Biasakan vote sebelum membaca, jangan lupa komen dan share setelah itu. Thank you.
Enjoy.
***
The more love you give someone. The closer you are to heartbreak. Don't love someone more than you love yourself!
📖 Jangan Berhenti Baca di Bagian Ini 📖
***
"Gue capek."
"Gue juga kesel sama Aqsa."
Gadis itu merengek di pelukan Radeva, dengan sabar Radeva menepuk-nepuk punggung si gadis."Gue bener-bener capek dan kesel banget tau nggak?" rengeknya lagi.
"Iya, gue tau kok, Ral."
Sumilir angin di atas rooftop Nawasena membuat rambut Viral menari di udara. Radeva mengikat asal rambut Viral dengan ikat rambut yang sebelumnya Viral pakai di pergelangan tangan.
"Kenapa Aqsa milih gue jadi panitia inti NEF sih? Padahal dia tau gue benci banget sama Virgo." Tangis Viral semakin mengeras, sesekali Viral memukul dada bidang Radeva.
"Lo mau nangis sampai kapan? Nggak sayang make-up mahal lo?"
Viral melepas pelukannya, meraih sapu tangan pemberian Radeva.
"Makasih loh udah ngingetin betapa berharganya make-up gue." Sontak Radeva tertawa mendengarnya, Viral benar-benar konyol."Udah lega, Ral?"
"Udah, tapi gue masih ...." Viral menghentikan kalimatnya, ia menatap langit mendung di atas sana, mencoba membendung air mata yang lagi-lagi hampir merosot.
Radeva merangkul Viral. "Lo benci banget sama Virgo?"
"Pake nanya lagi!"
"Ya, bukan gimana, dulu dia tulus kok minta maaf sama lo, cuma lo aja yang ngajak dia ribut melulu, jadilah kalian kaya kucing sama anjing."
Viral mengangkis kasar tangan Radeva, ia berjalan dengan langkah memburu meninggalkan Radeva.
"Gue kucing imut, kalo Virgo anjing rabies!" teriak Viral menggelegar. "Buruan ke kantin jangan sampe lo gue pecat jadi sepupu!" Radeva bergegas menyusul.
Dari balik tumpukan meja tak layak pakai yang tersusun rapi, Virgo bangkit dari tempat persembunyiannya, matanya menyendu seiring kepergian Viral dan Radeva.
***
Ceysa berdiri di depan sebuah ruangan, ia menoleh ke arah Krystal, keduanya memutuskan masuk.
"Excuse me!" seru Ceysa dengan nada tak bersahabat, beberapa siswa yang sudah lebih dulu menempati ruangan ini terlonjak kaget.
"Kita nyari Jimy!" Krystal berseru galak tanpa rasa takut sedikit pun, padahal yang ia hadapi saat ini adalah kakak kelasnya.
"Jimy drumer kita?" Meteor menghampiri kedua adik kelasnya, ia menatap Ceysa dengan jahil, yang ditatap balik menatap sinis.
"Ya, iya, lah!" Ceysa memekik kencang.
"Siapa lagi coba? Emang Blue Sky punya seribu Jimy?!" imbuh Krystal.
"Kalau nyari orang tuh yang bener. Kak, ada kak Jimy?" Krystal memutar bola matanya, malas mendengar penuturan Gaung.
Ceysa terdeteksi semakin ingin menampar Meteor yang dengan sengaja terus meledek Ceysa.
"Jadi, di mana Jimy?" Bersamaan dengan pertanyaan Ceysa yang baru terlontar, pria bernama Jimy memasuki ruang musik bersama seorang gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkside: Nightmare
Fiksi Remaja● H I A T U S ● ➡️ WAJIB DIBACA ⬅️ ⚠️Rate 17+⚠️ "Dalam pekatnya hitam, aku hidup." "Tidak ada jalan keluar kecuali percepat selesaikan." Genre: Teenfiction-Thriller-Family ⚠️Warning Section⚠️ Jangan mencoba mencari siapa pemeran utama di da...