." ucapnya sambil ketawa geli lihat aku dari tadi kayak cacing kepanasan.

"yuk kita siap - siap yuuuk udah pembukaan sembilaan..." lalu dua bidan itu bergerak menyiapkan Nanta dan mengganti posisinya menjadi sedikit duduk dan kaki di sangga menjadi mengangkang lebar sekali.

Aku sendiri sampai terkejut lihatnya kenapa posisinya begini? karena selama pandemic memang kami hanya belajar senam hamil ringan - ringan lewat kelas online dan melihat cara pernapasan lewat video juga.

dokter kandungan Nanta sudah di panggil dan dia pun masuk dengan pakaian APD lengkap dan memposisikan dirinya tepat di 'depan' Nanta. Aku meringis melihat pusat kehidupan istriku di saksikan dalam jarak dekat begitu.

"sedikit lagi niih... jangan push dulu ya.. nanti saya kasih tahu kapan push nya... ayo atur nafasnya bu, jangan boros tenaga.." perintah dokter itu dan aku semakin menggenggam tangan Nanta dengan erat.

"bisa ya sayang... bisa... aku disini..." bisikku sambil mengusap - usap kepalanya yang udah basah, gobyos keringat. "sebentar lagi kita di panggil mama sama papa.." bisikku sambil tanganku terus di genggam kuat sama Nanta.

"okeee... kepalanya kelihatan nih... tarik nafasnya dulu...." perintah dokter dan bidan yang mendampingi memberi Nanta instruksi "tiup nafasnyaa..." perintahnya lagi. "tarik lagi..." perintahnya lagi dan Nanta berusaha mengikuti walau nafasnya keputus - putus gak karuan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

semua serba kilat (pandemic love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang