Zoom meeting kedua

21K 3.2K 99
                                    

 Pagi ini, aku tidak lagi kesiangan. Aku mengenakan blouse lengan pendek, hanya saja bawahnya tetap celana katun hello kitty rumahan dengan panjang sepaha. Badanku rasanya kurang fit, beberapa hari tidak terkena sinar matahari. Baru juga beberapa hari, karantina mandiri dilaksanakan, rasanya sudah bosan luar biasa.

Biasa beraktifitas tinggi, tiba – tiba lingkup pergerakan hanya sebatas kamar, ruang TV, dapur, teras paling mentok halaman sampai ke pagar. Rumah ku juga tidak sebesar, rumah – rumah konglomerat yang lengkap dengan kolam renang, yang mungkin masih banyak hiburan didalamnya. Rumah ku, rumah ayah ku tepatnya, biasa – biasa saja luasnya.

Sebenarnya supermarket masih buka, tapi aku berusaha untuk tidak keluar rumah, kalau memang tidak ada urgency nya. Aku mengajak mama, untuk lebih banyak menggunakan sistem pembelian online. Meminimalisir, pergerakan keluar rumah, terlebih, masyarakat masih panik, supermarket masih mengular antriannya. Kecuali supermarket – supermarket kelas premium seperti Farmers Market atau Ranch Market.

Aku kemarin memesan sebuah meja laptop yang cukup tinggi, tapi bahannya ringan, ada roda dibawahnya, lebar nya juga hanya cukup untuk sebuah laptop 14inch dan segelas mug saja. meja ini sepertinya akan fungsional, kalau – kalau aku ingin berpindah – pindah lokasi bekerja dirumah ini. aku bisa pesakitan lama- lama kalau terus – terusan didalam kamar.

Apalagi meeting selalu dilaksanakan antara pukul 9 sampai 11 siang. Sedangkan itu, jam terbaik untuk berjemur dibawah sinar mentari pagi. Apalagi aku ada sedikit alergi.

Hari ini aku memutuskan untuk zoom meeting sambil duduk di ayunan gantung di balkon kamarku. Ayunan yang digantung di langit – langit rumah, berbentuk seperti telur, kalau pagi area ini disinari sinar matahari cukup banyak.

EnviroGroup

Ananta : Meeting ID : 325 817 5608

passcode : FGDENVI05

Rio Pradana : semangat banget dedek Nanta, gak kesiangan lagi ya hari ini?

Ananta : bawel ya....

Mbak Vita : Jomblo banget sih Ta, jam segini masih kelonan kali.

Ananta : buset!! Jam setengah 9 ini mbak... bawel ah, jam 10 gak ngumpul gue off meetingnya.

Rio Pradana : ngambeeek... sabar ya sayang, abang dandan dulu, sambil nunggu gojek bubur ayam.

Ananta : Jones detected, sarapan aja kudu gojek, gak ada yang masakin banget bang :D

Rio Pradana : kamunya, jual mahal mulu.

Ananta : maaf bang, you're not my type :p

Pak Sofyan : type nya Nanta, emang yang kayak gimana?

Ananta : yang matang, husband material dan body pelukable.

Pak Sofyan : kulitnya suka yang sawo matang, apa putih?

Ananta : putih, biar anak gue kayak bule pak. Kasian kalau kayak emaknya :))

Pak Sofyan : kok kayak ciri – cirinya @ Aksa Hananto ya?

Ya Tuhan... di tag banget orangnya sama pak Sofyan, emangnya ciri – ciri yang aku sebut tadi, itu semua ciri – ciri nya Aksa? Aku kan mana tahu, dia husband material, atau playboy kelas kakap? Body pelukable sih, aku akui sih emang iya. Hasil ikutan mbak Vita kepo in IG nya yang gak di lock itu semalam. Pede banget lo dia, IG nya gak di lock. Apa dia semacam selebgram ya? mana hobby nya surfing di Bali sampai Australia gitu, foto – foto nya shirtless, astaga Zinah mataku sudah.

Sudah jam 9 lewat, aku menyesap teh hangat setelah selesai sarapan dibawah. Dari pada ada tragedi aku di cekoki didepan camera lagi. Aku duduk di ayunan ku. melipat kedua kaki ku bersila diatas ayunan ini. ayunan ini tidak terlalu bergoyang – goyang. Laptop sudah standby dari tadi, aku menikmati hangatnya mentari pagi, sambil menyesap perlahan teh manis hangat ini. aku juga sudah membawa beberapa cemilan, hello panda.

Iya, aku masih menyukai ciki – cikian dan hello panda.

Aku melirik sekilas ke arah laptop, aku melihat nama Aksa Hananto disitu, aku melirik ke sudut kanan bawah laptop, ini bahkan baru jam setengah 9, kan meeting jam 10? Yasudah aku admit saja, mungkin dia hanya mau join dulu sambil nyambi kerjain yang lain. kan kemarin juga gitu. Aku click admit, lalu kembali menikmati teh hangat ku, tanpa melihat lagi ke arah laptop. Aku masih ingin menikmati siraman sinar matahari ini.

"kok bengong?" tiba – tiba suara yang menggetarkan jiwa itu menyapa. Aku sontak terperanjat, dan refleks menurunkan kaki ku dari ayunan, padahal gak kelihatan juga.

"eh pak Aksa, kok udah join aja jam segini" lah kan aku yang accept ya, kenapa aku yang tanya.

Dia terkekeh geli, hari ini dia pakai kaca mata baca, minta di garuk banget mukanya. Dia meminum entah apa dari gelas mug nya "kan kamu yang accept" jawabnya enteng.

Aku hanya bisa cengengesan, merutuki kebodohan ku.

"udah sarapan Nan?" tanyanya dengan suara nya yang ... haduuh... dengkul lemes. Bisa gak sih, suaranya jangan gitu – gitu amat?

"udah pak, bapak udah?" dih kenapa, suaraku juga jadi sok manis gini? biasa juga sama Rio udah kayak petasan banting. Dia tersenyum sambil mengangkat piring berisikan nasi dan lauknya.

"lagi sarapan" jawabnya sambil terdengar suara klentang – klenting sendok beradu dengan piring. Aku berusaha mengamati latar belakang ruangannya. Sebenarnya dia tinggal dengan siapa?

"anak – anak pada home learning juga ya pak?" tanyaku basa – basi, yang sebenarnya BASI. Karena semua juga tahu dia SINGLE.

Dia malah tertawa mendengar pertanyaanku, meneguk air dari botol ukuran 1L berwarna hitam bening, pasti beli di Ace Hardware, karena itu botol sejuta umat. "anak siapa?" tanyanya sambil menyuapkan makanan lagi.

"ya anak bapak lah, masa anak tetangga di urusin, sedekah amat hidupnya" jawabku asal, kali ini aku duduk menghadap laptop. Tidak menyamping seperti tadi.

Dia malah terbahak – bahak "emang saya kayak udah bapak – bapak banget ya?"

"udah umurnya punya anak tapinya kan?" aku masih berusaha mengorek kebenaran, sebenarnya buat apa juga aku memastikan statusnya benar – benar single? Kalo single juga kenapa Ananta? Emangnya dia mau???

"umur sih iya, tapi sayangnya nasib nya belum" jawabnya ambigu, ngeselin nih laki.

"yah, sabar pak, rejeki orang beda – beda. Mungkin bapak sama istri, masih disuruh pacaran versi halal. Kan enak pak pacaran versi halal" jawabku sambil meminum teh ku lagi.

Dia tersenyum "suka ya Nan, pacaran yang halal?"

"ya suka lah, gak pake dosa – dosa'an. Udah cape sama yang dosa – dosa, belum kalo cuma di PHP in doang" lah curhat gue.

"curhat nih? Baru patah hati kayaknya ya?" dia menggoda ku, ternyata dia orangnya seru juga diajak ngobrol. Walau kode – kode nya, om – om banget.

"sok tahu" aku mengerucutkan bibirku, dia terkekeh mendengarnya.

"yang sok tahu itu kamu, istri – istri, orang saya belum punya istri" ucapnya sambil tersenyum manis banget, tatapannya berjuta arti, kali ini boleh GR dong, karena lagi cuma berduaan, walau aku tahu, waiting room udah rame Rio dan lainnya.

"saya accept yang lain dulu pak" dari pada aku salting gak karuan, mending buruan accept yang lain. lalu wajah mereka mulai bermunculan satu per satu.

"ck... kalian ganggu saya berduaan aja sih sama Nanta, gak bisa nanti – nanti aja apa joinya?" ceplos pak Aksa, yang sukses membuatku terperangah.

"waaaa... jadi dari tadi kita dibiarin layar laptop nya ada tulisan 'please wait the meeting host will let you in soon' ternyata lagi asik berduaan.... parah Ananta"

Sorak – sorakan bersautan, si pria bernama Aksa malah cengengesan gak berdosa, sementara aku sibuk menghalau serangan bertubi – tubi dari para mulut ember ini. 

semua serba kilat (pandemic love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang