DON'T PUSH ME TO GIVE UP

17.1K 2.4K 45
                                    

You ain't my boyfriend (boyfriend)

And I ain't your girlfriend (girlfriend)

But you don't want me to see nobody else

And I don't want you to see nobody

But you ain't my boyfriend (boyfriend)

And I ain't your girlfriend (girlfriend)

But you don't want me to touch nobody else (nobody)

Baby, we ain't gotta tell nobody

"sayang..." tegurnya, aku sedang bernyanyi – nyanyi mengikuti irama lagu Jamie Cullum yang membuat cover lagu dari Ariana Grande, yang baru aku temukan di youtube. Aku hanya suka lagunya, bahkan tidak sadar lirik nya apa, asal mengikuti aja.

"kenapa, pak?" tanyaku sambil melirik ke ponselku, seperti biasa, kami lembur bersama, romantis kan? Heleeeh... yang ada aku berasa 24 jam ketemu atasan.

"mas.. Ananta mas... sampai kapan sih pak terus. Aku kan udah bilang pak kalau lagi kerja aja" ucapnya kesal, aku tertawa melihatnya.

"kok maksa?" tanyaku, sambil melanjutkan bersenandung lagu yang sama.

"Ananta!! Ganti lagunya. I am your boyfriend and you're my girlfriend!!" tegasnya, aku hanya tertawa kecil melihatnya, sambil aku mematikan lagu tadi.

Aku menghela napasku lelah "we've got a lot to talk pak... mas.. maksud aku mas" aku buru – buru mengoreksi begitu melihat wajahnya kereng.

"okay" aku memutuskan untuk tidak bisa menolah 100% keinginannya "let's start with merubah saya – bapak, menjadi aku – mas, gimana?" nego ku padanya, dan tentunya, tidak disambut bahagia oleh yang empunya hajat.

"aku harus yakin dulu, kalau mas Aksa... yakin sama semua ini. kita beda 11 tahun mas.." lirihku.

"any issue?" tanyanya,

Aku menghela napasku lelah, apa aku sebaiknya cerita saja soal Donny?

"I do have issue" aku menatap layar dengan sendu, aku harus menceritakan kisah itu lagi " I do have issue with... a mature guy, who seems promising, protecting, assuring, caring whatever it is"

Mas Aksa ( sesuai perjanjian aku akan memanggilnya mas) memandangku dengan tatapan penuh tanya "then tell me, baby"

"3 tahun, aku pacaran dengan laki – laki ini, sebelum pacaran aku kenal dia 2 tahun, we're friends for 2 years sampai akhirnya kita sama – sama yakin dan memutuskan kalau, we wanted to be more than friends. Semuanya rasanya sempurna, pada tempatnya, as if we could predict the future" aku tertawa getir "dia 5 tahun lebih tua dari aku. Sebagai perempuan, tentunya, aku merasa nyaman, aman. Karena memang aku selalu menginginkan pasangan yang lebih tua. Look, I was born to be the only child, aku gak bohong, aku suka perhatian dan dimanjain. That's what I got from him. Dia manjain aku, sayangin aku, jaga aku. Orang tua ku suka sama dia, mereka berharap banyak dari dia, dan aku juga berharap banyak dari dia, sampai...."

"sampai...?" tanyanya dengan wajah sabar menunggu kelanjutan ceritaku.

"sampai siang itu, dia datang kerumahku, dengan kedua orang tuanya. Nemuin aku dan kedua orang tuaku. Dan..." aku menghela napas kasar "dan ngasih tahu, kalau dia harus menikahi perempuan lain, yang dia hamilin" tak terasa air mata mengalir begitu saja dari mataku, aku menyekanya kasar "and guess what? aku harus nerima berita itu, seminggu menjelang aku sidang. Aku sempat drop, drawn my self into tears. Sadness and brokenheart, perasaan ku gak bisa aku gambarkan dengan baik"

semua serba kilat (pandemic love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang