chapter 37

14 0 0
                                    

Alivar menatap sekitar rumah pa Jojo, rumah yang terlihat sangat kecil. Jadi ini arti bersyukur, Tuhan masih memberikan apa yang tidak bisa orang lain punya. Tapi bodoh nya alivar slalu menyerah dan mengeluh

"Nih minum dulu al. Maaf ya bapa cuman ada air putih aja."Alivar mendonggak saat melihat pa Jojo yang baru saja datang dengan nampan di lengan nya.

"Gapapa ko pa, makasih ya."Ucap alivar, meminum air itu hingga setengah.

"Iya sama sama."

"Bapa tinggal disini? sendiri?."

Pa Jojo tersenyum tipis dan mengangguk."Iya sendiri, maaf ya al Kamu pasti ga nyaman ya? rumah bapa emang kecil."

Alivar menggeleng."Al nyaman ko, rumah bapa adem. Bahkan lebih adem di banding rumah al."Kekeh alivar.

"Bisa aja. Oh iya, kamu ko ga sekolah?."

"Al di skors."

Pa jojo menyerngit heran mendengar nya."Kenapa? ko bisa?."

Alivar membuang nafas nya pelan dan menceritakan semua nya.

"Jadi, dia berusaha buat kamu di benci sama papah kamu?."

"Gitu deh pa. tapi yaudah lah gapapa."

Pa Jojo mengusap lengan alivar dan mengangguk pelan."Dengerin bapa ya al, jangan pernah ngerasa sendiri, kalau kamu butuh tempat cerita, kamu bisa cerita sama bapa ko."

Alivar menatap pa Jojo lekat, bolehkah alivar minta yang ada saat ini adalah papah nya?.

"Al pasti bakal seneng kalau papah bersikap kayak pa Jojo."

"Kamu bisa anggap bapa papah kamu. Kamu harus inget al, kalau di luaran sana, masih banyak orang orang yang sayang dan peduli sama kamu."

"Termasuk bapa?."

Pa Jojo mengangguk."Bapa sayang sama kamu, kamu itu udah bapa anggap kayak anak bapa sendiri. Jadi jangan sungkan kalau ada apa apa."

"Makasih ya pa. Alivar seneng banget bisa ketemu orang sebaik bapa."

Pa Jojo tersenyum kecil dan memeluk alivar erat. Pa Jojo memejamkan mata nya saat pikiran tentang anak nya kini mulai terekam. Sudah sangat lama sekali ia tidak memeluk anak nya.

"Pa Jojo, nangis?."Tanya alivar pelan saat merasa bahu nya basah.

"Bapa cuman kangen sama anak bapa."

Alivar melerai pelukan nya dan mengusap air mata pa Jojo."Karena bapa nyuruh al buat anggap bapa adalah papah al, jadi bapa juga bisa anggap al anak bapa."Ucap Al tersenyum lebar.

*****

Prang.

Alivar mengepalkan tangan nya saat gelas yang ia pegang terjatuh karena mendengar ucapan atlas dan itu membuat pekerja cafe menatap ke arah nya.

"Lo bohong?."

"Serius, papah lo kecelakaan, dia di bawa ke rumah sakit. ayo kesana."Ucap atlas sedikit tergesa.

"Gue masih mau kerja."Lerai alivar berusaha untuk tenang.

Apa ini terulang kembali? setelah mamah nya kecelakaan dan pergi, apa papah nya juga harus seperti ini? ia tidak ingin pergi ke sana saat ini. biarkan saja, toh papah nya juga tidak pernah ada saat mamah nya seperti ini.

"Bisa di tunda kan?."

"Buat apa gue kesana?."Tanya alivar mendonggak.

Atlas menyerngit."Al? Dia papah lo."

"Terus?."

"Lo gila? dia kecelakaan, gue yakin dia butuh lo."

Alivar menghela nafas nya dan melirik kaki nya sekilas yang mengeluarkan darah akibat pecahan kaca gelas."Dia ga pernah butuh gue!."Ucap nya pergi meninggalkan dapur cafe.

"Al! lo ga boleh kayak gini!."Cegah atlas, mencekal lengan alivar di ruang loker.

"Terus gue harus gimana? kesana? ngapain? ada Arthur. papah ga bakal butuhin gue disana!."Tegas nya, menghempas kasar lengan atlas.

"Tapi lo anak nya!."

"Arthur juga anak nya. papah ga akan Mandang gue disana, karena sampai kapan pun, anak papah itu cuman Arthur. bukan gue."Ucap alivar sambil mengambil kain berukuran sedang milik nya dan pergi meninggalkan atlas.

Ia menduduki bokong nya dan mulai memakai kan kain itu untuk membungkus kaki nya namun lebih dulu di tepis oleh rain.

"Bisa infeksi kalau gitu, gue pake obat merah ya."Ucap rain menatap Alivar.

"Gausa."

"Agak mundur, lonjarin kaki nya."Ucap rain.

"Rain, ga-."

"Ayo. tar nambah parah bahaya."Potong rain, alivar menghela nafas nya dan mulai mengikuti ucapan rain, membiarkan gadis itu untuk mengobati luka nya dengan telaten.

Setelah selesai, rain mendonggak."Udah."Alivar yang melihat itu kembali memposisikan tubuh nya seperti biasa dan duduk di samping gadis nya.

"Thanks ya."Rain mengangguk.

Rain mengigit bawah bibir nya pelan sebelum berbicara."Al, mau ke rumah sakit?."

"Ngapain?."

"Papah lo?."Alivar menggeleng.

"Gue mau disini."

"Papah lo luka parah, lo tau, dia kritis sekarang."Ucap rain membuat alivar menoleh ke arah rain.

"Lo tau darimana?."

"Gue sama kak atlas tadi sempet kesana, kita kira lo disana."

"Gue gamau kesana."Ucap alivar saat tau kemana arah pembicaraan rain. pasti rain memaksa nya untuk menjenguk papah nya, sama seperti atlas.

"Kita akan melihat sesuatu itu lebih berharga, saat kita tau dia sudah hilang."Ucap Rain tersenyum kecil sambil menepuk nepuk pundak alivar.

"Rain."

Rain mengangguk paham saat mendengar ucapan lirih alivar."Kalau lo udah siap, kesana ya? nanti gue temenin. dia tetep papah lo, orang berharga setelah mamah lo."























......
ALLO.

JANGAN LUPA TERUS DUKUNG CERITA INI. DAN SEMOGA KALIAN SUKA SAMA CERITA NYA.

BTW, JAGA KESEHATAN!.

DAN TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN VOTE AND COMEN UNTUK PART INI.

SEE YOU NEXT PART AND HAVE A NICE DAY!!♡♡

ALIVAR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang