WAKTU-USAHA-DAN BUKTI

10.2K 1.4K 41
                                    

"bapak minta maaf" ucap laki – laki berusia 60 tahunan didepanku yang tiba – tiba muncul di apartemen kami lagi. Tiga hari setelah pertengkaran sengitku dan mas Aksa, bapak akhirnya muncul. Yang aku yakin ini adalah atas permintaan mas Aksa. Bapak tidak tampak baik – baik saja, wajah tuanya tampak lesu dan banyak pikiran. Aku tidak tega melihat kondisi bapak. Bagaimanapun aku sayang pada bapak dan mbak Astrid. Mereka sudah sangat baik memperlakukanku.

Aku ingat dua hari yang lalu, aku sempat meminta mas Aksa memulangkanku baik – baik kerumah orang tuaku, dan yang kudapatkan adalah bentakan kerasnya yang memintaku untuk diam dan tutup mulut. Aku berjenggit ngeri melihat kemurkaan mas Aksa. Aku tidak menyangka mas Aksa bisa semurka itu. Aku sempat terpikir untuk minggat kerumah mama, tapi jelas gak mungkin. Bahkan mas Aksa sudah 3 hari ini tidak beranjak sedikitpun dari ruang apartemen ini. seolah dia mengawasi setiap pergerakanku dan tidak akan membiarkanku melangkah sejengkalpun dari pintu utama. Bahkan dia melarangku buang sampah ke pusat pembuangan dibawah.

"semua salah bapak" sambung bapak lagi, yang wajahnya tidak kalah kacaunya dengan anaknya. "dulu bapak pikir, karena Ibu itu adalah wanita ningrat, anak orang kaya, hidupnya selalu dipenuhi keinginannya, jadi bapak harus melakukan yang sama untuk membahagiakan Ibu. Jadi bapak juga yang mengembang biakan sifat arogan dan semena – mena Ibu. Gak ada keinginan Ibu yang bapak gak turutin.,

Ditambah, obsesi Ibu yang selalu ingin mempertahankan kedarah biruan keluarganya. Ini sebenarnya seperti lingkaran setan, setiap Ibu berkumpul dengan keluarganya, selalu yang dibahas adalah, apakah calon dari anak – anak mereka itu berdarah biru? Apakah kalangan petinggi? Pesohor?.,

Bahkan kalau mereka sampai ada yang menikah dengan orang biasa, tidak perduli se sukses apa mereka, tetap di bilang bukan dari kalangan mereka. padahal diluar lingkarang keluarga Ibu, yang notabene juga berdarah biru, banyak yang menikah dengan orang dari luar kalangan ningrat – ningrat itu. Dan rumah tangga mereka bahagia saja." bapak tertawa getir

"sebenarnya gak semua keluarga Ibu kayak gitu, tapi kebetulan kakak – kakak dan orang tua Ibu seperti itu. Memalukan katanya kalau ada anak keturunan mereka yang menikah dengan yang tidak sederajat mereka. dan setiap kumpul pasti akan di kucilkan dan di sindir – sindir.,

Disitulah awal mula Ibu di promosikan Nining oleh kakak nya Ibu. Dan ternyata Ibu nya Nining bersahabat kental dengan Ibu akhirnya. Semakin gencar lah Ibu menjodohkan Aksa dengan Nining.,

Ibu gak percaya kalau Nining itu liar diluar sana. Bapak akui memang didepan kami, Nining bisa membungkus dirinya yang asli dengan rapih. Dia kelihatan bertata krama dan berkelas. Yah salah Aksa, dari awal kenapa pakai tutup – tutupin kelakukan Nining? Pakai jadi martir segala bilang dia yang naksir cewe lain.,

Nining juga obsesi sama Aksa, dia tahu Ibu pingin banget dia jadi istri Aksa, makanya dia pepet terus Ibu, dia ambil hati Ibu habis – habisan, dia hasut pikiran Ibu. Main kerumah, masak, nginap, anter Ibu kesana kemari, kasih – kasih masukan buat bisnis batik keluarga Ibu macam – macam lah. Dia terus bikin Ibu jatuh cinta sama dia, dan hasut Ibu habis – habisan tentang pacar – pacar Aksa.,

Bahkan ada salah satu mantan kekasih Aksa yang memiliki rumors hubungan dia dengan pria beristri. Langsung dia sampaikan ke Ibu dengan dibumbui tentunya. Sontak Ibu langsung meradang luar biasa.,

Bapak sendiri bingung siapa diantara mereka sebenarnya yang gak waras. Nining atau Ibu atau dua – duanya?

Bapak selalu ingatkan anak – anak jangan sakiti perasaan Ibu, tapi lama kelamaan Ibu jadi gak mikirin perasaan orang lain. egois Ibu semakin menjadi – jadi"

Bapak menjeda penjelasannya, dia menatapku penuh prihatin. Aku bahkan hanya bisa menunduk sambil menangis terisak – isak. Penjelasan bapak gak membuat semuanya menjadi baik. Aku sendiri gak tahu apa yang bisa membuat keadaan ini menjadi lebih baik. Aku gak bisa melihat jalan keluar. Bapak saja, yang sudah mendampingi hidup Ibu selama puluhan tahun, tampak frustasi menghadapi Ibu.

semua serba kilat (pandemic love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang