Rain menunduk ramah sambil tersenyum kecil saat beberapa pegawai menyapa nya.
"Tinggal siapa lagi kak?."Tanya rain saat melihat dua amplop di lengan atlas.
"Tinggal pa Jojo sama al-."
"Alivar ayo masuk."Kedua nya mendonggak dan melihat pa Jojo yang masuk ke dalam bersama alivar.
Alivar terdiam dan menatap kedua nya bergantian yang juga menatap nya tidak percaya."Al?, Ini, lo?."Tanya atlas tidak percaya sambil menatap nama amplop di lengan nya bergantian.
"Kalian saling kenal?."
Atlas menoleh ke arah pa Jojo dan mengangguk."Ah, iya pa. ini untuk bapa."Pa Jojo mengambil amplop pemberian atlas dan menoleh ke arah alivar yang masih terdiam.
"Terimakasih ya. nak al, ayo kita keluar."
"Pa Jojo, bisa duluan, ada yang mau saya bicarakan dulu sama alivar."Ucap atlas.
"Yasudah kalau gitu, bapa duluan ya al."Ucap pa Jojo keluar dari ruangan itu.
Atlas melihat pintu dan benar benar sepi, ia berjalan mendekat ke arah alivar dan memperhatikan penampilan alivar tidak percaya."Apaan maksud nya?!."
"Las, gue, bisa ambil ua-."
"Uang apa hah?! Lo kerja?! iya?!."
Bugh!
Alivar tersungkur ke depan saat atlas memukul nya kencang, rain yang melihat itu menghampiri alivar dan membantu lelaki itu berdiri."Kak stop! lo ga bisa main kasar sama alivar!."
"Diem lo!."Bentak atlas menyingkirkan rain yang menghalanginya.
"Jawab gue al!. kenapa lo kerja!."
"Las gue-."
"Jawab anjing!."
"Gue butuh uang las buat sekolah dan biaya rumah sakit mamah. semua rekening gue di blokir, jadi cuman ini cara satu satu nya biar gue dapet uang."Jawab alivar jujur menatap atlas yang juga menatap alivar marah.
"Bangsat!-"Rain mencekal lengan atlas saat lelaki itu ingin kembali menghajar alivar.
"Kak! lo ga kasian sama alivar?! lo benci kan kalau liat alivar luka? tapi sekarang?! kenapa lo malah lukai dia!."Ucap rain keras, menatap atlas kecewa.
"Rain! dia ga harus kerja kayak gini."
"Terus gue harus apa las?."Tanya alivar.
Atlas mengacak rambut nya gusar dan menarik kerah baju alivar."Lo sadar ga kalau disini ada gue! Lo ga harus kerja al, gue bisa bantu lo!. lo bodoh! lo kerja di posisi lo yang masih sekolah!."
Alivar menghempas lengan atlas di kerah nya dan menggeleng."Jangan buat gue berhutang budi sama lo las. cukup lo bantuin gue, gue bisa sendiri. gue gamau terus terusan nyusahin lo."
"Gue ga pernah ngerasa di susahin sama lo."
"Itu karena lo bukan gue."Sarkas alivar.
"Al."
"Gue bisa sendiri las. selagi gue bisa ngelakuin apapun hal yang gue bisa, kenapa engga?. gue bakal buktiin sama papah gue kalau gue bisa ko kerja sendiri tanpa bantuan dia."
"Rama anjing! Kenapa papah lo brengsek al!."
"Gue tau. jadi gue mohon, jangan cegah gue buat kerja las."
Atlas menggeleng, ia merogoh saku nya dan menyodorkan kartu atm milik nya."Pake. buat lo."Alivar tersenyum kecil mengembalikkan nya pada atlas.
"Gue bisa sendiri las. simpen uang nya, itu hak lo, bukan hak gue."
"Al, lo ga boleh kerja. lo ga harus kayak gini, ini kewajiban papah lo. dia ga boleh lari gitu aja dari tanggung jawab nya."Ujar atlas.
"Pemikiran orang beda beda. papah gue bahkan ga punya pikiran, jadi dia ga akan mikir soal tanggung jawab. jadi gue mohon sekali lagi, jangan larang gue las."
"Lo-."
"Kak, alivar punya keputusan sendiri buat kehidupan nya."
"Tapi harus nya-."
"Itu cuman harus nya las, nyata nya gue bakal kerja ko. kalau emang lo gamau gue kerja disini, gue bisa kerja di tempat lain."Potong alivar
Atlas menarik Alivar saat ingin pergi dari ruangan itu. lengan nya yang ingin menonjok pipi lelaki itu berganti dengan menepuk nepuk pelan pipi alivar.
"Gue bakal terus berdiri di belakang lo, tengok gue kalau lo butuh apapun. gue ga mau lo kerja cape kayak gini."
*****
Atlas menghentak sendok dan garpu di lengan nya dengan kasar membuat ketiga orang di ruang makan menatap ke arah nya.
"Sayang, kamu kenapa?."Tanya dira yang sama sekali tidak di hiraukan oleh atlas.
"Kenapa papah ga bilang sama atlas kalau alivar kerja di cafe."Ucap atlas dingin, Jean yang mendengar itu sedikit kaget dan mendonggak.
Argh! sial! Ia baru mengingat tentang alivar.
"Kamu, tau?."Tanya Jean, menatap kedua anak nya bergantian.
"Jawab pah. kenapa papah sembunyiin ini?."
"Las."
"Pah."
Jean membuang nafas nya pelan."Dia yang menyuruh papah untuk ga bilang ini sama kamu dan rain."
"Terus, kenapa papah terima lowongan kerja dia?."
"Dia mohon mohon sama papah. ya mau ga mau papah terima."
"Harus nya papah tolak!."Kesal atlas.
"Lo egois kak."Atlas menoleh ke belakang dan melihat ke arah rain.
"Egois?. gue gini karena al-."
"Karena lo gamau alivar cape?. tapi lo juga ga bisa paksa dia kan? kalau itu udah kemauan dia, harus nya lo turutin selagi itu ga buat dia bahaya. kasih dia kesempatan buat lakuin hal yang dia suka. lo mau sama kayak papah alivar? yang engga pernah nurutin hal yang dia mau."
"Rain, dia-."
Rain mengangguk."Gue tau. gue salut ko sama perhatian lo sama alivar. tapi lo ga pernah sadar kalau perhatian lo berlebihan dan buat dia ngerasa kalau lo ngatur kehidupan nya."Potong rain lagi.
Atlas terdiam sebentar dan menatap ketiga nya bergantian."Pah?."
Jean tersenyum simpul dan mengacak pelan rambut atlas."Biar papah yang bayar sekolah alivar dan rumah sakit mamah nya. papah akan pastiin kalau dia kerja untuk kebutuhan dia aja. percaya sama papah ya?."
"Serius?."Jean mengangguk membuat atlas memeluk papah nya erat.
Dira yang melihat itu ikut tersenyum. ia tau betapa besar nya rasa peduli atlas pada alivar, bahkan atlas juga sudah menganggap bahwa alivar adalah saudara nya sendiri.
Dira tidak menyangka bahwa anak nya akan bersikap sebaik ini. dan Dira menyukai sikap atlas.
......
ALLOJANGAN LUPA TERUS DUKUNG CERITA INI. DAN SEMOGA KALIAN SUKA SAMA CERITA NYA.
BTW, JAGA KESEHATAN!.
DAN TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN VOTE AND COMEN UNTUK PART INI.
SEE YOU NEXT PART AND HAVE A NICE DAY!!♡♡

KAMU SEDANG MEMBACA
ALIVAR (END)
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! DILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT!.] "Gue slalu ngerasa kalau tuhan ga adil. dia ga kasih gue celah kebahagian, dia ga pernah denger gue. gue cape. berkali kali gue bilang dan teriak kalau gue cape. tapi tuhan ga pernah denger gu...