"Al harus nya lo ngomong sama papah lo!."Bentak Atlas tidak percaya. Bisa bisa nya alivar diam saja seperti ini.
Alivar menghempas lengan atlas kasar dan menatap lelaki itu tajam."Gue harus apa las! bilang sama gue, gue harus apa?! papah ga akan pernah peduli lagi sama gue!."
"Tapi itu hak lo!."
"Bukan gue yang punya perusahaan itu, gue ga berhak marah las. jadi biarin papah ngelakuin apapun yang dia pengen karena itu milik dia."Jawab alivar mencoba mengontrol emosi nya.
"Gimana sama lo Al?."Lirih atlas.
"Ga gimana gimana. lo tenang aja, walau pun gue ga nerusin perusahaan papah, gue bakal tetep bisa kerja kan? peluang kerja gue bukan cuman di papah aja las."
"Tapi hidup lo bisa terjamin kalau lo jadi penerus perusahaan besar itu al."
"Gue gamau hidup enak tapi terus di tekan sama papah. gue pengen ngerasain gimana rasa nya hidup dengan aturan yang diri gue punya, gue pengen bebas las. gue pengen ngelakuin hal yang gue suka, bukan yang papah suka."
"Lo udah cukup ngalah sama keadaan al. tapi keadaan ga pernah ngertiin lo."Gusar atlas.
"Mungkin ini emang jalan nya kan?."Ujar alivar.
"Gue ga mau liat lo terus terus kayak gini. gue tau lo cape, gue tau lo pengen istirahat, tapi tuhan ga pernah denger doa gue buat kasih lo kesempatan untuk istirahat."Ucap atlas.
Alivar duduk di sebelah atlas dan mengangguk, meyakinkan dirinya bahwa alivar baik baik saja."Jangan pernah pergi las, gue mohon, terus dukung gue disini."
"Kalau nanti gue ngerasa ga berguna, tolong support gue. Lo tau, gue slalu ngerasa sendiri padahal gue tau, ada lo, iya las, ada lo yang slalu ingetin gue dan benar benar peduli sama gue."Lanjut nya.
"Gue bakal disini al. temenin lo, sampai kapan pun."
"Makasih. gue beruntung punya sahabat kayak lo."
"Gue juga."Balas atlas
*****
Rain menepuk pelan pipi alivar untuk membangun kan lelaki itu tapi seperti nya alivar terlihat sangat lelah.
Pandangan rain beralih ke arah buku alivar dan melihat banyak tugas lelaki itu yang belum di kerjakan.
"Gue duduk ya."Ucap rain pelan, menduduki bokong nya di samping alivar dan mulai mengerjakan tugas lelaki itu.
Untung saja rain banyak belajar dari atlas, jadi mungkin ia sedikit tau pelajaran yang atlas pelajari.
"Ra-."
Rain lebih dulu menutup mulut alivar saat suara lelaki itu lumayan besar. bisa di usir dari perpus kalau alivar teriak.
"Sut!."Ucap rain membuka bekapan nya.
"Gue kaget."Kekeh alivar diikuti oleh rain.
"Itu, buku gue?."Tanya alivar heran yang di balas anggukan oleh rain.
"Gue aja yang kerjain, lo kalau mau lanjut tidur, tidur aja. gue bisa ko al."Balas rain pelan.
"Eh gausa. gue bisa kok."
Rain menggeleng."Lo istirahat aja. kayak nya juga, lo kurang tidur. tenang aja, gue udah di ajarin ka atlas ko. Jadi lo ga usah takut, atau ga nanti lo bisa cek lagi. Tapi sekarang, lo mending tidur."
"Tapi kan harus nya gue yang ngerjain, bukan lo."Ucap alivar yang ingin menarik buku nya namun di cegah oleh rain.
"Gue aja. lo istirahat!."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIVAR (END)
Roman pour Adolescents[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! DILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT!.] "Gue slalu ngerasa kalau tuhan ga adil. dia ga kasih gue celah kebahagian, dia ga pernah denger gue. gue cape. berkali kali gue bilang dan teriak kalau gue cape. tapi tuhan ga pernah denger gu...