BAGIAN 42

19 4 0
                                    

Biasakan vote sebelum membaca, jangan lupa komen dan share setelah itu. Thank you.

Enjoy.

***

Ada hawa dingin yang sebenarnya saling mengikat di antara dua manusia yang sedang saling memunggungi untuk membohongi perasaan masing-masing.

📖 Jangan Berhenti Baca di Bagian Ini 📖

***

Pukul sebelas malam area Auditorium Center Hall Nawasena semakin memanas dan heboh. Terlebih saat ini Langit featuring Gameover sedang menguasai panggung. Peluh keringat yang membasahi kaos Langit, membuat para penonton menelan salivanya dan salah fokus. Asha duduk di deretan kursi VVIP tribun bersama Kana dan Nisha.

"Rasanya jiwa ingin memberikan selembar tisu untuk Kak Langit." Kana mengeluarkan sekotak tisu saku dari sling bagnya. Nisha dan Asha mengacuhkan perkataan Kana, menikmati pertunjukan di panggung bawah sana.

Sorak sorai penonton semakin ramai kala Raja, King dan group Castle yang beranggotakan sembilan lelaki tampan muncul di antara penonton yang berada di Tribun C, Tribun D dan Tribun VVIP.

"GOOD NIGHT NAWASENA." Suara Raja, King dan sembilan lelaki anggota Castle menggema sembari melambai-lambaikan tangannya, lagu berjudul "Youth" mulai mereka nyanyikan. King berjalan menuruni anak tangga tribun untuk mengawali, dilanjutkan Raja dengan kobaran semangatnya.

"And when the lights start flashing like a photobooth." King kembali bernyanyi. "And the stars exploding, we'll be fireproof," balas Raja mengangkat jemarinya dengan tengil.

"My youth, my youth is yours. Trippin' on skies, sippin' waterfalls My youth, my youth is yours." Nyanyi mereka bersebelas berbarengan dengan sahutan penonton.

"Setelah ini Langit manggung buat yang terakhir kali, gue mau ke sana, kalian mau ikut?" tawar Asha berteriak di antara riuhnya sahutan penonton.

Nisha dan Kana menggeleng kompak. "Gue liat dari sini aja, Sha," teriak Kana tak kalah keras dari Asha.

"Iya, gue juga dari sini aja." Nisha mengimbuhi, Asha mengangguk, tidak keberatan dengan pilihan sahabatnya.

"Eh gue pinjem topi lo dong, Sha?" Asha menujuk topi yang Nisha kenakan, gadis itu segera memberikannya.

Asha berjalan membungkuk melewati penonton yang duduk di jajaran VVIP. Ia mengeluarkan maskernya dari sling bag digunakannya bersama dengan topi yang Nisha berikan.

Langit merekahkan senyumnya saat melihat sahabatnya bersender pada tembok lorong menuju sisi panggung. "Sesuai janji, gue bakal liat penampilan terakhir lo dari samping panggung."

Langit merapikan jaket yang ia kenakan. "Gue udah keren?"

Asha menyipitkan matanya, Langit mencubit pangkal hidung Asha dengan. "Tinggal jawab keren, gengsi amat."

Asha mengelus pangkal hidungnya, kembali memandang Langit. "Iya, keren."

"Asha?" Meteor keluar dari salah satu ruangan dengan bertelanjang dada, Langit segera menutup mata Asha.

"Pakai dulu baju lo." Langit mendelik, Meteor nyengir dan segera mengenakan kaos yang ia tenteng di tangan kirinya.

"Ish, La." Asha menarik paksa tangan Langit dari matanya.

"Lo nggak liat, 'kan?" tanya Langit memastikan.

"Lo telat nglindungin mata gue, udah berdosa duluan."

Darkside: NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang