AKU MEMANG UDAH MAU NIKAH

20.1K 3K 335
                                    

Aku akhirnya sukses lembur bersama pak Boss, ini awkward banget, walau aku terbantukan sih. Bingung dikit bisa langsung tanya, bahkan panggilan video call sampai diulang dua kali olehnya karena sempat terputus. Niat banget lo, aku panas dingin ini rasanya.

Mau ngarep, kok ketinggian banget ya?

"pak... masih bangun gak?" aku memanggil pak Aksa yang tampak bersandar di headboard tempat tidurnya. Selama kami ber video call, dia sudah pindah lokasi tiga kali, di sofa, di meja makan, lalu sekarang tempat tidur. Aku gak tahu itu dia tidur atau nggak, karena matanya merem. Dia tidak menjawab, jadi aku putuskan untuk menyudahi sambungan video call.

Kasihan juga dia kenapa jadi harus nemenin lembur. Data dari pak Benny juga sudah masuk, aku tinggal compile data dari dia yang menurutnya tinggal di copy paste, bless you pak Benny. Yah kira – kira satu jam lagi selesai lah.

15 menit setelah aku memutus sambungan video call, masuk lagi video call dari Aksa Hananto. Ini orang kenapa deh?

"keputus ya? maaf ya aku ketiduran" dia melepas kaca matanya dan mengurut tulang hidungnya yang mancung itu.

"lah, kenapa telpon lagi pak? Tadi emang saya yang putusin karena lihat bapak udah tidur" ucapku santai, sambil meneruskan mengetik.

"kok, kamu putusin aku?" ucapnya spontan dan wajahnya panik, aku sampai melongo, ini orang udah bangun belum sih? Kok konteks nya beda banget antara putusin sambungan telepon sama 'kok kamu putusin aku?' ya?

"hah..? gimana pak?" aku juga jadi ikutan bingung.

"ooh.. maksud kamu putusin video call nya ya? hehe..." dia tertawa canggung "ya kan aku udah janji, temenin sampai kamu selesai" ucapnya dengan lembut, mukanya gak panik kayak tadi. Aku juga bingung panik kenapa dia? Ini orang antara emang jago banget bikin baper, atau emang orangnya aneh banget karena kepinteran dan kebanyakan belajar.

Aku bodo amat deh, aku melanjutkan mengocok bungkus mie instan yang aku remuk – remuk dan ku campur dengan bumbunya lalu ku makan mentah – mentah.

"Ananta, itu kenapa gak dimasak?" ini orang dari tadi ngawasin aku terus apa gimana sih? Kok kayaknya gak ada satupun gerak gerik ku yang luput dari matanya?

"males pak, udah gelap dibawah, laper" jawabku sambil mengambil sepotongan lagi mie instan mentah itu dari bungkusnya.

"ckkk..." dia berdecak "gak sehat Ananta, kamu laper banget?" tanyanya lagi.

"mau ngemil aja sih.." ucapku masih sambil memakan remukan mie instan itu.

"stop Ananta! kamu mau ngemil apa sih? Sini aku pesenin deh, udah stop itu dibuang, aku gak mau lihat kamu makan itu" ucapnya sewot, lah dia kenapa sewot sih? Ada apa sih ini sebenarnya?

"gak usah pak, ngerepotin, lagian ini udah malam, saya juga takut mau buka gerbang sendirian kedepan" ucapku "oke..oke.. ini udahan gak saya makan lagi deeeh..." aku berjalan ke arah tempat sampah dan membuangnya "nih ya pak Aksa Hananto, bukti ya udah saya buang"

Dia tersenyum penuh kemenangan "That's my girl" ucapnya, aku sontak terperangah dengan kata – katanya.

Hening akhirnya, aku melihat jam sudah pukul 00.30 malam, mata mulai pedas rasanya.

"Ta... oper ke aku dulu deh, gantian sini aku dulu yang lanjutin, aku kan udah tidur, kamu belum" pintanya, video call kami masih tersambung guys.. ini boss berhak dapat penghargaan banget deh. Boss ter kasih sayang sepanjang 2020.

Tidak ingin melewati kesempatan emas ini, sebodo amat deh di bilang memanfaatkan kebaikan boss, aku langsung gak pakai basa basi busuk, langsung oper email ke pak Aksa. Gila, aku sudah mengetik dari jam 9 malam gak berhenti, itu belum di hitung dengan sudah berapa lama aku di depan laptop dari pukul 10 pagi tadi.

semua serba kilat (pandemic love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang