chapter 32

15 0 0
                                    

Setelah memperhatikan alivar yang lama lama menjauh, rain masuk ke dalam rumah nya. Ia tersentak pelan saat atlas menatap nya melotot begitu rain membuka pintu.

"Kak! ngagetin!."

"Cie cie. kiw kiw. malmingan nih."Goda atlas, menaik nurunkan alis nya saat melihat kedua nya dari arah jendela.

"Gajelas lo."

"Kalian ngapain aja? pelukan ya? atau lo di cium? at-."

"Bisa ga si otak nya tuh di benerin ke tukang servis? gedek banget gue denger nya."

"Ya elah nanya doang. kenapa ga jadian si? tinggal pacaran doang lama banget, pake acara pdkt dulu."Celetuk atlas, bersender di tembok sambil bersedekap dada.

"Ngaco emang. siapa juga yang pdkt."

"Ya kan gue cuman bilang, lagian kalian cocok tuh. gue ke ship banget."

Rain menghela nafas nya."Jangan nyuruh gue pacaran, lo aja ga laku. so soan comblang comblangin orang."

"Lo kalau ngomong jangan di luapin semua nya kek."

"Ya emang bener. hubungan orang di bantu, tapi sendiri nya jomblo. kasih orang lain solusi sana sini tentang hubungan mereka, tapi lo?."Ledek rain sambil tertawa.

"Pelatih tidak ikut bermain bro."

"Dih. Oh iya, btw nih atm lo, tadi alivar yang kasih. Dia bilang makasih, soal uang yang udah dia pake, nanti dia balikin."

Atlas menyerngit heran dan mengambil atm milik nya di tangan rain."Loh? kenapa di balikin?. atm dia udah ga di blokir sama si akik akik itu."

"Ck. gatau, dia bilang dia udah ga pake lagi uang lo. Katanya si, dia kan kerja."

"Tapi kan ga seberapa gajih nya."

"Kak."Panggil rain saat sebuah ide terlintas di otak nya.

"Apa?."

Rain melihat sekitar dan berjalan mendekat ke arah atlas."Gimana kalau kita bilang papah buat naikin gajih alivar?."

"Boleh ga ya?."

Rain menepuk tangan atlas pelan."Ya boleh dong, kita kan orang kaya, uang kita juga banyak."

"Sialan, pamer lo?."

"Ya allah maap deh, mulut gue emang sombong banget."Ucap rain, memukul mulut nya pelan.

"Hadeh, gausa deh. gini aja, nanti uang gajihan alivar gue tambahin pake uang di rekening gue aja. gimana?."

"Serius kak?."

"Konyol banget emang tampang gue?."

"Engga si. tapi gue setuju banget. makasih."

"Girang banget lo kalau soal alivar."Ujar atlas.

"Males banget ngomong sama lo. bye!."Setelah itu, ia pergi meninggalkan atlas menuju kamar nya. jangan tanyakan kemana kedua orang tua nya, pasti mereka sudah tertidur, apalagi jam nya sudah cukup larut.

*****

Rama melirik alivar yang menuruni anak tangga dan pergi keluar begitu saja melewati nya. 90°, Rama merasa bahwa alivar benar benar berubah pada nya, dan ia menyadari hal itu.

Di tambah lagi ucapan Jean kemarin benar benar menohok hati Rama.

"Saya baru bertemu dengan seorang ayah yang benar benar tega dengan anak nya. dan itu kamu rama. apa kamu tau bagaiman alivar di luar sana? fasilitas yang kamu beri semua nya di blok, bahkan atm nya sekalipun. apa kamu berfikir, bagaimana cara dia makan?."

Kata kata itu terus terngiang di kepala nya.

Ia memberhentikan makan nya dan berlari pelan keluar rumah, untuk mengejar alivar membuat Arthur dan Sandra menyerngit heran."Al!."Alivar memberhentikan gerakan nya yang ingin menaiki motornya.

Ia menoleh dan melihat rama yang menghampiri nya.

"Kenapa?."Tanya alivar dingin.

"Mau kemana? bukan nya hari ini sekolah libur?."

"Salah kalau alivar keluar?. di rumah panas."

"Kamu terlihat sibuk belakangan ini. apa yang kamu lakukan setelah pulang sekolah?."Ujar rama.

Alivar terkekeh pelan mendengar nya."Ga perlu tau."

"Saya papah kamu. saya berhak tau aktivitas kamu setiap hari."

"Papah?."Ucap alivar, menatap Rama tidak percaya.

"Apa lo pantes si sebut papah?."Lanjut alivar.

"Al!."Sentak rama.

"Huft. sorry. alivar sibuk."

"Jawab saya al."

"Gada waktu."Ucap alivar, menaiki motor nya tanpa memperdulikan rama.

Rama terdiam, melihat alivar yang sudah jauh dari pandangan nya. Sepertinya, alivar benar benar membenci rama. Anak itu seperti menjauh dari nya.

Shit. Apa yang harus ia lakukan?.

*****

Alivar menuruni motor nya begitu pun dengan rain saat sudah sampai di TPU, tempat di mana mamah nya di kuburkan, tiga minggu lalu.

Hari ini, memang alivar yang mengajak rain untuk menjenguk mamah nya. Mungkin dengan ini, rindu alivar juga sedikit terobati.

"Ayo."Ajak alivar, berjalan mendahului rain ke area pemakaman.

Setelah sampai, kedua nya berjongkok dan melihat gundukan tanah di hadapan nya.

"Assalamualaikum mah."Ucap alivar, mengusap nisan mamah nya pelan. Setelah itu, kedua nya mulai mengangkat tangan dan berdoa.

"Maaf ya, alivar sama rain baru sempet datang lagi. mamah baik baik aja kan disana? nyaman sama rumah baru nya?."Ujar alivar tanpa melepaskan pandangan nya dari batu nisan di hadapan nya.

"Alivar kangen mah."Ucap nya lagi, dan hal itu sama sekali tidak luput dari tatapan rain.

"Alivar selalu ngerasa kalau kehidupan alivar bener bener sepi. Iya, sepi karena gaada mamah disini."

Perlahan, rain mengusap punggung lelaki itu pelan.

"Maaf karena alivar selalu berangan angan seolah mamah masih ada, mamah pasti ga tenang ya?. tapi untuk kali ini, alivar janji buat ikhlasin mamah sepenuh nya."

"Satu lagi,"Alivar menggantung ucapan nya, dan menoleh ke arah rain lalu menggenggam lengan gadis itu erat dan menaruh di atas gundukan tanah mamah nya.

Rain yang sama sekali tidak mengerti hanya diam tanpa berniat untuk membuka suara.

"Mah, alivar juga janji buat ga balik sama Kayla. alivar yakin, pilihan mamah pasti terbaik untuk alivar."Lanjut alivar.

Rain mendonggak, dan menatap alivar yang juga menatap ke arah nya.

"Dan lo adalah pilihan terbaik mamah buat gue."

"Maksud lo?."

"Mau bantu gue?."

"Bantu lo?."

Alivar mengangguk dan menggenggam lengan rain semakin erat."Bantu gue buat penuhi semua permintaan mamah ke lo."




















......
ALLO

JANGAN LUPA TERUS DUKUNG CERITA INI. DAN SEMOGA KALIAN SUKA SAMA CERITA NYA.

BTW, JAGA KESEHATAN!.

DAN TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN VOTE AND COMEN UNTUK PART INI.

SEE YOU NEXT PART AND HAVE A NICE DAY!!♡♡

ALIVAR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang