semua serba kilat (pandemic love story)

MASIH COBAAN DARI IBU

Bapak belakangan ini jarang muncul lagi di apartemen kami. terhitungnya sejak tragedi Ibu menelpon ponsel ku dan menuduh macam – macam itu. Ibu pikir ini semacam tayangan sinetron kali ya, di mana menantu menggoda mertua lelaki. Ya gila kali gue. Tapi melihat sikap Ibu, memang cocok sih kalau dijadikan salah satu tokoh dalam sinetron.

Sudah lebih dari seminggu ini bapak gak muncul, aku pun malas menanyakan. Lebih baik aku memelihara suasana tenang ini dulu. Walau ada rasa penasaran yang jujur saja menggelayuti.

Mas Aksa sejak pagi mengurung diri dikamar kerjanya, kamar kerja plus – plus sebenarnya. Eh jangan mikir jorok dulu. Karena ini adalah kamar dimana dia leluasa melakukan segala aktifitas dan hobby kelaki - lakiannya.

Kalau ( lagi – lagi) mengutip lines dari Anastasia Steele dan Christian Grey,

"this is my play room"

"what? like you X-Box and stuffs?"

Terus christian grey membuka pintu dan Ana nya terperangah karena ternyata isinya.... silahkan cari tahu sendiri, aku gak mau cerita disini takut ada yang masih dibawah umur.

Aku pun pertama kali membuka playroom ini terperangah. Karena isinya adalah meja kerja lengkap dengan rak buku yang isinya sudah penuh. TV flat yang layarnya bahkan lebih lebar dari pada yang diruang TV, menempel di dinding, karpet lengkap dengan bantal – bantal empuk nya, X-Box, Nintendo Wii, Playstation berbagai seri, sampai guitar heroes jaman baheula. Bahkan aku gak ngerti perbedaan dari berbagai macam mesin permainan itu apa sih? Bukannya intinya cuma permainan game konsol yang di pencet – pencet tombolnya? Juga koleksi gitar beneran bermerek fender berbagai jenis yang aku sendiri baru tahu dia bisa main gitar. Tumpukan CD games nya juga ada disitu, yang jumlah membuatku mengurut dada semoga kelak ini gak memakan jatah uang belanja susu anakku. Menurut pengakuannya ini tadinya semua di ruang TV depan, tapi karena menyambut kedatangan istri, semua dia singkirkan kedalam ruang kerjanya. Oh iya.. gak lupa sound system nya, katanya biar kalau main tembak – tembakan, beneran debum – debum gitu suaranya.

Jangan sedih, 1 bulan menikah aku udah entah berapa kali pasrah dia ngumpet disitu, walau masih ingat waktu. Yang penting masih ingat istri, karena masih untung punya suami hobby nya masih barang, dari pada yang hobby mengarah ke mainin anak orang? Amit – amit.

Setahuku mas Aksa pagi ini gak ada jadwal meeting, dia hanya bilang harus review beberapa skripsi mahasiswanya. Jadi dia memilih bertapa didalam ruang kerjanya, memang selalu seperti itu kalau dia butuh bekerja extra konsentrasi.

Jujur, membayangkan mas Aksa jadi dosen itu, bikin aku rasanya pingin jadi mahasiswi lagi. Heran dulu jaman aku kuliah kenapa aku gak nemu dosen semacam mas Aksa ya? padahal aku termasuk mahasiswi yang rajin kuliah loh. Jadi hampir semua jenis dosen aku kenal di kampus. Tapi tetap gak nemu yang seperti mas Aksa. Coba dulu dosen – dosenku sejenis mas Aksa, aku yakin gak ada kuliahpun aku akan setia datang kekampus.

Sudah kurang lebih 3 jam sejak jam 8 pagi tadi mas Aksa mengurung diri dikamar kerjanya. Suasananya juga hening sekali. Aku mulai bosan dengan kesendirian ini. menganggur dan memegang teguh prinsip #dirumahaja itu berat ternyata. Aku yang biasa sibuk dan wara wiri sana sini, sekarang stuck gak ada kerjaan.

Aku iseng masuk kedalam ruangan kerja mas Aksa, suasana hening banget gak ada suara apa – apa bahkan suara ketikan aja gak ada. Aku yang hari ini merasa bebas karena gak bakalan ada bapak, hanya memakai kamisol berbahan satin dan celana pendek padanannya yang panjangnya bahkan ga sampai setengah paha. Mumpung dirumah aja berdua suami kan?

"pak doseeen...." panggilku dengan nada manja dan sedikit... ehm... nakal.

Mas Aksa yang kaget langsung menoleh dan menutup kasar laptopnya. Menatap ku tajam, dan aku kaget setengah mati. Kenapa dia bereaksi seperti itu? Aku malah sempat curiga, heningnya ruangan, dia pakai earphone dan layar laptop yang langsung ditutup kasar? Dia sedang video call dengan siapa? Atau dia nonton....