chapter 4

24 3 0
                                    

Alivar membungkukkan tubuh nya, mencium kening sofia lama dan melepaskan nya.

"Pagi mah, alivar pergi sekolah ya? mamah di temenin sama suster dulu. nanti, kalau pulang sekolah, alivar bakal lanjut jaga mamah."Ucap alivar tersenyum kecut.

"Alivar pergi ya, kalau alivar pulang, mamah harus udah buka mata."Ucap alivar lalu pergi keluar ruangan sofia.

Setelah menaiki motor nya, alivar menancap gas nya kencang untuk cepat sampai ke sekolah.

Walau disana, ia tidak akan masuk kelas. cukup lelah, alivar tidak ingin berfikir soal pelajaran untuk saat ini. kalau tidak ada Kayla, pasti alivar tidak akan pergi ke sekolah hanya untuk membolos.

Hanya kayla. alasan lelaki itu untuk datang ke sekolah.

Saat turun dari motor nya, alivar memegang motor nya dengan tiba tiba saat tamparan keras di lemparkan oleh Kayla untuk nya membuat semua tatapan murid murid menatap ke arah nya.

"Kay?."Ucap alivar tidak menyangka sambil memegang pipi nya.

"Lo apain Arthur? hah? lo pukulin dia? iya?. liat, muka dia sampai bonyok kayak gini. dan ini semua kerjaan lo kan?."

Alivar menoleh ke belakang, melihat banyak luka lembab di wajah arthur. tapi, semalam kan?.

Bukan kah alivar hanya menonjok nya sekali? kenapa jadi banyak luka lembab nya?. argh sial! pasti Arthur menjebak nya.

"Kay itu bukan gue."Bantah alivar.

"Bukan lo bilang? masih mau ngelak lo? udah jelas jelas ini luka karena lo. dan lo masih gamau jujur sama bukti ini?."

"Lo tau ga kalau arthur kesakitan hah?. gue benci lo!."Kayla yang kembali bersiap untuk menampar alivar lagi, terhenti karena rain mencegah nya dan menghempas lengan kayla kasar.

"Tampar pipi lo sebelum lo tampar pipi alivar. atau perlu gue yang tampar?."Tanya rain berani, menggeser alivar agar berdiri di belakang nya.

"Lo ga perlu jadi sok pahlawan buat alivar!."

"Dan lo juga ga perlu sok jadi pahlawan buat Arthur!."Ucap rain membalikkan membuat Kayla bungkam.

"Dia salah! dia udah pukulin gue sampai gue bonyok!."Tusuk Arthur, memperhatikan wajah nya di hadapan rain.

"Harus nya, sesama laki itu saling tonjok, kenapa ga lo tonjok balik alivar aja? kenapa harus Kayla yang turun tangan? lo niat banget buat hubungan mereka hancur? iya?."Kata rain yang sudah tidak tahan ingin mengacak ngacak wajah Kayla dan Arthur.

"It-."

"Mikir kay! yang pacar lo disini itu siapa? Arthur, atau alivar?."Tanya rain memotong ucapan rain.

"Kalau lo terus terusan bersikap seolah Arthur yang jadi pacar lo tanpa peduli in alivar, seenggak nya lo mikirin perasaan nya. lo cewe kay. gue yakin lo tau rasa nya di gini in, jadi plis, bersikap dewasa. lo bukan anak anak lagi."

Alivar tersentuh, mendengar penuturan kata yang keluar dari mulut rain, dan menatap Kayla yang masih terdiam seribu kata.

"Udah rain, gapapa ko. ayo, mau masuk juga."Ajak alivar mencekal lengan rain untuk pergi.

Alivar hanya tidak ingin kayla bertambah marah dengan nya karena rain.

Rain menghempas lengan nya kasar dan menatap alivar tidak mengerti."Al, lawan."Ucap rain.

"Dia cewe gue rain."

"Tapi dia keterlaluan."

"Gua masih bisa tahan. jadi gapapa."Ucap alivar meyakinkan.

"Lo gabisa terus terusan di sakitin sama Kayla."

"Gue ke kelas ya? makasih."Ucap alivar meninggalkan rain begitu saja membuat gadis itu memejamkan kedua mata nya, menahan emosi.

"Gue ga ngerti lagi, lo baik atau bodoh si?."Gumam rain.

*****

Tari dan Agatha saling pandang saat melihat wajah rain yang sedikit kusut dan tidak bicara sama sekali saat datang ke dalam kelas.

Dengan pelan, tari menyenggol lengan rain membuat gadis itu menoleh."Kenapa?."Tanya rain.

"Harus nya gue yang tanya, lo kenapa?."Tanya tari balik.

"Gapapa ko."

Agatha menggeser tempat duduk nya agar berdekatan dengan kedua teman nya."Masa gamau cerita si sama kita. lo kayak badmood banget keliatan nya."

"Gapapa. gue cuman males ngomong aja."Bohong rain. dalam hati, ia masih sangat kesal dengan Kayla dan alivar.

"Yaudah. mau ikut ngantin ga?."Tawar Agatha yang di balas gelengan oleh rain.

"Ga dulu deh, kalian aja. gue mau di kelas."

"Yaudah, gue ke kantin sama tari."Ujar Agatha mencekal lengan tari keluar dari kelas dan berjalan beriringan menuju kantin.

"Gue yang pesen, lo duduk aja."Ujar tari saat sudah di kantin. agatha mengangkat jempol nya dan duduk, menunggu tari yang sedang membeli makanan untuk kedua nya.

"Pedes neng?."Tanya penjual nya.

Tari mengangguk."Dua dua nya pedes pa."

"Siap!."Balas nya.

"Ga boleh makan yang pedes pedes, tar perut lo sakit."Tari menoleh ke belakang saat mendapat Keenan yang tiba tiba datang.

"T-tapi,"

"Pak, bikin lagi dua jangan pedes ya. Yang pedes punya tari, kasih ke saya aja."

"Di tuker ?."

"Iya."Jawab Keenan yang di angguki oleh penjual itu.

"Kak, ko di tuker?."

"Kan gue bilang, ga boleh makan yang pedes."Ujar Keenan menyodorkan uang selembar berwarna biru dan mengambil makanan milik tari untuk nya dan Orion.

"Makasih ya pak, sekalian yang tari juga. sisa nya, buat bapa aja."Ujar Keenan.

"Oh iya den, makasih atuh ya."

"Iya pa sama sama."

"Kak, gausa. gue bisa bayar sendiri ko."Tolak tari menyodorkan uang itu pada Keenan yang di balikkan kembali oleh lelaki itu.

"Di tabung lebih baik."

Tari menghela nafas nya pelan."Thanks ya."

"Imbalan nya pulang bareng sama gue. nanti gue tunggu di parkiran."Tanpa menunggu jawaban tari, Keenan pergi terlebih dahulu menuju meja nya.

Tari memejamkan kedua mata nya. ah sial! kenapa harus ada lelaki seperti keenan?.

"Ini neng makanan nya."Ujar nya sambil menyodorkan makanan milik tari yang langsung di ambil oleh gadis itu.

"Iya pa, makasih ya."Ucap nya sambil berjalan ke arah meja nya dan meja agatha.















......
ALLO!!

JANGAN LUPA TERUS DUKUNG CERITA INI. DAN SEMOGA KALIAN SUKA SAMA CERITA NYA.

BTW, JAGA KESEHATAN!.

DAN TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN VOTE AND COMEN UNTUK PART INI.

SEE YOU NEXT PART AND HAVE A NICE DAY!!♡♡

ALIVAR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang