chapter 22

16 1 0
                                    

"Total obat nya sus?."Tanya alivar.

"Total nya jadi 584.000 mas."Jawab suster itu sambil melihat wajah alivar yang sedikit berubah.

"Saya bisa tebus nya nanti kan? saya butuh banget obat nya dok sekarang. obat mamah saya udah habis."Pinta alivar. ia hanya mempunyai uang 300.000.

Papah nya benar benar tidak memberi uang saku, tidak apa, alivar juga kan yang meminta?.

"Maaf mas. sesuai peraturan rumah sakit nya, obat hanya boleh di ambil saat sudah melakukan pembiayaan."

"Tapi saya hanya punya tiga ratus ribu sus."

"Maaf, tidak bisa."

Sebuah tangan yang menyodorkan enam lembar uang merah membuat kedua nya menoleh ke arah gadis di samping alivar dan ternyata itu rain.

"Ini sus."

Suster itu mengangguk dan mengambil uang nya lalu menyodorkan obat nya pada alivar."Ini obat nya, kembalian nya juga."

"Iya, terimakasih ya sus."Ucap rain.

"Sama sama."

"Ayo, mamah lo belum minum obat kan?."Tanya rain saat melihat alivar yang diam saja.

"Rain, makasih banget ya. gue janji bakal ganti uang lo, nih, gue ada tiga ratus ribu. Nanti-."Rain menggeleng saat alivar menyodorkan uang tiga ratus ribu pada rain.

"Gue ikhlas ko. yang penting mamah lo cepet sembuh, ayo."

"Sekali lagi, makasih rain. lo dan keluarga lo banyak bantu gue. gue gatau gimana cara nya bal-."

"Al, kita nolong lo itu ga minta imbalan apapun, gue seneng ko bisa bantu lo, apalagi ini buat kesembuhan mamah lo kan?. udah ah cepet."Ujar rain menarik paksa lengan alivar menuju ruangan sofia.

"Gue ga boleh mikir lagi kalau rain itu sama kayak Kayla, karena nyata nya, dia bener bener beda."Batin alivar.

"Hai tante!."Sapa rain melepaskan cekalan nya di lengan alivar dan mencium punggung tangan sofia.

"Rain, kemana aja? dua hari kamu ga kesini, tante kangen banget."Ucap sofia.

"Rain juga kangen ko."

"Nih mah, minum obat nya dulu."Sofia menoleh ke arah alivar dan memperhatikan banyak obat yang di berikan oleh alivar.

"Al, sore aja ya? mamah lagi ga mau minum obat."Tolak sofia.

"Ga bisa mah. mamah kan belum minum obat sekarang, nanti kalau mamah kambuh gimana?."

"Tapi mamah cape minum obat Mulu."

"Ini kan demi kesembuhan mamah. kalau mamah ga minum obat, gimana mamah mau sembuh?."Tanya alivar.

"Kamu yakin mamah bakal sembuh?."Rain yang mendengar itu mendonggak, dan melihat kedua nya yang memperhatikan satu sama lain.

"Al.."

"Bisa mah."

Sofia menghela nafas nya dan mengangguk lalu meminum obat pemberian alivar.

*****

Jean melihat ke arah pintu kamar yang terbuka dan memperhatikan atlas yang masuk ke dalam kamar karena perintah nya.

"Kenapa pah?."Tanya atlas.

"Sekarang kan, pegawai cafe papah waktu nya gajihan. badan papah masih agak sakit juga, kamu bisa kesana kan buat kasih gajih nya?."Tanya Jean seakan melupakan alivar di pikiran nya.

Atlas mengangguk sambil memijitkan kaki Jean."Iya, nanti atlas yang kasih, papah istirahat aja."

"Makasih ya, ni uang nya. semua amplop sudah ada nama nya, nanti tinggal kamu kasih."Ujar Jean menyodorkan tas kecil berisi amplop gajih.

"Yaudah kalau gitu, atlas siap siap kesana ya? papah istirahat."

"Iya."

Atlas berdiri dari duduk nya dan keluar dari kamar Jean.

"Kak!."Baru saja ingin menaiki tangga, atlas menoleh ke belakang dan melihat rain yang baru saja pulang ntah habis kemana.

"Abis dari mana lo?."Tanya atlas.

"Biasa."

"Hadeh. tapi bagus, ambil hati mamah nya dulu aja, abis itu anak nya."Ucap atlas.

"Dih! apaan si, gue gaada niat begitu ya. soudzon banget idup nya Ish!."Kesal rain memukul lengan atlas pelan.

"Ya elah, ucapan gue juga ga salah lagian."

"Btw kak, lo bawa apaan tuh?."Tanya rain melihat tas yang di pegang oleh atlas.

Atlas mengangkat tas nya dan mencium nya di hadapan rain."Duit!."Jawab atlas menaik nurunkan alis nya.

"Hah? Serius Lo?."Atlas mengangguk dan membuka tas nya sedikit lalu memperlihatkan banyak amplop di dalam. rain melototkan mata nya dan menatap atlas curiga.

"Ih! Dapet dari mana lo! rampok ya lo?! wah! gue bilang papah ya."

"Kata siapa gue rampok? enak aja lo."

"Ya terus, kalau ga rampok dari mana coba?."

"Ngepet."

"Anjir! serius!."

"Gue mau bagi bagi duit malam ini, atm gue udah penuh banget soal nya, kebanyakan duit merah. kasian kalau nganggur. jadi mau gue kasih ke orang orang."

"Bukan Kaka gue! bodoamat!."

Atlas tertawa pelan."Canda. gue di suruh bagiin gajih karyawan cafe malam ini, ikut ga?."

"Wah! ikut dong kak!."

"Kan tadi gue ngajak! anjeng! yaudah ayo siap siap dulu."Rain mengangguk dan berjalan berbarengan dengan atlas ke atas kamar nya masing masing.

*****

Alivar berkali kali memasang senyuman di wajah nya. ia sangat tidak sabar menerima uang hasil kerja nya. huh! katakan lah ini adalah hari pertama ia mendapatkan uang dari hasil kerja keras nya.

"Al. kamu sudah selesai bekerja nya?."Tanya pa Jojo.

"Udah ko pa, gaada pesanan lagi kan?."Pa Jojo melihat catatan pesanan dan menggeleng.

"Seperti nya tidak ada. yasudah, ini juga udah waktu nya ambil uang, ayo bareng sama bapa, yang lain juga udah ke ruang pa Jean ko."Ucap pa Jojo.

"Gitu ya pa? yaudah deh, ayo."Ajak alivar berjalan beriringan ke ruangan pa Jean.

Pa Jojo menepuk pundak nova pelan, yang juga bekerja di cafe ini.

"Nov, di dalam ada pa Jean nya?."Tanya pa jojo.

"Gaada pa, katanya si bukan pa Jean yang kasih."Jawab Nova membuat dahi alivar berkerut?.

Seketika mata nya melotot, apa jangan jangan itu atlas? ah shit! bagaimana kalau benar di dalam ada atlas? bisa gawat kalau atlas mengetahui hal ini.

"P-pa, di dalam, anak nya pa Jean bukan?."Tanya alivar dengan pelipis yang mulai membasah.

"Tidak tau al, tapi biasa nya kalau gaada pa Jean, suka asisten nya sih."Alivar memejamkan kedua mata nya dan mencoba mengatur nafas nya menjadi normal kembali.

"Oh, iya pa."

"Ayo Al masuk."Suruh pa Jojo.
















......
ALLO

JANGAN LUPA TERUS DUKUNG CERITA INI. DAN SEMOGA KALIAN SUKA SAMA CERITA NYA.

BTW, JAGA KESEHATAN!.

DAN TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN VOTE AND COMEN UNTUK PART INI.

SEE YOU NEXT PART AND HAVE A NICE DAY!!♡♡

ALIVAR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang