chapter 26

16 1 0
                                    

Tubuh alivar mematung melihat mamah nya yang lewat di hadapan nya di atas brankar dengan kondisi tidak sadarkan diri dan di dorong oleh beberapa suster ke ruang darurat.

Ia berlari pelan dan melihat mamah nya."Mah? mamah kenapa? sus? mamah saya kenapa?."Ujar alivar saat lelaki itu tidak di izinkan masuk ke dalam.

"Sus! mamah saya!."

"Mohon maaf, mas nya bisa tunggu disini, kami akan melakukan tindakan pada pasien."

"Tapi mamah saya."Ujar alivar tanpa melepaskan tatapan nya dari sofia yang sudah berada di dalam.

"Tolong percayakan semua nya pada kami dan harap kerja sama nya."Ujar suster itu lalu menutup pintu ruangan nya tanpa menunggu jawaban dari alivar.

Alivar terisak pelan dan memegang pintu kaca itu, memperhatikan dokter dan suster yang sedang melakukan tindakan pada mamah nya."Mah, jangan tinggalin al.."Lirih nya.

"Alivar sendiri mah, cuman mamah yang alivar punya sekarang."Gumam nya lagi.

Ia tidak akan biarkan mamah nya pergi meninggalkan nya saat ini. alivar tidak akan biarkan itu terjadi, ia yakin mamah nya bisa sembuh dan kembali seperti biasa dengan nya. Iya, alivar yakin itu.

Tapi seperti nya harapan nya benar benar gagal saat kedua mata nya menatap semua suster yang mencabut alat di tubuh mamah nya dan menutup seluruh tubuh itu dengan selimut.

Ia terkekeh, dan menggeleng, menjauhkan tubuh nya dari ruangan itu lalu menonjok pipi nya pelan.

"Engga! mamah gue ga kenapa napa! gue cuman mimpi anjing!."

"Bangun!."Ia terus memukul wajah nya keras. Tapi kenapa mimpi ini belum usai? kenapa mamah nya harus di tutupi seperti itu? apa mamah nya kedinginan? iya?.

"Maaf. saya dan beberapa suster sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan pasien, tapi ternyata, tuhan berkehendak lain."Air mata alivar luruh begitu saja dan memegang kerah dokter itu.

"Ga! lo bohong sama gue! lo bilang gue harus percaya sama lo! tapi lo ga bisa di percaya, buktinya mamah gue pergi! lo bohong anjing!."Bentak alivar tidak terima pada dokter itu.

Dokter itu berusaha melepaskan cengkraman nya tapi tidak bisa karena alivar terlalu kuat memegang erat kerah baju nya."Maaf, tapi say-."

"Kembali in mamah gue! gue mohon."

Dua satpam dari arah berlawanan datang dan melepaskan cengkraman alivar."Dok, lakuin lagi. mamah saya masih bisa di selamatin dok."Lirih alivar.

"Sudah tidak bisa."

Alivar mendorong bahu dokter itu dan berlari masuk ke dalam, membuka selimut itu dan melihat wajah mamah nya yang sudah tiada. ia mendonggak, menatap suster itu.

"Sus. tolong.."

Suster itu tidak menjawab, melainkan menggeleng. alivar mengusap kasar air mata nya, ia menarik alat oksigen yang biasa di pakai mamah nya dan menyodorkan nya pada satu suster.

"Pake in lagi sus!. Dia pasti kesusahan nafas kalau ga pake alat ini, ayo sus. mamah saya pasti sadar."Ujar alivar memohon.

Atlas yang tiba tiba datang dari ruangan itu menghempas kasar alat itu membuat alivar menoleh. Sedangkan suster di ruangan itu sudah keluar saat atlas menyuruh mereka keluar.

"Las? mamah gue?."

"Dia udah tenang al.."

"Ga mungkin las. Mamah gue masih ada."Alivar berjongkok, mengacak rambut nya kasar.

"Siapa yang peduli sama gue kalau mamah gue gaada? semua nya jahat, semua nya ninggalin gue, ngebiarin gue sendiri. bahkan tuhan jahat sama gue, dia ambil sesuatu yang paling berharga di kehidupan gue."

ALIVAR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang