"Kamu udah baikan sama al?."Tanya Jean pelan sambil mengusap lengan atlas.
Atlas mendonggak dan mengangguk antusias."Udah kok, dia percaya kalau papah ga lakuin itu."Jawab nya sambil tersenyum membuat Jean ikut tersenyum.
"Papah mau kamu datang ke bengkel tempat mobil papah di servis disana."Ucap Jean.
"Kenapa?."
"Sebelum papah alivar ketabrak, papah memang sudah menaruh mobilnya disana, dan papah rasa ada yang meminjam mobil papah untuk mencelakai papah nya alivar."Ucap Jean yang langsung di tatap serius oleh atlas.
"Serius pah? papah yakin kan?."
"Yakin las, papah liat kalau yang nabrak mobil papah alivar itu memang mobil milik papah, tapi bukan papah. Sekarang kamu kesana, kamu tanya sama tukang servis nya, saat itu ada yang meminjam mobil papah atau tidak."
Atlas mengangguk."Atlas bakalan kesana sekarang."Jean membuang nafas nya lega lalu berdiri dari duduknya begitu pun dengan atlas.
"Cuman ini yang bisa buat mereka semua percaya, lakuin."
"Iya atlas bakal lakuin ini. kalau gitu atlas pergi ya."Ucap nya sambil mencium punggung tangan Jean dan pergi keluar dari polsek itu.
Setelah masuk ke dalam mobil nya, ia menancap gas nya dengan kencang.
Beberapa menit, ia sampai di bengkel tempat mobil papah nya di servis. Tanpa menunggu waktu lama, atlas keluar dan menghampiri ke arah seorang lelaki setengah paruh baya yang sedang membetulkan mobil papah nya.
"Permisi, pak."
"Iya kenapa? ada yang bisa kamu bantu?."
"Ini mobil milik pa jean, betul?."Tanya atlas.
"Iya betul. ada apa ya?."
"Kalau begitu saya mau tanya soal beberapa hari kemarin, apa pa Jean mengambil mobil milik nya kesini?."Tanya atlas sambil berjongkok, menyamai tinggi nya dengan montir itu.
"Seminggu ini pa Jean tidak kesini, pa Jean akan kesini kalau saya yang menelpon nya untuk mengambil mobil nya."Atlas menyunggingkan senyum nya, ini benar benar membuat atlas yakin kalau ada seseorang yang sengaja memfitnah papah nya.
"Lalu, apa beberapa hari ini ada yang meminjam mobil ini?."
"Ada. Orang suruhan pa Jean."
*****
Rain menutup pintu ruangan dokter yang memeriksa mamah nya dan katanya mamah nya sudah boleh pulang malam ini.
Di sepanjang koridor rumah sakit, rain tidak memudarkan senyum nya.
"Setelah ini kamu harus buat rama pergi, sama seperti apa yang kamu lakukan pada sofia. dan setelah itu, kita akan kembali lagi seperti semula."
Rain memberhentikan langkah nya saat mendengar percakapan dua orang di balik gudang rumah sakit.
Detak jantung rain bergetar hebat, apakah yang mereka maksud adalah papah dan mamah nya alivar?.
"Tentu pah, aku akan lakuin semua nya malam ini dan kita pergi dari kota ini."
"Bagus, soal jean, papah akan pastikan dia yang menjadi tersangka atas kasus kecelakaan ini."
"Iya, Arthur ga sabar buat balik lagi hidup sama papah."
"Me too boy."
Rain mengerjakan pandangan nya saat mendengar suara nama Arthur di sebutkan. Sialan! Siapa yang Arthur ajak obrol saat ini? Mengapa gudang rumah sakit ini terlihat begitu gelap dari jendela?.
Rain harus beritahu ini pada alivar, tapi ia tidak mungkin hanya berbicara tanpa bukti. ia yakin alivar tidak akan percaya padanya.
Ia mengatur nafas nya dan berbalik untuk pergi dari sana.
"E-eh, maaf bu, saya ga sengaja. ibu gapapa kan?."Tanya rain saat tidak sengaja menabrak wanita cukup tua di hadapan nya.
"Saya gapapa, hati hati ya jalan nya."Rain mengangguk pelan sambil memperhatikan wanita itu yang lama lama menjauh.
"Rain!."
Langkah rain terhenti saat ingin pergi dari sana. Ia menoleh ke belakang dan melihat Arthur yang berjalan menghampiri nya."Ngapain Lo disini?."Tanya Arthur tajam dengan sedikit rasa khawatir.
Arthur yakin bahwa rain mendengar semua nya. Argh! Gadis ini bisa saja membatalkan rencana nya dengan papah nya.
"G-gue, gue tadi lewat aja kok. s-sorry ya, gue pergi dulu."Arthur mencekal lengan rain kuat saat gadis itu berusaha pergi menghindari nya.
"Jawab yang jujur! Lo denger kan?!."
"D-denger apa? ngga ko, g-gue ga denger apa apa."Ucap rain, berusaha melepaskan cekalan Arthur namun tidak bisa.
"Lepas ar, gue ada perlu."
Arthur terkekeh pelan lalu memajukan wajah nya untuk mendekat ke arah rain."Gue tau kalau lo denger semua nya, dan gue ga akan biarin Lo pergi gitu aja, rain."
"Gue ga denger apapun."Elak rain.
"Gue ga sebodoh itu. Jawab gue!."Bentak Arthur sambil mencengkram lengan rain tambah kuat membuatnya meringis pelan.
"Awss, sakit. Lepasin."
"Gue tanya sekali lagi, apa yang Lo denger?!."
Rain mendonggak dan menatap Arthur kecewa."Gue benci lo ar, hiks.."
"Kenapa? hm?."
"Kenapa lo sejahat ini sama gue papah gue dan alivar?!. lo jahat! gue benci lo, gue bakal kasih tau semua orang kalau lo yang udah lakuin semua nya."Ucap rain sambil memukul dada Arthur berkali kali.
"Dan gue ga akan biarin itu terjadi."
"Lepas, ar."
"Kalau sampai lo bocorin ini, nyawa alivar terancam. Gue bahkan bisa buat dia mati hari ini juga kalau Lo bongkar semua nya."
"Jangan pernah lakuin itu!."
"Ikutin kata kata gue kalau lo masih mau liat dia di dunia ini."Ucap Arthur dengan senyum smirk nya. Rain yang melihat itu membuang arah pandang nya, rain tidak akan membuat alivar mati di tangan Arthur, tapi rain juga tidak ingin papah nya mempertanggung jawabkan kesalahan yang tidak papah nya lakukan.
Rain mengepalkan tangan nya sebelum akhirnya mengangguk."Gue bakal ikutin kata kata Lo."
"Bagus. gue bakal pantau lo kemana pun Lo pergi."Ucapnya sambil mengusap pipi rain pelan dan pergi meninggalkan gadis itu.
"Lo jahat, ar.."Lirih rain, memperhatikan punggung bidang Arthur yang lama lama menjauh dari pandangan nya.
......
APA KABARNYA?.JANGAN LUPA TERUS DUKUNG CERITA INI. DAN SEMOGA KALIAN SUKA SAMA CERITA NYA.
BTW, JAGA KESEHATAN!.
DAN TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN VOTE AND COMEN UNTUK PART INI.
SEE YOU NEXT PART AND HAVE A NICE DAY!!♡
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIVAR (END)
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! DILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT!.] "Gue slalu ngerasa kalau tuhan ga adil. dia ga kasih gue celah kebahagian, dia ga pernah denger gue. gue cape. berkali kali gue bilang dan teriak kalau gue cape. tapi tuhan ga pernah denger gu...