EPILOG

19.7K 1.2K 28
                                    

"patah hati banget dia kayaknya sama kamu, yang. Begitu dapet cewe langsung di nikahin cepet – cepet. Takut kesalip lagi" bisik mas Aksa sambil menatap layar laptop. Aku duduk disebelahnya duduk sedikit berhimpitan karena kami berbagi camera. Mas Aksa dengan kemeja batik lengan pendek, dan aku gamis dan pashmina. Aku mencubit perut mas Aksa yang mulai menggembil ini dengan gemas.

Mas Aksa melirik kearahku "ini ke kawinan gaya apa? sambil mangku es krim?"

Mas Aksa melirik kearah pangkuanku yang sedang memangku Haagen Dazs strawberry, berukuran 473ml dan hanya untukku sendiri. mas Aksa dari kemarin minta tidak aku kasih. Aku bilang baby G gak bolehin papa minta. Kata mas Aksa 'terus aja jadiin baby G alasan'.

"pingiin..." rengekku dan mas Aksa hanya tertawa sambil mengusap lembut bahuku. "iya..iya.. buat baby G kan? bisa aja mamanya" dia mengecup singkat kepalaku. Kan yang pengantin baru Rio ya, yang mesra – mesra'an depan camera kenapa malah aku dan mas Aksa.

Saat ini kami sedang menghadiri acara pernikahan Rio via zoom. Iya, Rio loh ini yang nikah. Sebuah berita yang mengejutkan di penghujung tahun. Kami sampai spesial mengadakan video call satu group lengkap dengan bu Magda yang tidak percaya Rio melepas maja lajangnya.

Berbagai asumsi dan tuduhan kami lempar ke bang Rio, mulai dari Rio menggolkan gawang lawan sebelum waktunya, sampai Rio patah hati karena aku hamil. Dan tentu saja Rio mencak – mencak, karena selalu tidak di percaya kalau dia sudah tobat. Dia bersumpah serapah, kalau Caca yang notabene anak dari group sebelah dan ternyata tinggal satu komplek dengannya, adalah wanita yang akhirnya bisa mendobrak hatinya.

Sekaligus menguncinya supaya tidak 'nakal' lagi, bahkan mampu menyeretnya ke depan penghulu dalam waktu singkat.

Usut punya usut, mas Aksa ternyata sempat bertemu dengan Rio untuk membahas pekerjaan. Disitu lah Rio bercerita tentang hubungannya dengan Caca ini. dan mas Aksa hanya menyarankan satu hal 'kawinin aja, Yo. Dari pada kelamaan, disamber orang'.

Tidak ku kuduga, Rio benar – benar menuruti saran suamiku.

"sah..." lalu gema hamdalah bergema dimana – mana, dan tentu saja aku dan mas Aksa juga mengucap hamdalah, karena Rio berhasil mengucapkan ijab dan qabul dalam satu tarikan nafas. Padahal semalam kami semua sampai menyusun jadwal khusus, beramai – ramai mengajari Rio untuk mengucapkan lafal ijab qabul dengan baik, karena kami khawatir Rio kalang kabut dan lupa harus mengucapkan apa didepan ayahnya Caca.

"Alhamdulillah fans kamu berkurang satu, mas doain Donny juga segera nikah lagi dan berhenti nge like setiap postingan IG kamu" bisik mas Aksa sambil mengusap lembut perutku yang sudah lebih terlihat hamil ini. sontak aku tergelak hebat, untung saja mic dalam keadaan di mute semua oleh panitia.

Ya Allah aku sudah sukses dia buncitkan begini, masih cemburuan juga dianya. Hanya istri gila yang di anugerahi suami seperti Aksa Hananto dan masih kepikiran selingkuh.

****

Beginilah kehidupan kami sekarang. Aku dan mas Aksa memutuskan kembali ke apartemen, walau sesekali menginap juga dirumah mama dan papa. Karena mama selalu kangen mengurusiku yang sedang hamil.

Alasan kami segera kembali ke apartemen karena kami menginginkan banyak – banyak privacy. Setelah beberapa saat waktu pernikahan kami yang banyak terisi dengan tragedi demi tragedi.

Sejak kepergok papa sedang main cium – ciuman di teras, mas Aksa langsung minta pulang ke apartemen. Karena dia kangen bisa menciumi ku semaunya dimana saja. itu sih alasan utamanya. Haha.. bisa aja si Om ini emang.

Hal pertama yang kami lakukan ketika sampai di apartemen adalah, menggantung frame yang kubuat, yang lampu nya sudah dipasangi oleh mas Aksa. Setiap sore lampunya akan kami nyalakan, jadi seperti ada kelip – kelip cahaya kuning yang hangat. Dan mas Aksa suka sekali berdiri didepan frame itu sambil memandangi satu per satu foto – foto itu.

semua serba kilat (pandemic love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang