Jean dan dira mendonggak saat mendengar suara kedua anak nya yang baru saja pulang dengan waktu yang tidak biasa nya.
"Kalian udah pulang? tumben."Ucap Jean saat kedua anak nya mencium punggung tangan nya.
"Ada jam kosong sampai pulang, jadi kita pulang aja."Bohong atlas sambil menduduki bokong nya di sebelah Jean, namun sayang nya Jean sudah mengetahui lebih dulu tentang kedua nya.
"Maafin papah."
"Kenapa minta maaf?."
Jean melirik istri nya sekilas lalu menatap rain dan atlas bergantian."Soal masalah papah nya al?."
"Bukan."Banyak kedua nya.
"Papah sudah tau, tapi kalian harus percaya kalau papah ga lakuin itu. sama sekali ngga."Ucap Jean dengan begitu tulus membuat atlas dan rain menatap lelaki paruh baya itu dalam.
"Papah beneran ga lakuin itu?."Tanya rain pelan.
"Ngga, gimana bisa papah lakuin itu sama keluarga alivar?. papah udah anggap dia kayak anak papah sendiri, jadi ga mungkin."Jawab Jean meyakinkan kedua nya.
"Soal plat nomor dan mobil itu?."Tanya atlas.
"Ntah, papah gatau. tapi papah akan co-."
Suara bel membuat Jean memberhentikan ucapan nya, keempat nya menoleh ke arah pintu sebelum akhirnya Jean berdiri dan berjalan untuk melihat siapa orang di luar sana.
"Permisi, selamat siang, apa ini kediaman bapak Jean?."Ucap salah satu orang dengan seragam polisi nya
Jean mengangguk pelan."Iya dengan saya sendiri. ada yang bisa saya bantu?."
Polisi itu menyerahkan satu surat padanya."Kami datang kesini untuk membawa bapa atas kasus kecelakaan nya saudara rama satu hari yang lalu. kami harap, bapa bisa menjelaskan semua nya di kantor polisi mengenai bukti yang mengarah pada bapa saat ini."
"Pa, tapi ini bukan saya."Jawab Jean.
"Bapa bisa jelaskan semua nya di sana."Ucap nya
"Pah, kenapa?si-."Ucapan Dira terhenti saat melihat kedua polisi di hadapan nya, atlas dan rain juga ikut terdiam.
"Pah?."Ucap rain pelan.
Jean tersenyum kecil dan mengusap kepala rain pelan."Gapapa kok, nanti papah pulang lagi."Ucap Jean menenangkan ketiga nya.
"Pa tapi bukan papah saya pelaku nya!."Bantah atlas, berdiri di hadapan papah nya.
"Sebaik nya pa Jean ikut kami ke polres dan jelaskan semua nya agar cepat selesai."
Jean mengangguk dan menggeser tubuh atlas, lalu berjalan keluar rumah nya namun di cekal kuat oleh atlas."Ga, pah."
"Sebentar las."
"Papah ga salah. Jangan ikut mereka."
"Nanti papah balik lagi, jaga mamah kamu sama rain, ok?."Ucap Jean, mencium kening atlas lama.
"See u, doa in ya."Ucap Jean sebelum pergi bersama kedua polisi itu.
Atlas menatap mobil polisi itu yang lama lama menjauh lalu menatap ke arah gerbang yang memperlihatkan Arthur, Alivar dan Keenan yang baru saja masuk.
"Jahat ya las ternyata papah lo. Dia tega lakuin ini!."Ucap Arthur dengan kekeh sinis nya
"Lo gaada bukti apapun Ar!."
"Semua nya udah jelas."
"Bisa jadi itu rekayasa."
"Terus, kemana mobil bokap Lo sekarang?."Tanya Arthur dengan alis terangkat membuat atlas melihat ke arah bagasi nya dan benar saja mobil yang menjadi tuduhan itu tidak ada.
"Mobil nya di bengkel, kita baru aja kesana tadi liat. dan lo tau, mobil nya ancur. mungkin aja karena mobil nya abis nabrak ya jadi ancur gitu."Kekeh Arthur, membuat alivar dan atlas saling tatap namun alivar lebih dulu memalingkan wajah nya.
Atlas mengatur nafas nya dan menoleh ke belakang."Rain bawa mamah masuk gih."Rain mengangguk dan membawa mamah nya masuk ke dalam.
"Al, percaya kan sama gue?."Tanya atlas yang tidak di jawab apapun oleh alivar.
"Apa lo bisa di percaya, las?."
"Tapi bukan papah gue."
"Thanks ya, soal uang yang pernah gue pinjem, gue balikin semua nya."Ucap alivar datar, menyodorkan amplop coklat ke tangan atlas lalu pergi bersama Arthur dan Keenan.
*****
Rain berlari pelan ke arah alivar dan berhenti di hadapan motor lelaki itu saat alivar ingin melaju. Alivar menatap rain di hadapan nya lalu memencet klakson motor nya berkali kali yang sama sekali tidak di hiraukan oleh gadis itu.
"Plis , dengerin gue kali ini."Pinta rain.
Dengan sangat malas, alivar membuka helm nya dan menatap gadis itu."Apa lagi?."
"Jangan jauhi kak atlas , al."
"Terus gue harus apa? care sama dia setelah papah lo lakuin itu sama gue?."
"Tapi papah gue belum tentu bersalah, kan?."
Alivar membuang nafas nya kasar dan menatap sekitar nya yang tidak terlalu ramai."Gue cape, mau balik. minggir."
Rain memejamkan kedua mata nya sekilas, rasanya benar benar percuma berbicara dengan alivar. Lelaki itu tidak akan pernah mendengarkan nya apalagi menuruti ucapan nya.
"Gimana sama hubungan kita?."Tanya rain pelan.
Alivar terkekeh."Apa lo pikir gue bakal lanjutin ini?."Tanya alivar sedikit sinis membuat rain terdiam.
"Al? boleh bareng ga?."Kedua nya menoleh saat melihat Kayla yang tiba tiba datang dengan santai nya.
Alivar melirik rain sekilas sebelum akhirnya mengangguk."Naik, nih helm nya."Ujar alivar sambil menyodorkan helm yang di biasa di pakai oleh rain pada Kayla.
Rain menelan saliva nya dengan kasar, sial! kenapa ini begitu menyakitkan?.
"Pergi atau gue tabrak."Tanpa banyak bicara, rain bergeser, mempersilahkan kedua nya untuk pergi dari sekolah.
Bahkan alivar lupa siapa Kayla disini, dan siapa rain. Ia seakan melupakan rasa sakit yang pernah Kayla lakukan pada nya. Dan sekarang, apa alivar dengan mudah nya memaafkan kayla?
Ah shit, hati alivar terlalu tulus pada Kayla, bukan?.
"Rain."
Rain berbalik ke belakang saat mendengar suara atlas. Dan menatap mata lelaki itu terlihat sangat merah, rain yakin bahwa atlas sedang menahan tangis.
Tanpa banyak bicara, ia mendekat ke arah Kaka nya dan memeluk nya erat."Lo ga sendiri kak."
"Susah rain buat alivar percaya sama gue."
"Nanti gue bantu, ga semua nya instan kan?. gue bakal bantu kok."Ucap rain, melepaskan pelukan nya dan tersenyum dengan sangat lebar dan itu benar benar membuat hati atlas tergores.
Sial! Apa rain kira, atlas tidak tau bahwa gadis itu juga sedang bersedih saat ini? bagaimana bisa rain menyembunyikan nya dalam senyuman manis itu?. lihatlah, bahkan atlas sangat kalah dengan adik perempuan nya.
"Kak? ko bengong?."Tanya rain yang sama sekali tidak di gubris oleh atlas.
"Kak!."Sentak rain sambil menepuk pundak atlas yang langsung membuatnya tersadar.
"Eh sorry, kenapa?."
"Ko bengong si."
Atlas terkekeh dan mengacak pelan rambut rain."Gapapa, ayo balik, mamah pasti sendirian di rumah."
......
APA KABARNYA?.JANGAN LUPA TERUS DUKUNG CERITA INI. DAN SEMOGA KALIAN SUKA SAMA CERITA NYA.
BTW, JAGA KESEHATAN!.
DAN TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN VOTE AND COMEN UNTUK PART INI.
SEE YOU NEXT PART AND HAVE A NICE DAY!!♡
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIVAR (END)
Dla nastolatków[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! DILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT!.] "Gue slalu ngerasa kalau tuhan ga adil. dia ga kasih gue celah kebahagian, dia ga pernah denger gue. gue cape. berkali kali gue bilang dan teriak kalau gue cape. tapi tuhan ga pernah denger gu...