Biasakan vote sebelum membaca, jangan lupa komen dan share setelah itu. Thank you.
Enjoy.
***
Jangan menoreh kisah di atas cerita yang telah semesta tulis. Atau semesta mengikuti alurmu dan hanguslah engkau dalam permainanmu sendiri.
📖 Jangan Berhenti Baca di Bagian Ini 📖
Kemarin pertandingan final antara XD dan Emirc ditunda selama enam hari. Hari ini Chen menghubungi masing-masing anggota XD dan Emirc untuk meneruskan kompetisi.
"Peraturan masih sama seperti sebelumnya. Dilarang membawa perlengkapan pribadi, apapun bentuknya, dan silakan tinggalkan di loker. For your information, untuk masing-masing anggota yang tumbang dilarang kembali meneruskan permainan di akhir," jelas Chen— pemilik Circle Shooting—menatap anggota XD dan Emirc secara bergantian.
"Silakan pasang handsfree kalian, ipad saya berikan kepada kapten dari masing-masing tim. Hari ini kita tidak melaksanakan kompetisi di tempat kemarin, ada tempat baru yang menanti kalian. Dan untuk peta tempat kalian bermain akan didapatkan setelah berada di sana. Untuk anggota yang telah gugur bisa memantau dari tempat tunggu yang telah kami sediakan." Chen mengantar XD dan Emirc menuju mobil jeep masing-masing. Tempatnya lebih jauh dari kemarin, mobil mulai memasuki area hutan belantara. Jeep melewati lumpur-lumpur yang dalam. Sekitar lima belas menit perjalanan, mobil mereka sampai.
Di depan sana, terlihat tiga gedung tua besar, yang satu terlihat sangat memprihatinkan, setengah dari gedung sudah hancur. Tak jauh dari sisi gedung ada kolam lumpur yang nampak dalam. Ban-ban besar serta drum berisi minyak tanah yang telah dinyalakan apinya berkobar di udara. Beberapa pegawai dari Circle Shooting memberikan pakaian kompetisi, XD dan Emirc segera bergegas berganti.
"Bangsat, kenapa harus di final sama XD, sih?" Bharat merapikan kerah kaos kompetisinya.
Aqsa menatap anggotanya tajam. "Sekarang bukan waktunya lo ngebacot, Bharat."
"Kemarin kita unggul, gue yakin hari ini menang." Sangga ikut dalam percakapan.
"Inget, jangan lengah." Aqsa memperingatkan.
"Radeva dari Emirc silakan menunggu di sini." Salah satu team dari Circle Shooting menujuk tempat tunggu untuk Radeva. Tak jauh dari tempat Radeva, anggota XD yang tumbang dan terkena diskualifikasi juga duduk di sana.
Miguel menarik napasnya, rasanya geram sekali mengingat kejadian kemarin, bisa-bisanya kakinya lengah dan terperosok masuk parit. Sementara Telaga hanya acuh memainkan smartphonenya.
XD dan Emirc sama-sama bersungut memberikan tatapan tajam kepada masing-masing lawan.
Chen membawa tongkat hitam di tangan kanannya. "Welcome back to the circle shooting competition, the competition will start in ... three ... two ... one ... go!" Jam di tangan yang mereka pakai mulai berbunyi. XD dan Emirc segera berlari menuju tempat penyusunan strategi masing-masing.
"Bangsat! Kenapa harus di lantai dua." Bharat mendahului lari ketiga temannya, Aqsa menabok kencang bahu Bharat.
"Jangan sampai lo mancing emosi gue."
Emirc telah sampai di ruang penyusunan strategi, tidak ada tempat duduk seperti kemarin, hanya berisi ranjang kayu lapuk siap rontok di sudut ruang.
"Gue yakin XD sama kuatnya." Aqsa merentangkan denah lokasi lebar-lebar, Emirc merapat.
"Titik pusatnya, Langit." Aqsa kembali membuka suara. "Sangga lo sama gue. Dan Kaleel lo sama Bharat."

KAMU SEDANG MEMBACA
Darkside: Nightmare
Novela Juvenil● H I A T U S ● ➡️ WAJIB DIBACA ⬅️ ⚠️Rate 17+⚠️ "Dalam pekatnya hitam, aku hidup." "Tidak ada jalan keluar kecuali percepat selesaikan." Genre: Teenfiction-Thriller-Family ⚠️Warning Section⚠️ Jangan mencoba mencari siapa pemeran utama di da...