Sudah hampir satu bulan, rama tidak pernah berkomunikasi lagi dengan alivar, semenjak kejadian itu, ntah kenapa hubungan kedua nya semakin merenggang.
Alivar tau bahwa rama sangat marah pada nya dan satu hal yang perlu rama tau bahwa alivar tidak peduli dengan itu karena ia juga membenci rama.
Ketukan pintu di kamar alivar membuat lelaki itu melirik ke arah pintu dan mematikan ujung rokok di lengan nya lalu membuang asal.
Jangan tanyakan kenapa, alivar bahkan sudah berani melakukan hal di luar dugaan nya. Sudahlah. Ia tidak peduli.
"Buka!."
Dengan sangat terpaksa, alivar berjalan ke arah pintu dan membuka pintu kamar nya lalu menatap ketiga orang yang membuat ia muak selama ini.
"Kenapa?."
"Uang papah ilang di nakas, dan gue yakin ko lo yang udah nyuri uang nya."Ucap Arthur santai membuat alivar menyerngit dan menatap lelaki itu tidak percaya.
"Gue, atau lo?."
"Ya lo lah. lo kan ga pernah di kasih jajan sama papah, ya gaada salah nya dong kita tuduh lo. siapa tau lo butuh uang dan ambil uang papah, bisa aja kan?."
"Keluar kamar aja gue ga! gausa buat keributan deh! idup lo kek nya ga pernah damai banget ya."Kesal alivar.
"Sudah! saya hanya ingin mengecek isi kamar kamu!."Sentak rama, mendorong alivar dan masuk ke dalam kamar lelaki itu.
"Gue ga akan mungkin curi uang lo!. percaya ko sama orang gila!."Sindir alivar yang sontak membuat Arthur dan Sandra menatap ke arah nya.
"Al!."Panggil rama saat melihat amplop coklat berisi uang.
"Ini apa?."Tanya Rama, menatap alivar tajam.
Alivar berjalan ke arah rama dan berusaha ingin mengambil uang itu namun rama lebih dulu menyembunyikan nya di balik punggung tegak nya."Ini uang saya kan?! kamu yang ambil?!."
"Itu uang alivar!."
"Iya, uang kamu dari hasil mencuri di nakas saya!."
"Lo gatau apa apa!. itu uang hasil kerja gue!."
"Kerja?."Rama terkekeh tidak percaya sambil menggeleng."Kerja apa kamu?! perusahaan mana yang mau menerima anak bodoh seperti kamu?!. tukang curi!."
"Tapi gue ga pernah ambil uang lo!."
"Kalau kamu mau uang saya, bilang! bukan mencuri seperti ini!."
"Mau berapa kali pun lo nuduh gue, gue bakal tetep bilang itu uang hasil kerja keras gue."Keukeuh alivar.
"Kerja apa? maling?."
Alivar membuang nafas nya kasar, menatap ketiga nya tajam lalu mengambil jaket milik nya dan kunci motor di atas meja.
"Ambil aja. gue bakal cari uang lagi!."Ucap alivar sebelum akhirnya pergi dari sana.
*****
Sebuah lengan menepis batang rokok milik nya begitu saja, alivar mendonggak dan menatap rain yang menatap ke arah nya.
"Kenapa lo ngerokok?."Tanya rain tajam.
"Lo ngapain disini? bukan nya sekarang jam belajar?."
"Lo juga disini."
"Sana, gue mau sendiri."
"Al. jangan lakuin ini."Pinta rain dengan sedikit memohon.
"Kenapa?. ini seru kok."
"Bahaya. gue gamau lo kenapa napa. jangan ngerokok lagi."Pinta rain lagi yang sama sekali tidak melepaskan tatapan nya dari alivar.
Alivar membuang nafas nya kasar dan berdiri dari duduk nya lalu bersender di atas pembatas rooftop sambil menatap ke arah lain."Lo khawatir sama gue?."Tanya alivar tanpa menatap ke arah rain.
"Iya. gue khawatir sama lo. jangan lakuin ini lagi, lo gamau kan gue khawatir sama lo?."
"Lo gasuka ya sama sikap gue belakangan ini?."
Anggukan pelan di berikan oleh gadis itu."Iya, gue benci sikap lo sekarang. sering mabok, ngerokok, ga pernah masuk kelas."Ucap rain membuat alivar menoleh.
"Kenapa harus benci?."
Rain berjalan ke arah alivar, dan mengusap punggung tangan nya."Jauhi hal itu demi gue."Ucap rain pelan.
Tanpa alivar sadari, rain mengambil satu bungkus rokok di saku lelaki itu dan mematahkan semua batang rokok itu.
"Rain-."
"Kenapa? mau marah?."Potong rain yang tidak di jawab oleh alivar.
"Mau seberat apapun masalah lo, jangan pernah sakitin diri lo. kalau emang batin lo sakit, jangan buat raga lo juga ikut sakit. kapan semua nya selesai kalau lo terus terusan buat luka."
"Cuman dengan ini gue ngerasa tenang."
"Tenang kalau ngebahayain ya percuma! Jangan lakuin ini lagi, gue mohon. gue gamau lo kenapa napa."
Dengan sangat dalam, lelaki itu menatap manik mata rain, terlihat bahwa gadis itu benar benar mengkhawatirkan nya. Langkah nya memaju, ia mengusap kepala rain pelan dan mulai mendekap gadis itu erat.
"Makasih rain."Ucap alivar pelan.
"Soal?."
"Makasih karena udah buat gue ngerasain gimana rasanya di sayang sama orang yang gue cinta. gue ga dapet itu dari Kayla, tapi gue dapet itu dari lo."Rain mengangguk dan mulai membalas pelukan alivar.
"Lo janji kan al sama gue buat ga lakuin hal tadi lagi?."
"Iya, gue janji."
*****
Suara langkah begitu terdengar jelas di rumah besar yang sangat sepi.
Lelaki itu perlahan mulai meraih knop pintu kamar yang dulu adalah kamar milik nya. Ia membuka nya dan masuk ke dalam lalu melihat seorang lelaki paruh baya yang sedang terduduk di atas kursi.
"Pah."Panggil nya membuat lelaki paruh baya itu menoleh dan tersenyum lebar lalu berjalan menghampiri nya dan memeluk erat anak laki laki nya.
"Apa kabar kamu?."
"Baik. papah sendiri? gimana?."Ujar nya sambil ikut memeluk papah nya.
"Sangat baik."Jawab pria paruh baya bernama Johan sambil melerai pelukan nya.
"Kapan kita balik kesini?."
Johan menghela nafas nya dan mengacak pelan rambut anak nya."Segera sayang. lakukan apa yang harus kamu lakukan saat ini, baru kita datang kembali kesini."
"Huh! ini cukup sulit pah."
"Kamu bisa. kamu mau balik kesini kan? Hanya cara ini agar kamu balik kesini."
"Kenapa kita tidak langsung bunuh mereka aja?."
Johan menggeleng mendengar jawaban anak nya."Tidak. Itu terlalu mengundang polisi. kita bermain cerdik saja saat ini. kamu sudah cukup baik. sedikit lagi, semua nya akan kembali seperti semula."
"Kalau begitu, apa yang harus aku lakukan lagi?."
"Papah sudah merencanakan nya. lihat."Ucap Johan, memberikan selembar kertas pada anak nya yang langsung di buka oleh lelaki itu.
"Itu susunan rencana kita, dan kita sudah melakukan nya tujuh puluh delapan persen. sedikit lagi bukan?."
"Oke. Kita lakukan rencana selanjutnya kalau gitu."
......
ALLOJANGAN LUPA TERUS DUKUNG CERITA INI. DAN SEMOGA KALIAN SUKA SAMA CERITA NYA.
BTW, JAGA KESEHATAN!.
DAN TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN VOTE AND COMEN UNTUK PART INI.
SEE YOU NEXT PART AND HAVE A NICE DAY!!♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIVAR (END)
Jugendliteratur[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! DILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT!.] "Gue slalu ngerasa kalau tuhan ga adil. dia ga kasih gue celah kebahagian, dia ga pernah denger gue. gue cape. berkali kali gue bilang dan teriak kalau gue cape. tapi tuhan ga pernah denger gu...