BAGIAN 41

21 5 2
                                    

Biasakan vote sebelum membaca, jangan lupa komen dan share setelah itu. Thank you.

Enjoy.

***

We are great because we have learned. We are young souls with a burning spirit.

📖 Jangan Berhenti Baca di Bagian Ini 📖

***

Asha membulatkan matanya saat seorang lelaki bermata sipit dengan satu tangannya membekap mulutnya dan satu tangan lainnya menguncinya di dinding, lalu ia mengaduh karena wajahnya tertubruk dada laki-laki itu yang dengan tiba-tiba menyeretnya kembali ke dalam toilet ketika ia hendak keluar.

"Leon!" ucap Asha dengan suara lirih khas dibekap. Leon menarik telapak tangannya dari mulut Asha. Lelaki itu berusaha mengatur napasnya, tangannya ahli menarik pelatuk kunci, Asha memukul lengan Leon tetapi laki-laki itu justru mengunci Asha menggunakan kedua tangannya.

"Lo bisa diem nggak!"

Asha bisa merasakan dengan jarak sedekat ini napas Leon berderu tidak beraturan, sudut bibir Leon terlihat membiru dengan darah segar disela-sela robekan bibirnya.

Langkah kaki terdengar beruntun dari arah luar toilet, Leon memerintahkan Asha untuk tetap diam. "Hobi banget berantem, heran."

"SYUUT!" perintah Leon galak, gadis itu mendengus, mendorong dada Leon agar lelaki itu sedikit menjauhkan badannya.

"Pintunya kok dikunci?" Suara beberapa perempuan terdengar di depan toilet, Leon terus menatap tajam Asha agar gadis itu tetap menuruti perintahnya untuk diam.

"Rusak kali, ya?" Yang lain menyahut.

"Masa? Tadi pagi gue ke sini masih bener kok. Baru dibersihin sama petugas malah." Segerombolan perempuan di depan toilet langkah kakinya kian menyamar, bisa diprediksi mereka memilih meninggalkan area toilet dan mencari toilet lain.

"Misi." Asha menangkis kedua tangan Leon yang bertengger di kedua sisi bahunya.

Asha membuka pintu toilet setelah dirasa keadaan aman, Leon menahan pergelangan tangannya seasaat. "Kita ketemu lagi, anak sombong." Asha melepas tangan Leon, ia segera berlalu tanpa berniat menjawab penuturan Leon.

***

Blue Sky saat ini sedang melaksanakan pemotretan setelah selesai dalam berias dan mengganti kostum, ruang pemotretan talen sedikit sesak karena tidak hanya Blue Sky melainkan ada Manggar, Alpha Band, Level Up, Kaleel dan Oskar di sana. Alpha Band selesai dalam pemotretannya, anggota Blue Sky dan Manggar mengambil posisi, Meteor menarik Asha ke sisinya.

"In posision, and three, two, one. Yaps!" Seorang photographer yang bertugas menyipitkan matanya, kamera yang ia gunakan bekerja dengan sempurna. Ada tiga kesempatan untuk mereka berganti posisi. Setelah selesai, anggota Blue Sky melipir, team dokumentasi memberitahu hasil foto mereka. Meteor dan Jimy saling menujuk menertawakan ekspresi masing-masing.

"Sha." Salah satu anggota bintang sekolah mendekati Asha, mengudarakan gawainya bermaksud meminta foto bersama. Asha tersenyum. "Sure."

"Thank you." Setelah mengambil beberapa foto dan boomerang, Kaleel berbincang beberapa saat dengan Asha. Lelaki itu bercerita bahwa malam ini ia akan bersolo gitar.

"Sha." panggil Meteor.

"Leel kayaknya gue harus ke sana deh." Belum sempat Kaleel meneruskan kalimatnya, Asha sudah lebih dulu menyambar, salah satu anggota Blue Sky memanggilnya.

Darkside: NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang