FIND MY WAY BACK HOME

13.7K 1.3K 25
                                    

Hari demi hari terlewati, sambil aku dan mas Aksa mengharapkan berita baik. Setiap kali mas Aksa menjalani tes dan hasilnya masih positif, rasanya hatiku hancur. Ada sedih, tapi harus tetap bisa optimis. Dan ternyata, berjuang untuk optimis itu susah ya. tapi harus. Sampai akhirnya hari sudah bergulir ke hari ke 25 mas Aksa dirawat.

Ini gila, ini benar – benar gila. Kalau aku yang menunggu pulang saja rasanya frustasi, lalu bagaimana dengan mas Aksa yang dirawat? 25 hari dirumah sakit ditambah kepergian mas Aksa selama 4 hari, total 29 hari kami terpisah. Memang tidak ada apa – apanya dibandingkan pasangan long distance marriage diluar sana, yang sekarang semakin terpisah jarak karena sulitnya transportasi dan penerbangan untuk mereka bisa pulang mengunjungi keluarga.

Tapi aku tidak bisa bohong, aku sudah gak tahan lagi. aku gak sekuat mereka. Aku pingin suamiku cepat pulang. Aku ingin suamiku.

Wanita hamil mana yang ingin menjalani hari – harinya jauh dari suami? Pasti inginnya bergelung manja dan meminta ini dan itu. Yah, walau keinginanku masih di turuti mas Aksa. Tapi aku belum berterus terang perkara kehamilanku padanya. Pingin rasanya melihat mas Aksa dengan sadar menuruti ngidamku. Memanjakan karena tahu aku hamil.

Aku ingin dia segera pulang, dan aku bisa mengabari berita kehamilanku. Aku bahkan sudah menyusun album foto walau isinya baru 3 lembar foto USG saja.

Boring. Itu yang aku rasakan. Ditambah aku masih harus diam dikamar tidak naik turun tangga. Aku akhirnya membongkar laptop ku dan membuka file pictures ku. mencari – cari apa saja yang bisa ku kumpulkan. Mengingat waktu pacaran kami yang super singkat, langsung lamaran langsung menikah. Ternyata kami pasangan yang cukup rajin berfoto. Entah itu screen capture video call kami, atau foto – foto yang iseng kami ambil ketika kami sedang gak tahu mau berbuat apa di apartemen.

Mulai dari foto mas Aksa yang sedang tidur yang diam – diam ku ambil, dan ternyata dia balas dengan mengambil foto ku yang sedang tidur juga. Mas Aksa yang diam – diam memoto ku yang sedang menyuapkan kripik kentang dengan mulut menganga lebar. Dan ku balas dengan fotonya yang sedang nyureng menatap laptop, dan sialannya kok malah ganteng. Balas dendam langsung gagal. Jadi aku berusaha mengambil foto lain yang dia bisa kelihatan agak jelek. Akhirnya fotonya sedang jongkok, singletan doang sama celana pendek belel, didepan lemari es mencari cemilan.

Aku mengeluarkan mesin printer ku yang untungnya masih berfungsi dengan baik. Aku memesan kertas glossy dan tinta secara online, berikut beberapa peralatan untuk membuat handy craft lainnya.

Berhubung aku gak boleh banyak gerak, dan harus banyak beristirahat. Jadilah aku iseng mencetak foto – foto koleksi ku itu. Aku akhirnya menyusunnya diatas selembar papan triplek tipis dengan lem tembak, dan beberapa hiasan lainnya. Aku akan membuat photo collage dan ku hiasi dengan berbagai ornamen di pinggirnya. Pinginnya sih ku tambahi lampu kecil – kecil di pinggirnya jadi kalau malam bisa di nyalakan.

Tapi kayaknya bagian itunya nunggu mas Aksa aja. Aku sudah mencoba mempelajarinya berkali – kali tapi masih gak paham juga. Yang penting sudah ku beli dulu bahan – bahannya. Dari pada malah jadi koslet.

Sudah 3 hari aku mengerjakan frame ini, aku memang tidak mau ngoyo. Kalau aku sudah lelah aku akan istirahat.

Aku tersenyum puas melihat bentuknya yang semakin terlihat. Aku juga membeli hiasan dari kayu tipis berbentuk jendela – jendela kecil. Yang ditengahnya bisa di tempeli foto. Aku memberi 6 buah untuk ku tempelkan di bagian paling tengah frame ini. khusus untuk foto yang berjendela, akan aku tempel foto mulai dari perjumpaan pertama ku dan mas Aksa.

Oke, aku ngaku, pertama kali mas Aksa mengajak ku video call aku memang meng capturenya. Aku gak pernah bilang aku gak naksir dia kan? aku memang naksir dia dari pertama kami berkomunikasi. Hanya saja, waktu itu aku naksir sebatas fisik aja. Walau agak takut – takut juga, jaga – jaga dia suami orang. Karena status single nya waktu itu masih ambigu. Percaya gak percaya dia single. Mengingat dia terlalu mustahil masih single.

semua serba kilat (pandemic love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang