Panggilan dari ruang kepala sekolah, terpaksa membuat alivar masuk ke dalam sana.
Setelah mengetuk dan izinkan masuk, ia menduduki bokong nya di hadapan pa robert yang sudah berada di hadapan nya.
"Ada apa ya pa manggil saya ke ruangan bapa?."Tanya alivar to the poin.
Tanpa menjawab ucapan alivar, pa robert menyodorkan kertas yang berisi absen milik alivar membuat lelaki itu mengerti dengan tujuan nya yang di panggil kesini.
"Sudah hampir satu semester kamu banyak alpa, izin, kenapa? kamu tau kalau kamu kelas dua belas? bagaimana kalau kamu tidak lulus alivar."Ujar pa robert dengan sedikit tegas.
Alivar terdiam, sama sekali tidak berniat menjawab apapun yang di tanyakan oleh pa robert.
"Kamu anak cerdas, tapi kenapa kamu jadi seperti ini? kalau ada masalah, jangan bawa bawa ke sekolah, nilai kamu lebih penting."
"Mamah saya lebih penting pa."Sarkas alivar cepat.
"Saya tau tap-."
"Bapa gatau apapun, jadi jangan ikut campur dengan masalah saya."Potong alivar berani.
"Alivar! nilai kamu menurun drastis, di setiap pelajaran, kamu banyak bolos nya."Ujar pa robert menatap alivar dalam.
"Saya tau, dan saya sadar dengan kelakuan saya."
"Lalu, bagaimana dengan nilai di rapot kamu?."Tanya pa robert.
"Ya tulis seadanya. saya tidak peduli apapun saat ini soal nilai, bahkan jika saya tidak lulus pun, saya tidak peduli."
Ucapan alivar membuat pa robert menatap lelaki itu tidak percaya.
"Saya bisa bantu kamu, tapi saya mohon, jangan lakukan ini lagi. saya hanya minta kamu tidak bolos lagi, besok saya minta orang tua kamu datang kesini."Lerai pa robert.
"Orang tua saya tidak ada, mereka ada di luar kota sejak dua minggu lalu. jadi kalau bapa masih mau banyak bicara, bicara saja dengan saya."Bohong alivar.
Pa robert tersenyum dan menepuk pundak alivar."Jangan berbohong."Ucap pa robert.
"Pa!."
"Alivar, saya hanya minta papah kamu datang, dan akan menjelaskan semua nya agar kamu bisa paham."
"Saya sudah paham pa."Ucap alivar memohon.
Pa robert menggeleng."Tidak bisa. besok, jam delapan pagi, saya tunggu orang tua kamu, atau saya yang ke rumah kamu sesuai alamat di biodata kamu."Ucap pa robert santai.
Alivar mendelik. guru sialan! apa dia tau jika setelah ini papah nya akan menghajar alivar abis abisan?.
"Pa apa tidak bisa berbicara dengan saya saja?."Pinta alivar lagi.
"Saya rasa sudah cukup apa yang ingin saya sampaikan pada kamu, jadi silahkan keluar dari ruangan saya."Ucap pa robert ramah.
Dengan kesal, alivar keluar dari ruangan pa robert dan menutup pintu ruangan itu kencang yang sedikit membuat pa robert tersentak pelan.
"Mati gue."Gumam alivar.
*****
Rain berjongkok saat melihat kertas alivar terjatuh dan mengambil nya. ia segera berlari pelan menuju lelaki itu dan mencekal lengan nya membuat langkah alivar terhenti.
"Al, surat lo jatuh tadi."Ujar rain menyodorkan nya pada alivar.
Alivar merogoh saku nya dan mengambil surat itu."Oh iya. makasih ya tapi sebenernya ga penting juga si surat nya."Ujar alivar mengambil surat itu dari tangan rain.
"Ga penting?."Alivar mengangguk.
Dahi rain menyerngit melihat alivar yang merobek kertas itu dan membuang nya ke tempat sampah di samping mereka.
"Al?."
"Gapapa. gue ga butuh juga, yaudah kalau gitu gue pergi."Ujar alivar meninggalkan rain.
Rain menatap Alivar yang sudah tidak terlihat lagi di pandangan nya dan mengambil robekan kertas itu di tempat sampah.
"Sorry Al, gue penasaran."Gumam rain dan berjalan menuju kelas nya.
Untung saja kelas nya sedang ada praktek olahraga sekarang, rain tidak ikut karena kepala nya sedikit pusing tadi. Jadi, ia bisa menyusun kembali robekan kertas tadi.
Saat di kelas, rain terduduk dan mulai menyusun kertas itu menjadi semula.
Robekan kertas itu, kini sudah sedikit membentuk menjadi tulisan pada awal nya. Rain membaca tulisan itu satu persatu dan tulisan absen yang begitu banyak alpa nya.
Seketika, rain teringat tentang ucapan atlas yang memberitahu bahwa alivar jarang masuk kelas belakangan ini.
"Gue kasih tau kak atlas ga ya?."Ucap nya ragu.
"Kasih tau aja deh."Ucap nya lagi dan merogoh saku nya untuk menelpon atlas agar pergi ke kelas nya.
Beberapa menit, rain menoleh ke arah pintu dan melihat atlas yang datang."Lo beneran gaada guru mapel nya kan?."
"Santai aja. jadi, kenapa?."
Rain menggeser duduk nya dan menyuruh atlas duduk di bangku samping nya."Lo baca."Ujar rain menunjuk kertas itu dengan arah pandangan nya.
"Alivar?."Tanya atlas saat melihat nama alivar di kertas itu.
"Itu kertas alivar. tadi gue ambil waktu jatuh, terus pas gue kasih ke dia, malah di robek terus di buang gitu aja. ya gue ambil karena gue penasaran."
Atlas sedikit was was dengan tulisan di bawah nya yang menyuruh orang tua alivar untuk datang.
"Alivar bisa celaka ini."
"Terus lo mau ngapain?."Tanya rain.
"Gue gatau rain, papah alivar pasti bakal nyari alivar ke rumah sakit dan narik dia ke rumah buat pukulin dia karena hal ini."
"Apa kita bilang ke pa robert aja buat ga nyuruh papah alivar kesini?."Usul rain.
"Si kumis gaakan mau, dia kan kalau udah begitu ya begitu, gabisa di ganggu gugat."Malas atlas.
"Terus kalau besok alivar malah luka luka gimana kak?."Tanya rain yang mulai khawatir dengan alivar.
"Ck! ini sialan si rama. bapa anjing! harus nya punah. udah tua juga, hidup mulu. mana ga guna lagi."Decak atlas.
Rain memukul lengan atlas."Kalau ngomong bisa ga si di jaga? pagerin sekalian."
"Ya emang fakta."
"Jadi kita diem aja?."
"Huft. gue ga bisa lakuin apa apa rain, kalau pun bisa, dari awal udah gue coba buat cegah papah nya alivar. tapi lo tau kan, alivar ga suka di ganggu terlalu jauh soal masalah keluarga nya?."Ucap atlas.
Kenapa harus alivar yang seperti ini?. apa tuhan tidak bersikap adil pada lelaki itu? apa tuhan benar benar tidak memberi kesempatan untuk alivar merasakan kesenangan?.
......
ALLO!JANGAN LUPA TERUS DUKUNG CERITA INI. DAN SEMOGA KALIAN SUKA SAMA CERITA NYA.
BTW, JAGA KESEHATAN!.
DAN TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN VOTE AND COMEN UNTUK PART INI.
SEE YOU NEXT PART AND HAVE A NICE DAY!!♡♡

KAMU SEDANG MEMBACA
ALIVAR (END)
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! DILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT!.] "Gue slalu ngerasa kalau tuhan ga adil. dia ga kasih gue celah kebahagian, dia ga pernah denger gue. gue cape. berkali kali gue bilang dan teriak kalau gue cape. tapi tuhan ga pernah denger gu...