BAGIAN 33

21 5 0
                                    

Biasakan vote sebelum membaca, jangan lupa komen dan share setelah itu. Kalau suka masukin reading list, biar nggak ketinggalan kalau sudah dipublish. Thank you.

Enjoy.

***

The world is full of monsters and their bad secrets.

📖 Jangan Berhenti Baca di Bagian Ini 📖

***

"Kayaknya kita harus ke kelas dulu deh, duluan Sha." Setelah melihat tatapan tidak mengenakan dari Langit, Kana langsung menggeret Nisha, sementara yang ditarik segera bangkit dari duduknya.

"Kopi gue ketinggalan Kana." Nisha melepas tangan Kana, berbalik badan dan kembali mengambil kopinya sambil tersenyum ke arah Langit dan Asha sebelum benar-benar pergi.

Langit menarik pergelangan tangan Asha setelah kepergian kedua sahabat gadis itu, mereka segera menuju aula tengah, ternyata di sana sudah banyak anak-anak yang mengisi acara puncak NEF. Kaki mereka berhenti tepat di mana Blue Sky berada.

"Ini nih yang dicari-cari nggak ada, ke mana aja Tuan Putri?" Marko menggelengkan kepalanya setelah batang hidung Asha benar-benar ada di depannya.

"Nemu di mana?" tanya Meteor menaikan satu alisnya.

"Biasa, mana lagi kalau bukan kantin," jawab Langit singkat.

"Sorry guys, gue nggak ngerti ada kumpul mendadak gini. Hpnya gue mode silent." Penuturan Asha diangguki oleh anggota Blue Sky.

"Lo kenapa tadi marah pas nyamperin gue?" tanya Asha pada Langit.

"Bercanda doang gue, biar Nisha sama Kana cepet pergi," jawab Langit ngaco sembari terkekeh tanpa dosa.

"Ih jahat, ya, lo." Asha hampir saja meniju perut Langit, tetapi tangan Langit sudah lebih dulu menangkap tangannya, gadis itu mendelik sebal.

"Gue gabung sama panitia dulu." Tangan Langit menunjuk panitia yang berjejer di depan audience, saat ini Virgo sang ketua pelaksana NEF sedang memberikan sambutan.

"Ini tuh ada apa?" tanya Asha pada Meteor saat Langit sudah pergi dari hadapannya.

"Senin besok kita 'kan udah UAS, katanya ada pergeseran jadwal jam latihan gitu, sama presentasi tiap kelompok penampil sampai sejauh mana mereka siap," jelas Meteor, Asha mengangguk-angguk paham.

***

Malam ini, kalau saja bukan karena perintah Prama, Arsya tidak mungkin sampai menggeret Asha mengikuti kegiatan rutin taekwondonya selama ia di Jakarta. Malam ini, Arsya harus membawa adiknya itu walau Asha juga tidak mempunyai kegiatan di sana. Asha sempat menolak, tetapi Arsya kembali mengancam akan melaporkannya pada Prama jika Asha menolak.

Asha berjalan mengelilingi Red Taekwondo Club. Di sini ada beberapa ruangan yang terdiri beberapa kelas, sungguh ia bosan jika harus berdiam diri dan menunggu Arsya selama sesi latihan.

Di tengah kegiatannya mengelilingi tempat ini, mata Asha tertuju pada minimarket yang tersedia di dalam club ini, ia berjalan menuju box ice cream. Dalam keterbuannya memilah ice cream tiba-tiba ada sesuatu dingin yang menempel di pipi kirinya, satu bungkus ice cream stik cokelat menempel di sana, membuatnya segera menjauhkan pipinya.

"Lo?" sungut Asha saat melihat siapa yang baru saja menempelkan ice cream di pipinya.

"Kenapa? Kaget lo?" lirihnya. "Lo kelamaan milih, yang ada nanti semua di ambil orang."

Darkside: NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang