Sofia melihat alivar yang mengantarkan Kayla ke luar untuk pergi. jujur, sofia kurang suka dengan sikap Kayla yang kurang sopan.
"Dia beneran pacar kamu al?."Tanya sofia saat alivar sudah mengantarkan Kayla.
Alivar mengangguk dan duduk di kursi samping mamah nya."Iya, kenapa? mamah masih ga percaya?."
"Udah berapa lama?."
"Satu tahun mah."
"Waktu itu, sebelum mamah sakit, kamu ga bilang sama mamah, kenapa?."Alivar menggeleng.
"Alivar belum siap aja waktu itu."
Sofia mengangguk anggukan."Sikap dia emang gitu ya?."Tanya sofia yang hanya di balas senyuman kecil oleh alivar. Ia tau mamah nya tidak suka dengan sikap Kayla yang seperti tadi, dan alivar menyadari itu.
"Gausa di pikirin."
"Oh iya, gimana sama papah kamu? hp kamu udah di charger? mamah mau telpon."Ujar sofia dengan sedikit girang.
Alivar menghela nafas pelan. mungkin mamah nya harus tau ini, ia juga tidak mungkin terus menyembunyikan ini.
"Bentar."Ucap alivar sambil merogoh saku nya dan mengambil hp milik nya lalu mulai menelpon papah nya.
"Kenapa?."Tanya rama di sebrang sana yang di dengar oleh kedua nya.
Sofia tersenyum, benar benar senang mendengar suara suami nya lagi."Mas, ini aku, kamu dimana? kamu ga kesini? aku udah sadar."
"Sofia?."
"Iya mas. kamu kesini kan nanti? aku nunggu kamu."
"Cih! mau sampai kapan pun kamu menunggu saya, saya tidak akan datang untuk menjenguk kamu. buang buang waktu!."
Sofia mendonggak ke arah alivar meminta penjelasan karena ucapan sama."Mas?."
"Saya bukan suami kamu lagi! Saya sudah memberi kertas pengadilan pada alivar!.
Setelah mengucapkan itu, Rama mematikan telpon nya sepihak. sedangkan sofia masih tidak mengerti dengan ini lalu menatap alivar.
"Apa yang kamu sembunyikan dari mamah al?."
"Mah, mending sekarang mamah tidur."Sofia menggeleng, air mata nya mulai keluar membuat alivar tidak tega melihat nya.
"Al. jawab mamah!."
Dengan sangat terpaksa, alivar mengambil kertas pemberian papah nya di saku dan menyodorkan nya pada mamah nya."Setelah mamah tanda tangan, mamah bakal pisah sama papah."
"Al? tapi kenapa papah kamu lakuin ini?."Tanya sofia yang masih tidak percaya.
"Mah, gausa nangis ya? ada alivar disini."
"Papah kamu beneran mau cerai in mamah?."Isak sofia.
Alivar berdiri dan menarik mamah nya ke dalam dekapan."Biarin alivar yang jagain mamah sekarang. Mamah gausa mikirin papah lagi ya?."
"Al.."
"Mah. dia bener bener ga peduli sama mamah, jadi stop tangisin papah."Ujar alivar memeluk sofia semakin erat.
Sampai kapan pun, alivar tidak akan memaafkan Rama. Dia benar benar membuat mamah nya sedih, dan alivar benci itu.
*****
Keenan menggenggam lengan tari dan menatap gadis itu dalam."Tar, lo bener bener ga bisa buka hati lo buat gue?."Tanya Keenan to the poin.
Tari menggeleng."G-gue, gue cinta sama lo kak."Jawab tari membuat Keenan menatap gadis itu tidak percaya.
"Beneran?."Tanya Keenan berbinar.
"Tapi gue gabisa."Seketika senyuman Keenan pudar mendengar lanjutan kata kata yang di ucapkan oleh tari.
"Kenapa?."
"Sampai kapan pun, gue ga akan bisa sama lo. mau sejauh apapun dan sekeras apapun lo perjuangin gue, tuhan ga akan restuin ini kak."Ucap tari melepaskan lengan nya di genggaman lengan Keenan.
"Lo ga boleh berfikir kayak gitu tar. Kita bisa berdoa kan? gue yakin tuhan pasti kabulin doa kita."
Tari tersenyum pedih dan mengeluarkan sesuatu di saku nya lalu memperlihatkan nya pada Keenan."Kita, beda."
Keenan tidak menjawab saat melihat sesuatu yang di keluarkan oleh tari dan di pakai di leher gadis itu."Tar?."
"Tuhan kita beda kak."
Keenan masih tidak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh tari."Lo bohong sama gue."
"Gue ga bohong. ini alasan pertama kenapa gue ga pernah terima ajakan lo buat solat. karena nyata nya, itu bukan agama gue."Ucap tari menahan air mata nya untuk tidak keluar.
"Tapi setiap lo berdoa?."
"Gue lakuin itu karena gue gamau lo curiga. gue gamau lo tau, tapi sekarang, gue rasa udah ga ada yang perlu di rahasia in lagi."
Keenan membuang arah pandang nya dan mengusap kasar air mata nya yang keluar."Harus nya lo bilang dari awal biar gue ga usah berharap terus sama lo."
"Gue cinta sama lo kak, gue gamau lo menjauh dari gue, itu kenapa gue ga pernah kasih tau ini."
Dengan tenang, Keenan mencoba mengatur nafas nya dan kembali menatap tari."Tapi kita bisa coba kan tar?."
Tari menggeleng."Gabisa."
"Kenapa?."
"Gue rasa, hubungan kita cukup sampai disini. gue gamau rebut lo dari tuhan lo."Ucap tari yang tidak bisa membendung air mata nya lagi.
"Tar."
"Gue cinta sama lo, tapi gue lebih cinta sama tuhan gue."
"Kenapa tuhan harus ada in perbedaan ini?."Lirih Keenan.
"Lo ga boleh nyalahin tuhan. gue percaya kok, lo bakal dapet yang lebih baik dan pastinya itu bukan gue."
"Tapi gimana kalau lo?."
"Ga akan. jodoh itu di tangan tuhan, sedangkan tuhan kita aja beda."Ucap tari berusaha tersenyum dan berdiri dari duduk nya.
"Makasih kak buat semua nya. gue rasa, lo gausa ngejar gue lagi. maaf."
Keenan memperhatikan tari yang pergi di hadapan nya. Ia menendang batu di hadapan nya dengan kasar."Kenapa harus tuhan saingan nya tar! kenapa!."
Keenan terduduk lemas dan mengacak rambut nya. Sudah sejauh ini ia mencintai dan menjaga tari, tapi ia harus menghapus semua rasa nya dengan begitu saja?.
......
APA KABARNYA?.JANGAN LUPA TERUS DUKUNG CERITA INI. DAN SEMOGA KALIAN SUKA SAMA CERITA NYA.
BTW, JAGA KESEHATAN!.
DAN TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN VOTE AND COMEN UNTUK PART INI.
SEE YOU NEXT PART AND HAVE A NICE DAY!!♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIVAR (END)
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! DILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT!.] "Gue slalu ngerasa kalau tuhan ga adil. dia ga kasih gue celah kebahagian, dia ga pernah denger gue. gue cape. berkali kali gue bilang dan teriak kalau gue cape. tapi tuhan ga pernah denger gu...