zoom meeting pertama

22.8K 3.2K 125
                                    

seharian aku merapihkan kamar, sampai mama menghampiri kekamar, mengecek suara berisik apa dari tadi diatas. karena memang aku menggeser beberapa furniture, memilah barang - barang gak jelas, agar kamar agak leluasa. aku juga sempat memindahkan rak buku yang tadinya isi buku - buku kuliahku, agar aku bisa meletakan beberapa dokumen kantor disitu. 

alhasil kegiatan rombak kamar ini berlangsung sampai jam makan malam. badan ku rasanya remuk semua. angkat sana, angkat sini. pindah sana pindah sini. aku bahkan terduduk lesu dimeja makan, sambil menyuap pelan makanan. dan mama, manusia yang paling tidak rela, melihat masakannya dimakan tanpa semangat, tentu saja akan mengomel sepanjang jalur kereta api Bandung - Jakarta. 

selesai makan malam, aku langsung merebahkan diri ku dikasur. bukannya langsung terlelap, aku malah susah tidur, karena tubuhku rasanya linu semua. pegal - pegal disana sini. akibat semua barang diangkutin. koyo sudah melekat sempurna di lengan kanan dan kiri, betis dan paha. aku akhirnya baru bisa benar - benar terlelap sekitar pukul 3 pagi. disaat suara ajakan untuk tahajud dari Masjid sudah terdengar. 

*****

aku merasakan sinar yang silau mengusik tidur nyenyak ku. aku menyipitkan mata, berusaha menyesuaikan pandangan. langit ternyata sudah terang benderang. aku meraih ponselku, dan ASTAGA!! sudah pukul 9 pagi, dan jam 9.30 aku harusnya mempersiapkan meeting. aku melompat dari kasur, berlari ke kamar mandi. mandi secepat kilat, mengambil pakaian yang paling pertama terlihat saja lalu kulapisi dengan jacket hoddie. merapihkan tempat tidur, walau aku yakin tidak terlihat dari camera, tapi jaga - jaga saja.

EnviroGroup

Bu Magda : Nanta, kamu belum share Zoom ID nya?

Rio Pradana : dedek Nanta masih pules kayaknya nih, gimana nanti kalau kita udah nikah ya dek?

Mbak Vita : eneg Rio... lagi sarapan nih.

shit..shit..shit... aku belum create Zoom ID dan Password pula. buru - buru kunyalakan laptop, menunggu nya loading rasanya seperti menantikan seorang pria datang melamar. padahal aku belum pernah tau sih, berapa lama waktu yang dibutuhkan, untuk sampai seorang pria melamar pasangannya? haiissh Nanta, fokus .. fokus.

Ananta : Soon Ibu, maaf terlambat.

Rio Pradana : morning cantik, jangan lupa sikat gigi ya :))

aku bergegas menyiapkan zoom meeting, segera membuat meeting room yang nantinya akan bisa digunakan berulang kali. membuat password dan beralih ke group chat ku. aku sudah memindahkan whatsapp ku ke WAweb, supaya gak ribet hp - laptop - hp - laptop. 

Ananta : Meeting ID : 325 817 5608 

                 passcode : FGDENVI05

aku suda standby didepan laptop, sebagai host aku yang akan mengontrol jalannya meeting. satu persatu anggota mulai request untuk dimasukan kedalam meeting. sampai giliran nama keramat yang belakangan jadi topik pembicaraan, Aksa Hananto. aduh kenapa aku jadi nervous dan gemetaran begini, padahal kan emang dia bakalan ngelirik? please deh Nanta. 

layar laptop sudah menampilkan satu persatu wajah mereka, tapi si Aksa Hananto ini hanya nampak kursi kerjanya saja. orangnya entah kemana. 

"Hi... Hi... dedek Nanta, baru bangun yaaaa mukanya masih bengep" seperti biasa Rio akan selalu membuat keramaian dimana saja.

"Resek, bang Rio, enak aja orang udah mandi kok" aku sambil merapihkan anak - anak rambut yang berjatuhan di kening. rambutku ku cepol asal ke atas.

"itu rambutnya aja gak sisiran" sahut Rio lagi "tapi alami, abang suka"

"iiih bang Rio.. udah ah gue gak usah pake video kalo gitu" sahutku.

semua serba kilat (pandemic love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang