AKU BILANG JUGA APA

16.1K 2.2K 63
                                    

"Yesterday is history, tomorrow is a mystery, and today is a gift, that's why we call it the present...."

Ucap pria bermasker non medis bertuliskan angka 23 berwarna merah, sambil meletakan dua gelas besar Chatime dan dua kantong Shihlin secara dramatis. Aku terbahak – bahak melihat gayanya seolah – olah mempersembahkan umpeti ke sang ratu, sambil mengutip kata – kata dari Eleanor Roosevelt, the first lady of the former President of the United State, Franklin D Roosevelt.

"gayak luu baaang... Cha time sama Shihlin aja kayak ngasih gue bongkahan berlian, eh btw thank you ya... ganti gak nih?" ucapku pada bang Rio yang sesuai janjinya, datang kerumah untuk mengantarkan kembali camera dan external hardisk kantor. Aku memang bertugas untuk menginventaris gadget kantor, termasuk mengurus kebutuhan laptop,iPad atau tab yang sekiranya diperlukan para team yang baru joint atau berdinas.

"gak usah lah, gengsi abang mau di taro dimana, chatime ama Shihlin kok minta ganti" ucapnya sambil tangannya direntangkan ke sandaran kursi teras, dan satu kakinya di topangkan ke kakinya yang lain, memamerkan Nike air Jordan 5 Retro putih. Jujur saja, kecemburuan mas Aksa pada bang Rio ini memang sangat masuk akal sekali. Ku akui, dia memang keren maksimal. Tubuhnya atletis, kulitnya kuning langsat, dan gaya nya selalu keren, dia termasuk pria yang fashionable tapi tetap maskulin, dan baju apa yang dia pakai selalu jadinya keren.

Pernah naksir? Jujur pernah, aku rasa semua pegawai wanita dikantor, yang pernah bertemu bang Rio pasti pernah naksir. Tapi aku tepis kuat – kuat, begitu aku tahu dia masih suka minum alkohol. Teringat Donny yang terjebak one night stand, setelah menikmati happy hour bersama teman – teman kantornya, dan dia mengaku saat itu dia minum – minuman beralkohol, walau pengakuannya dia tidak sampai mabuk. Bahkan pengakuannya tidak membuat segalanya lebih baik, karena itu artinya dia masih dalam keadaan terbilang sadar ketika meniduri rekan sekantornya itu.

"yaudah, demi harga diri seorang bang Rio ya, saya terima ya ini oleh – olehnya, terima kasih atas donasinya, mungkin bapak berminat bergabung untuk menjadi donatur permanen kami?" candaku, dan dia hanya tertawa menanggapi.

"jadi yang nafkahin aja gimana?" sahutnya, dan aku hanya terbahak – bahak, dan setelah aku terbahak – bahak, aku baru sadar, kalau bang Rio gak tertawa sama sekali.

"ehmm..ehmmm..." aku berdehem berusaha menyudahi kecanggungan ini, aku sudah terbahak – bahak bagai mak lampir, dia malah menatapku lekat – lekat. Perempuan mana yang gak salah tingkah di tatap oleh Rio Pradana.

"udah nih, cuma mau ngasih ini aja?" aku menunjuk dua kantong yang tergeletak manis diatas meja kotak berbahan besi berwarna hijau. Dia membungkuk dan meletakan kantong kertas ukuran sedang, bertuliskan nama sebuah toko perhiasan, dan aku melongok ke isinya.

"gile gue kirain habis borong emas lo.." aku terkekeh, isinya camera dan external hardisk. Dia pun ikutan tertawa, posisinya duduknya masih sama hanya saja sekarang kedua tangannya dilipat didepan dada, semakin meng ekspose otot lengannya. Duh ini kalau mas Aksa tahu, bisa kelar urusannya. Mataku juga kenapa pengkhianat sekali, sudah punya pacar gantengnya gak kira – kira, masih lancang menikmati mahakarya didepanku. Semoga mas Aksa dan bang Rio tidak berteman di IG, karena isi IG bang Rio memang bisa merontokan iman para wanita, bagaimana tidak? Si penggila basket ini, selalu memposting foto – fotonya bermain basket, dengan kostum basket tanpa lengan, mengekspos lengan berotot nya, dan membuat level kegantengannya mendadak meroket. Bisa – bisa mas Aksa memintaku untuk menghapus akun bang Rio dari list follower dan following ku.

Bahkan para pegawai wanita di kantor pernah gempar, karena bang Rio pernah memposting video pada Instagramnya, dia memenangkan kompetisi basket antar NGO, lalu dia melepas jersey nya dan memutar – mutarnya di udara sambil berjoget – joget gak karuan, dan penampakan perut berotot nya sukses jadi santapan mata para wanita – wanita. Dan dia cengengesan saja pas aku ceritakan, kalau perempuan – perempuan dikantor sukses ngeces lihat postingan dia. Dia cuma bilang,

semua serba kilat (pandemic love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang