MASIH INGAT GAK BABY GIRL?

19.9K 3K 106
                                    

Semalam akhirnya hujan, dan aku lupa mengecilkan AC karena aku sudah terlalu ngantuk. Aku akhirnya tidur sekitar pukul 02.30, setelah mengecek email yang di kirimkan pak Aksa. Dan hasilnya, aku nyaris tidak perlu mengerjakan apa – apa, karena pekerjaan yang seharusnya menjadi pekerjaan ku, sudah selesai sempurna. Aku hanya merapihkan typo error yang jumlahnya juga tidak seberapa itu.

Aku bangun karena ponselku berdering, aku terlonjak kaget, aku meraih ponselku. Aksa Hananto. Orang ini kenapa intens sekali menghubungi ku ya?

"hallo..pak" jawabku serak.

"morning... udah waktunya sholat subuh" jawabnya dengan suara yang masih agak serak juga, suaranya aduh.. bikin rontok iman.

"saya lagi gak sholat pak, bapak ada apa?" aku masih mengurut keningku pusing, aku bahkan baru tidur 2.5 jam, dia malah bangunin aku sholat subuh, apa dia lupa aku sedang haid? Eh tunggu, dia bukan suamiku juga sih, yang wajib ingat aku sedang haid.

"oh iya.. aku lupa maaf, yaudah bobok lagi aja gih. Jangan kesiangan ya, kan submit report" ucapnya lagi, duh telat pak, ini kadung melek, aku gak bisa tidur lagi.

"hmm.. iya gak lupa kok" aku menggosok hidungku yang terasa perih dan basah, sampai aku menyadari ada bau anyir di hidungku, aku terlonjak kaget "astaghfirullah!!"

"Ananta... kenapa Ta?" sahutnya panik, aku masih belum menjawab, mencari – cari saklar lampu di meja nakas samping tempat tidur.

"Ananta... ada apa?" tanyanya lagi, aku masih sibuk berjalan ke meja rias mengambil tissue lalu memencet hidungku dengan tissue.

"mimisan..." jawabku singkat, karena aku masih harus memencet hidungku, seketika sambungan telepon terputus berganti ke video call. Aku menggeser panel untuk menerima, aku hanya menyandarkan ponsel ku pada botol lotion di meja rias, aku posisi masih duduk di kursi meja rias, sambil berusaha menundukan kepala sambil memencet sebelah cuping hidungku dan bernapas lewat mulut, agar pendarahan berhenti.

"kedinginan ya? pusing gak? Rasanya apa ta?" ujarnya beruntun panik,

"gakwawa" aku sebenarnya ingin bilang gak apa – apa, tapi karena aku masih memencet hidungku dan bernafas lewat mulut, maka ucapanku jadi gak jelas. Dia malah sempat terkekeh sebentar, lalu kembali serius mengamatiku membersihkan hidungku. Bahkan rupaku sudah awut – awutan, dengan tissue yang berlumuran darah.

Aku kalau sudah mimisan seperti ini, darahnya horror. Dulu waktu kecil lebih sering lagi, semenjak beranjak dewasa, kelemahan ini hilang dengan sendirinya.

Aku selesai memencet hidungku, darah mulai berhenti mengalir, aku membersihkan sisa lelehan darah di hidung dengan perlahan.

"kamu yakin gak apa – apa Ta?" tanyanya lagi, aku hanya mengangguk "kok masih aja sih Ta suka mimisan? Udah 12 tahun lo padahal" ucapnya, aku sontak mengernyit, 12 tahun? Apanya yang 12 tahun? Tapi kepalaku terlalu berdenyut untuk berpikir maksud 12 tahun dia apa.

Aku memilih abai dan melanjutkan membersihkan hidungku sampai tuntas "udah kok, ini udah berhenti. Biasanya sekali aja kayak gini, nanti mulai anget hawanya juga berhenti" sambungku sambil masih sesekali menyeka sisa darah yang sudah kering di hidung. Aku beranjak ke tempat tidur, dan melihat bercak darah di bantal, aku melepas sarung bantal dan ingin membawanya ke keranjang cucian kotor.

"kamu gak periksain Ta, kenapa masih suka mimisan?" wajahnya masih menunjukan aura khawatir. Sungguh, Aksa Hananto, kamu ini antara pria idaman atau boss idaman sih? Bangunin sholat subuh, ngerjain pekerjaan anak buah, sekarang khawatir kayak nungguin istri melahirkan? Oke bagian terakhir aku berlebihan, kayaknya nungguin istri melahirkan, pasti lebih panik lagi suasananya.

"udah kok, udah pernah di periksain, kan ini udah dari kecil pak. Kata dokter membran saya memang tipis sekali, jadi mudah pecah atau sobek, kalau udara terlalu panas atau dingin, sama kepentok dikit juga mimisan" aku tersenyum menatap layar ponsel, memberi keyakinan pada pak AKsa kalau aku baik – baik saja. eh lah, apa urusannya? Hahaha

"pak, saya udahin dulu ya, mau bersihin noda darah di bantal sama mandi sekalian" pamitku.

"okay, air hangat ya mandinya. Please don't get sick baby girl" ucapnya sambil tersenyum manis sekali.

"baby girl?" aku mengerutkan keningku, alis ku sampai menukik.

"hahaha... iya baby girl, kan kamu kayak baby girl kalau dibanding aku" dia tertawa pelan, dia baru bangun aja ganteng gini ya, sementara aku dari tadi udah gak sadar rupaku kayak apa, cemong darah, rambut kayak singa. Kontras.

****

Gak banyak meeting hari ini, hanya morning briefing seperti biasa, 1 jam zoom meeting bersama team. Including pak Aksa tentunya, yang aku sebenarnya merasa gak perlu meeting apa – apa lagi sama dia. Karena aku sudah 'meet' dia like the whole day. Untung ganteng, kalau nggak aku udah gumoh.

Sikapnya berbeda 180 derajat, ketika group meeting. Kembali formal, gak ada aku kamu dan baby girl lagi ( thank God karena aku sukses merinding ngeri pas dia panggil aku baby girl). Intonasi bicaranya ketika memintaku untuk mencatatat masukannya juga lebih terdengar tegas, walau gak dingin.

10 menit setelah meeting berakhir, invasi dimulai lagi, tapi hanya rentetan pesan whatsapp yang memintaku jangan lupa makan siang. Tadi juga sebelum meeting dia make sure aku udah sarapan dulu.

Aku lelah mengetik, aku memutar asal rentetan lagu – lagu di youtube, aku membiarkannya memainkan lagu kesana kemari, suka – suka kau saja lah tube. Mulai dari lagu polaroid nya Liam Payne yang entah kenapa sekarang jadi ganteng banget, terus haylee steinfield, Jonas Brother yang bikin iri seluruh wanita sejaga raya dengan cinta matinya mereka sama istri – istrinya, sampai sebuah lagu yang aku mendadak baru sadar kalau liriknya mengandung makna yang sangat Xrated yang – surprisingly- dinyanyikan oleh salah satu penyanyi wanita jebolan Disney yang dulu adalah idola anak – anak dengan lagu nya yang belirikan - lepaskan....lepaskan... - itu.

Sambil aku menikmati alunan musik yang melompat – lompat dari upbeat, ke mellow, ke K-Pop kemana – mana itu. Aku iseng membuka – buka halaman Instagram, karena mataku rasanya lelah melihat deretan kata – kata. Tatapan ku berhenti di sebuah foto London Eye pada akun Instagram milik Aksa Hananto.

Today 12 years ago

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Today 12 years ago.. do you still remember me baby girl? Jangan panggil Om lagi ya :)

Aku masih mengamati caption pada Instagram pak Aksa. Entah kenapa merasa ada sesuatu yang agak berkaitan dengan ku dari foto itu.

London Eye

12 years ago

Panggil Om

Sounds familiar to me...

semua serba kilat (pandemic love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang