DON'T STOP ME

19.5K 2.3K 50
                                    

Dia pulang meninggalkan kebingungan padaku. Aku membuka laptop dan berusaha melanjutkan pekerjaanku, dan hasilnya? Blank.. aku blank. Jadi bagaimana ini urusanku dan pak Aksa kedepannya?

Aku sayang kamu, aku cuma mau kamu tahu itu

Itu terus yang terngiang – ngiang dikepalaku. Mana mungkin dia jatuh cinta padaku, ini gak masuk akal. Aku akhirnya memilih untuk mandi sore saja, mengguyur sekujur tubuh dengan air hangat, siapa tahu, aku dapat wangsit ketika mandi, harus berbuat apa pada makhluk ganteng membingungkan dan menyebalkan bernama Aksa Hananto.

Aku selesai mandi, lalu turun untuk ikut makan malam dengan kedua orang tuaku. Ketika aku turun, papa dan mama sudah berada dimeja makan. Aku bergabung bersama mereka, mengambil nasi dan beberapa lauk pauk.

"jadi atasan mu Aksa Hananto, anaknya pak Prama Hananto?" tanya mama, sambil meladeni papa makan. Aku hanya mengangguk. "mama juga lupa anaknya yang mana sih, ingetnya cuma anaknya yang perempuan, cantik banget anaknya yang perempuan" iyalah ma, yang cowo juga ganteng banget.

"udah nikah dia?" sambung mama, aku hanya menggeleng sambil menyuap, gak mungkin kan aku jawab, tadi itu datang mau bilang sayang sama aku ma. Bisa pingsan mama, aku di taksir pria 35 tahun.

"udah berapa lama jadi boss mu?" tanya mama lagi, aku menelan makananku. "baru juga 1.5 bulan ma, dia new hire, buat dampingin bu Magda, status nya juga konsultan, karena basically dia dosen, jadi gak bisa fulltime di luar"

"pak Prama itu orang nya luar biasa baik, sama seluruh anak buah perhatian. Kalau istrinya, mama kurang tahu sih gimana, jarang ngobrol orangnya, ada yang bilang sih sombong. Tapi gak tahu juga, kan waktu itu udah tinggal 1 bulan lagi ya pa, masa tugasnya pas kita sampai London?" mama duduk disamping papa, gilirannya melayani dirinya sendiri.

"tapi kok belum nikah ya yang Aksa? Seingat mama, anak – anak mereka tuh udah matang – matang usianya" dalam hatiku, kematangan ma.

"apa playboy ya, Ta? Jadi gak mau nikah?" tanya mama, dengan mata membelalak mencari konfirmasi yang tepat atas kelajangan seorang Aksa Hananto. Aku sontak tersedak nasi, mendengar asumsi pak Aksa playboy. Padahal kemungkinannya memang besar kan dia playboy? Mantannya model, artis gitu – gitu.

Aku menuntaskan makan malam, dan kembali ke kamar. Aku ingin melanjutkan menyelesaikan susunan MoM yang masih belum kurampungkan, dari meeting tadi pagi. Aku mengecek ponselku, ada 3 missed calls dari pak Aksa.

Aksa Hananto : kamu dimana? Kenapa telepon aku gak diangkat?

Aksa Hananto : udah makan belum? Kamu masih marah?

Aksa Hananto : kabarin aku ya... please...

Nah, kalau udah begging gini kan gimana aku gak luluh ya? apalagi kalau ingat tadi dia senyum sambil buka masker sebentar. Ck... lemah kau Ananta.

Me : habis makan malam, sama mama papa, bapak... ada apa?

Dalam hitungan ke tiga dia akan melakukan video cal... 1..2...3... remember me, Though I have to say goodbye, Remember me, Don't let it make you cry, For ever if I'm far away, I hold you in my heart, I sing a secret song to you, Each night we are apart. Suara ponselku langsung membahana, benar kan tebakanku.

"hallo.." sapaku berusaha datar, eh aku memang harus datar kan? Kedatangan dia tadi siang, pernyataan perasaannya, kan gak menyatakan apa – apa kan? Dia gak minta kita jadi sesuatu. Jadi buat apa aku excited?

"Hi babe..." sapanya juga, babe loh... agak GR juga, tapi ada ganjalan, karena kan kita bukan apa – apa? dan aku gak mau terlibat cinta – cinta'an sama dia. Kalau dia udah bosan, terus nasib ku gimana?

semua serba kilat (pandemic love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang