To : Aksa.Hananto @gmail.com
From : AnantaRP @gmail.com
Subject : Hi Husband, I miss you
Hi Husband,
I know we're still holding many many secrets between us. One of the secret is, I can play piano. Hehehe.. waktu itu mas suruh aku main piano dirumah, dan aku gak mau. Aku gak pede aja. Habisan dihadapin sama orang se perfect mas, yang bisa apa aja, rasanya kok gemeter gitu ya disuruh unjuk gigi.
Tapi kali ini, istri kamu ini mau pamer sedikit ya.
Enjoy the video sayangku.
Miss you much.
Tidak ada satupun pesan email Ananta yang ku abaikan, semua ku baca bahkan berkali – kali. Hanya saja ego ku yang selalu menang untuk aku memberinya sedikit lagi hukuman. Hukuman atas kesalahannya menyembunyikan kepergian Ibu. Sampai detik ini aku tidak membalas satu email pun kepadanya.
Walau sejujurnya, aku kangen sekali sama dia. Gadis kecilku yang bisa sangat manja, sangat keras kepala, sangat nakal dan usil, tapi juga selalu menjadi sumber kekuatanku dalam menghadapi banyak hal.
Sebenarnya akal sehatku selalu berbisik, dimana memangnya letak kesalahan Ananta? Dia melakukan itu bukan karena keinginannya. Tapi karena memang permintaan mbak Astrid. Bahkan mbak Astrid sudah berkali – kali menjelaskan, kalau semua tindakan Ananta adalah permintaan mbak Astrid. Mbak Astrid juga meminta agar aku segera menghubungi Ananta atau aku akan menyesal.
Menyesal apa aku tidak tahu. Hanya saja mbak Astrid selalu menekankan kata aku akan menyesal kalau aku terus mendiamkan Ananta seperti ini. apakah maksudnya aku tidak akan punya waktu lagi untuk mengucapkan selamat tinggal, dan mengukir kenangan manis sebanyak mungkin dengan istri ku?
Aku tahu, penyakitku ini bukan main – main, tapi aku harus optimis aku akan sembuh. Nafasku terasa berat dan sesak, aku tidak sanggup melepas oxygen. Sampai saat ini kondisi ku masih bisa di pertahankan untuk tidak sampai ke level bahaya.
Aku berusaha mematuhi semua perkataan dokter, dan mengikuti semua arahannya. Hanya saja kematian Ibu membuatku limbung. Aku shock,tentu saja itu pasti. Dan dari mana aku tahu disaat semua keluarga sudah menyembunyikannya dariku.
Aku tahu semua itu dari Nining. Dia yang tiba – tiba mengirimiku pesan whatsapp dan meminta maaf kepadaku, dia menyesali perbuatannya, dia juga merasa terguncang mengetahui Ibu meninggal dunia.
Ya, semua salah dia. Andai kan dia tidak selalu mengganggu hidupku, semua akan baik – baik saja. Ibu juga tidak akan termakan hasutan dia. Dia benar – benar bagai tokoh antagonis di sinetron – sinetron yang kerap di tonton si mbok dirumah.
Sebenarnya, semuanya sudah hampir beres malam itu. Malam dimana aku melanggar janjiku pada Ananta untuk tidak keluar dari kamar dan menemui Nining diam – diam. Bahkan Ananta khawatir Nining pakai aji – ajian untuk mengguna – gunaiku.
Malam itu aku memanggil Nining dan mengajaknya berbicara, saat Ibu sudah masuk kedalam kamar. Aku seharian menuruti keinginan kedua orang itu, dengan harapan mereka akan merasa diatas angin dan lengah.
Nining bahkan sudah sumringah ketika ku panggil, sampai dia terdiam oleh kata – kataku malam itu.
'sampai mati, aku gak akan pernah nikahin kamu. gak perduli gimana kerasnya usaha kamu untuk nyingkirin semua orang yang ada di hidup aku yang kamu anggap penghalang. Karena bukan mereka yang bikin aku gak mau nikah sama kamu, Ning. Tapi diri kamu sendiri.,
Aku gak bisa menikahi kamu, karena diri kamu sendiri. mungkin pergaulan mu di masa lalu masih bisa di maafkan. Tapi semua perbuatan kamu yang menghasut Ibu, menfitnah semua perempuan yang dekat denganku, menerror semua perempuan yang saat itu jadi pacarku. Itu yang bikin aku semakin yakin untuk tidak menikahi perempuan seperti kamu.,
KAMU SEDANG MEMBACA
semua serba kilat (pandemic love story)
RomanceWarning! Adult content 21+ Semua mendadak serba kilat, tiba - tiba kerja. Tiba - tiba dirumahin. Tiba - tiba nikah Tiba - tiba tinggal bareng orang asing. Note : cerita ini gak bakalan panjang, bakalan singkat jelas dan padat. Intinya, baca aja dul...