Biasakan vote sebelum membaca, jangan lupa komen dan share setelah itu. Thank you.
Enjoy.
***
It could be that you don't realize that people around you are standing with a mask on, including yourself. Or maybe you are aware but choose to pretend
📖 Jangan Berhenti Baca di Bagian Ini 📖
"Tumben ngajak ketemuan di sini," ucap Aqila, ia berjalan menghampiri pria yang asik memandang langit biru, mereka tengah berada di rooftop Nawasena. "Udah nggak takut ketahuan?" tanya Aqila dengan nada menggoda.
Si pria beralih menatap Aqila, menelusuri setiap jengkal kecantikan sang ratu bintang sekolah.
"Enggak bakal ketahuan," jawab si pria remeh sembari mengusap lembut puncak kepala Aqila. Pria itu melebarkan simpul sabitnya, benar-benar semanis gulali, pantas banyak siswi berlomba-lomba menaklukan hati pria yang satu ini.
"Jadi, apa yang mau lo omongin?" Aqila duduk di sebelah si pria.
"Sorry, gue udah nggak bisa jadi photografer lo, Qila." Ia bangkit, berjalan ke tepi pembatas.
"Excuse me?!" Aqila jelas terkejut, ia sedikit memijat pelipisnya. "Lo nggak bisa mendadak gini dong, Telaga!"
Ya, pria itu adalah Telaga si pria misterius.
Telaga menghampiri Aqila. "Nyokap gue minta gue lanjut study di Harvard. Jadi, gue bakal sibuk sama bimbel, Qila." Benar sekali dugaanya, seorang Aqila tak akan percaya begitu saja. "Ini jadwal gue."
Aqila justru tertawa dengan jadwal yang Telaga tunjukkan, hanya ada dua sesi setiap pertemuan pria ini bilang sibuk? Lelucon macam apa ini.
Telaga menghela napas panjang, dengan cepat ia menyodorkan jadwalnya pada Aqila. Kertas yang semula Telaga lipat, menjuntai sempurna hingga mata kaki Aqila."OMG! Ini schedule apa setruk belanjaan?" Aqila memeriksa jadwal bimbel Telaga untuk mememastikan kalau Telaga sedang tidak berbohong. "Tapi 'kan lo tau gue gimana?! Lo juga tau schedule gue lagi padat-padatnya, Laga!" protes Aqila. Ini adalah pekerjaan penting bagi Aqila maka dari itu segala sesuatunya harus sempurna, meskipun terkenal ramah dengan orang sekitar dan fansnya, Aqila tetaplah manusia yang punya kekuarangan, beradaptasi dengan orang baru terlebih untuk partner bekerja bukan hal yang mudah ia lalukan.
Telaga menepuk bahu Aqila. "Justru karena gue tau, lo tenang aja gue bakal ngrekomendasiin orang yang tepat buat lo. Nanti gue kabarin lagi." Ia bergegas pergi setelah mencium kening sang ratu bintang sekolah.
***
Siang ini para guru dan jajaran penting Nawasena tengah mengadakan rapat besar, para siswa diwajibkan untuk tetap berada di kelas hingga rapat selesai, di saat seperti ini jangan harap bisa melenggang ke kantin kalau tidak mau diciduk miss Aura dan keamanan sekolah.
Kelas sebelas elite bintang sekolah satu terpantau ramai meski hanya dihuni empat belas murid. Seperti biasa Emirc sibuk bermain bola, yang lain fokus dengan gawainya masing-masing, terkecuali Aqila dan Krystal yang sedang kedatangan tamu dari luar kelas, siapa lagi kalau bukan ketiga anggota wealthy lainnya.
"Bisa-bisanya kalian berdua harus gabung sama siswa berprestasi!" Ceysa mulai mengeluarkan sungutnya setelah mendengar cerita Krystal.
"Iyuwh, gue nggak bisa bayangin hari-hari ke depan liat muka mereka!" Krystal tak kalah bersungut, ia meremas kaleng sodanya yang telah kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkside: Nightmare
Jugendliteratur● H I A T U S ● ➡️ WAJIB DIBACA ⬅️ ⚠️Rate 17+⚠️ "Dalam pekatnya hitam, aku hidup." "Tidak ada jalan keluar kecuali percepat selesaikan." Genre: Teenfiction-Thriller-Family ⚠️Warning Section⚠️ Jangan mencoba mencari siapa pemeran utama di da...