BONUS PART 5 ( AKSA)

8.1K 767 23
                                    

Sudah entah berapa kali ku bilang, kan? kalau Rio itu bukan lawan yang bisa dianggap remeh. Kelihatan sekali si Rio ini punya misi terpendam ke Ananta. Basically, aku dan Rio sama saja sih, punya misi terselubung dibalik pekerjaan. Dan Ananta masih bersikukuh menyembunyikan hubungan kami?

Tanpa bermaksud tidak bertanggung jawab pada pekerjaan, aku bahkan rela mundur kalau memang harus aku yang mundur dari pekerjaan ini, karena ada larangan menjalin hubungan suami istri dengan sesama rekan. Toh aku masih punya dua sumber penghasilan lainnya.

Jadi, gak masalah kalau aku segera menikahi Ananta sebenarnya. Hidupnya akan terjamin ditanganku Insha Allah.

Tapi Ananta lebih ketakutan kalau dia yang bakalan disuruh mundur dari group ini. Kalaupun memang iya harus mundur dari sebelum kami menikah, kan tinggal nikah sama aku secepat kilat. Apa susahnya sih? Aku akan menafkahi dia dengan sebaik – baiknya. Dan dia bisa iseng – iseng buka usaha apa gitu? Bisnis – bisnis cantik aja lah, main job nya jadi istri ku yang manis dan gak neko – neko aja. Aku juga bakalan jadi suami yang gak akan berani macam – macam kok sama dia.

Setelah beberapa waktu lalu aku sukses menjatuhkan bom kepadanya, dimana aku membuat nya memilih mau pacaran dulu, tapi sebentar aja jangan lama – lama, atau langsung nikah, Eh, dia malah ternganga karena tidak ada pilihan menolak. Tapi gak apa – apa, aku sekarang merasa memegang kendali.

Eh tapi..

Sesuai dugaanku, gara – gara kami pakai acara bakcstreet ala anak SMA, si Rio jadi nyelonong masuk kan? setelah atraksi saling menawarkan snack di group wa, yang suskes membuat semua peserta tercengang. Aku sih jujur saja, memang sengaja menimpali itu secepatnya, karena aku tahu, Rio pasti akan segera menawarkan diri.

Dan sekarang dia benar – benar sudah berani langsung mengutarakan perasaannya ke Ananta. Untunglah, akhirnya gadis kecil ku ini menyerah. Bagus. Dia memang harus di jinakan secepatnya.

Akhirnya Rio Pradana, terpukul mundur.

****

Sekarang ini, aku sedang duduk berhadapan dengan pria dimaksud. Sebenarnya kami memang hanya memantau perkembangan pembuatan alat saja hari ini. dan membuat report masing – masing, dan seperti biasa tugas mengcompile adalah tugas Ananta.

Bagian ku dan bagian Rio memang sudah terbagi.

Rio dari tadi menyumpal sebelah telinganya dengan earphone, aku pun melakukan hal yang sama. Sesekali dia mondar – mandir dibelakangku, berlagak mengisi air di dispenser tapi sampai berkali – kali. Beberapa kali duduk disebelahku, berjarak tentunya, mengajak diskusi ini dan itu, tapi matanya menatap kearah layar ponselku yang sedang menampilkan foto Ananta sebagai home screennya. Hehehe.

Sepertinya dia mengawasi ku. hmm.. game on.

Aku memang belakangan sedang suka mendengar tausiyah – tausiyah ustad Adi Hidayat, terutama tentang kerukuan berumah tangga. Cara ustad itu berbicara begitu tenang, dan terarah, gak ribet dan mudah di pahami. Membayangkan aku bisa mengobrol asik bersama ustad itu pasti menyenangkan.

Bukan aku sok alim, tapi kan target ku memang menikah dengan Ananta. Jadi aku harus mempersiapkan diri menjadi suami yang shalih. Makanya aku banyak – banyak mendengar tausiyah dari ustad yang terpercaya.

Ini Rio dari tadi melirikku terus – terusan. Sepertinya ada yang ingin ditanyakan tapi tertahan. Apa dia mau ngajak duel berebutan Ananta? Dia benar – benar mengawasi tiap gerak gerik ku dari tadi.

Dari pada duel, mending dia ku undang saja ke akad nikah. Biar dia langsung KO tanpa perlu ku tinju dulu. Karena tinju paling ampuh adalah dengan mengucapkan ..

semua serba kilat (pandemic love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang