BAGIAN 31

19 7 0
                                    

Biasakan vote sebelum membaca, jangan lupa komen dan share setelah itu. Kalau suka masukin reading list, biar nggak ketinggalan kalau sudah dipublish. Thank you.

Enjoy.

***
Sometimes we have to try to be calm when the world is falling, in silence solve one by one.

📖 Jangan Berhenti Baca di Bagian Ini 📖

***

Aqila menyadarkan kepalanya pada pundak Viral, gadis itu asik men-scroll sosial media tanpa memedulikan mulut Viral yang terus mengoceh akibat tidak menemukan jawaban dari soal matematika yang Aqila berikan.

Krystal menenggelamkan wajahnya di atas tumpukan buku paketnya. "Betapa tidak berfaedahnya malam mingguku." Viral mengangkat ibu jarinya menyetujui kalimat Krystal. "Qila, gue udah mau muntah, mending kita udahan belajarnya." Krystal membalikan tubuhnya, menatap langit-langit apartemen Viral.

"Baru juga jam sembilan," ujar Aqila santai.

Aqila meletakan gawainya, beralih mengambil gawai Krystal yang ia letakan di tempat pensil. "Eh, kita dapet kiriman soal dari Sangga, pasti seru." Ia mengambil alih pensil yang Krystal genggam, mencoret-coret angka di atas lembar HVS dengan lihai.

"Jawabannya nol?" tanya Viral, Aqila mengangguk. "Gue dua anjim." Viral memilih berbaring di sebelah Krystal.

"Sangga off!" sungut Aqila. "Kebisaan gini nih kalo lagi asik belajar tiba-tiba ngilang." Ia mengembalikan gawai yang sejak tadi Aqila ambil alih.

"Udah lah Qila, dapet nilai math delapan puluh delapan aja gue udah bersyukur pake banget." Viral nyengir dengan polosnya. "Lo jangan jadi ambis kaya berprestasi deh, Qil."

"Gue bukan ambis, tapi asik aja." Aqila membereskan buku paketnya, memasukanya ke dalam tas.

"Saking asiknya lo bebas milih soal mana yang mau lo salahin demi dapet nilai sembilan enam, ya, Qil?" Viral tertawa mendengar sindiran halus dari Krystal.

"Cap cip cup tuh tiap exam math," imbuh Viral, Aqila mencubit kaki kedua sahabatnya.

Gawai Viral berdering, ia menyalakan mode loudspeaker setelah yang di sebrang memintanya. "Kalian cepet ke basement, ini antara hidup dan mati!"

Krystal meraih tongkat baseball. Viral mengambil alat setrum dari dalam laci, ia juga menyodorkan semprotan merica pada Aqila. Mereka bertiga berlari terbirit-birit menuju basement.

"Hai." Ceysa nyegir tak berdosa setelah membuat ketiga sahabatnya panik bukan main, Vivian menggedikan bahunya setelah mendapat tatapan tajam dari Aqila dan Viral.

"WTF!" pekik Krystal.

"Santai dong sobiku sekalian, ini emang antara hidup dan mati gue 'kan?" Ceysa menarikan jemarinya di atas kap mobil terbarunya, Mercedes AMG G 63.

"Terinpirasi dari penculik lo?" sinis Krystal.

"Mana ada penculik pake mobil begini!" pekik Ceysa, hampir saja mulutnya merepet, kalau Aqila tidak segera mengingatkan dirinya untuk menjelaskan kelebihan mobil terbarunya, bisa dipastikan Ceysa akan beradu mulut dengan Krystal.

"Mana ada penculik pake mobil begini!" pekik Ceysa, hampir saja mulutnya merepet, kalau Aqila tidak segera mengingatkan dirinya untuk menjelaskan kelebihan mobil terbarunya, bisa dipastikan Ceysa akan beradu mulut dengan Krystal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Darkside: NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang