Biasakan vote sebelum membaca, jangan lupa komen dan share setelah itu. Thank you.
Enjoy.
***
Jangan melewati garis hitam Anda terlalu jauh. Jika itu terjadi, semesta akan sulit untuk sekadar memberi pengampunan.
📖 Jangan Berhenti Baca di Bagian Ini 📖
***
Dor ... dor ... dor ... dooor
Hujan peluru semakin tak terkendali. Telaga berada di posisi yang sulit, tidak ada celah untuk membawa kabur Aqila dari kepungan orang-orang sialan ini. Ya, tidak ada celah.
Kalo gue mati hari ini gue rela asal Aqila selamat, batin Telaga membara.
Dor ... dor .... dor
Dari arah berlawanan mobil Miguel datang menembakkan peluru beberapa kali. Dalam hitungan detik orang-orang sialan itu semakin cepat melajukan kendaraannya menjauhi mobil Telaga yang sudah tak berbentuk.
Telaga menepikan mobilnya. "Qila, kita selamat." Gadis itu dengan gemetar berlari keluar, Telaga menyusul menghalangi langkah Aqila.
"Lepas!" Lutut Aqila semakin melemas, berulang kali mencoba mencerna mimpi buruk yang baru saja menimpanya namun kepalanya justru semakin tidak bisa diajak kompromi. Maniknya menjelajah sekitar, Aqila semakin mengingat jalan ini. Berjalan satu kilometer ke depan maka ia akan sampai di kantor November Company, tapi ia tidak akan berjalan ke sana dengan tenaga yang tersisa. Ibu jarinya mulai menekan nomor yang ia hafal di luar kepala.
"Hallo, selamat malam, Tante Thara masih di kantor?"
XD yang tahu betul siapa itu Thara terkejut mendengarnya. Langit menghampiri Aqila, memohon pada gadis itu untuk tidak memberitahu masalah ini pada seseorang bernama Thara yang tak lain adalah kakak kedua Abdar–papih dari Aqila.
"Masih cantik."
"Qila boleh minta tolong dijemput di ..." Maniknya kembali menjelajah. "Di Oishi resto, Tante. Nanti Qila share location."
"Oke, Tante kirim mobil ke sana, ya. Kamu sama siapa?"
"Sendiri, Tante."
Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, sebuah mobil range rover berhenti di depan Aqila. XD sudah lebih dulu bersembunyi atas perintah Aqila. Ia juga sempat mengatakan pada Telaga bahwa dia tidak akan berbicara pada pria itu sebelum Telaga atau salah satu dari anggota XD lainnya mau berterus terang kepadanya mengenai kegilaan malam hari ini.
***
Di markas besar Emirc sang ketua geng tengah mengatur siasat baru untuk menangani kerugian bisnis Emirc. Sangga masih sibuk melacak keberadaan isi keempat koper mereka di layar monitor. Di sebelahnya Kaleel tak kalah sibuk mengecek data-data klien dan si penghianat.
"Bener-bener nggak ada jejak, bangsat!" umpat Sangga, ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi putar.
"Produksi besar-besaran," lirih Aqsa namun masih terdengar oleh kedua anggotanya.
"Jangan gila deh!" Kaleel berseru sengit. "Lo lupa? Terakhir kali kita produksi besar-besaran hampir aja kita ...."
Dor ... dor ... dor
Ketiga pria ini berlindung di bawah meja hingga suara peluru mereda.
"Bharat!" pekik Aqsa.
"Apa?" Bharat ikut berteriak dari lantai dua.

KAMU SEDANG MEMBACA
Darkside: Nightmare
Teen Fiction● H I A T U S ● ➡️ WAJIB DIBACA ⬅️ ⚠️Rate 17+⚠️ "Dalam pekatnya hitam, aku hidup." "Tidak ada jalan keluar kecuali percepat selesaikan." Genre: Teenfiction-Thriller-Family ⚠️Warning Section⚠️ Jangan mencoba mencari siapa pemeran utama di da...