Atlas memundurkan langkah nya dan bersembunyi di balik tembok saat memperhatikan alivar yang sedang melihat Kayla mengobati Arthur.
Dapat Atlas liat raut wajah sedih dari alivar.
Atlas berjalan ke arah alivar, berdiri di hadapan lelaki itu, menghalangi agar alivar tidak menatap mereka berdua."Las!."
"Ngapain disini Al?."Tanya atlas.
"Pengen aja."
"Kalau sakit hati, ya jangan di liat terus. ayo ke kelas bareng."Ajak atlas.
"Gue masih pengen disini.
"Al."
"Kemarin, waktu muka gue bonyok, Kayla ga peduli sama gue. sedangkan sekarang, dia peduli dan khawatir banget sama Arthur."Ujar alivar dengan sedikit lirih.
"Sampai kapan lo kayak gini al? jangan terlalu mikirin perasaan, coba pake ego lo dikit aja buat relain kayla. dia ga cinta sama lo."Ujar atlas.
"Gabisa las."
"Apa nya yang gabisa? lo bisa kok. gue yakin sama lo. ayo, lo ga boleh lemah cuman karena kayla."
"Nanti gue pikirin."
"Banyak mikir! tinggal lepas doang. dah ah, ayo!."Ujar atlas menarik paksa lengan alivar agar pergi dari sana. tidak akan mungkin ia biarkan alivar terdiam disitu dengan rasa sakit di hati nya.
atlas benci kayla. gadis yang sudah menyakiti alivar. baru kali ini atlas menemukan gadis sejahat kayla yang rela memilih lelaki lain di banding pacar nya sendiri.
"Nah, di kelas kan adem. ga kayak tadi, panas."Ujar atlas menduduki bokong nya di samping alivar.
"Jangan diem aja kenapa si. ga usah mikirin kayla. mending mikirin diri lo sendiri. dia aja ga peduli sama lo, kenapa lo harus peduli sama dia?."
"Tapi lo juga kenapa peduli sama gue?."Tanya alivar balik.
"Ah elah! kan gue peduli sebagai temen, ya mana rela gue liat lo di gituin."
"Makasih karena lo dan rain peduli sama gue."Ujar alivar sambil bersender.
"Rain?."Alivar mengangguk.
"Emang dia ngapain?."
"Gue males spoiler."
Atlas yang ingin memukul alivar pun menarik lengan nya kembali."Pengen banget ya gue abisin."Kesal atlas.
"Tapi kenapa lo ga sama rain aja?"Lanjut nya membuat mata alivar terbuka dan menatap konyol ke arah atlas.
"Gila! ya mana mau rain sama gue."
"Sial! lo cakep, mana ada cewe yang nolak lo."Ucap atlas malas.
"Gue masih mau sama kayla."
"Kayla aja terus. sampai mampus!."
*****
Tari hanya terdiam dan mengikuti kemana arah Keenan mengajak nya kali ini.
Keenan menoleh ke belakang dan melepaskan cekalan di lengan tari. Sedangkan tari mengerjapkan kedua mata nya saat kedua nya berada di depan mesjid yang cukup besar.
"Ayo solat dulu, abis itu kita lanjut jalan jalan nya."Ujar Keenan membuka sepatu nya sambil terduduk di keramik mesjid.
"Tar, ayo!."Ajak Keenan.
Tari menggeleng."Halangan. lo aja ya? gue tunggu di depan sana."Ujar tari sambil menunjuk warung kecil di depan mesjid itu.
"Oh gitu, yaudah sebentar ya. jangan kemana mana."Tari mengangguk dan berjalan ke warung itu seorang diri.
Hampir lima menit menunggu, tari memperhatikan Keenan dari kaca yang sedang berdoa. Tari tidak menyangka akan dekat dengan Keenan, lelaki baik yang bahkan tidak pernah tari pikirkan.
Terimakasih tuhan telah mendatangkan lelaki seperti Keenan di hidup nya walau tidak akan pernah ia bisa miliki seutuhnya.
"Tari!."Tari tersentak pelan dan mendonggak, melihat keenan yang sudah selesai solat.
"Eh udah?."Keenan mengangguk.
"Kalau udah solat kan tenang jadi nya."Kekeh Keenan diikuti oleh tari.
"Iya. yaudah, abis ini kita mau kemana?."Tanya tari.
"Lanjut jalan? atau gue ikut lo aja. Lo mau nya kemana?."
"Gue pengen banget makan kue disana kak, boleh ga?."Tanya tari sambil terus menatap ke tempat yang tidak cukup jauh dari kedua nya.
"Boleh dong. ayo!."Ajak Keenan yang kembali mencekal lengan tari ke arah tempat kue itu.
Tari terus menatap genggaman tangan Keenan. Mata nya sedikit memanas, huh! tari ingin terus menggenggam tangan lelaki ini, tapi ia tau, selama nya tidak akan pernah bisa.
"Lo mau pesen apa?."Tanya Keenan.
"Kue tiramisu aja."
"Yaudah sebentar."Ucap Keenan melepaskan cekalan nya lalu menyuruh tari duduk dan memesan kue untuk kedua nya.
Tidak cukup lama, Keenan datang dengan dua kue di lengan nya."Nih. abisin."Ujar Keenan menaruh kue itu di meja.
"Wah, makasih. pasti abis ko."Keenan mengangguk dan memperhatikan tari yang baru saja ingin memasukkan satu sendok potongan kue ke mulut nya.
"Baca doa dulu kali."
Gerakan nya terhenti dan menaruh sendok nya di piring lalu mengangguk dan berdoa sambil menggerakkan tangan nya di bawah meja, lalu mengikuti Keenan mengusap wajah nya.
"Kenapa? ko merah mata nya?."Tanya Keenan tiba tiba.
"A-ah, masa si? Engga ko."Ucap tari mulai memakan kue nya. ia mengalihkan pandangan nya, tidak ingin menatap Keenan lebih lama. Tuhan, tari ingin menghilang dari sini dan ingin menangis sekencang kencang nya.
"Kapan lo mau terima gue?."
......
APA KABARNYA?.JANGAN LUPA TERUS DUKUNG CERITA INI. DAN SEMOGA KALIAN SUKA SAMA CERITA NYA.
BTW, JAGA KESEHATAN!.
DAN TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN VOTE AND COMEN UNTUK PART INI.
SEE YOU NEXT PART AND HAVE A NICE DAY!!♡♡

KAMU SEDANG MEMBACA
ALIVAR (END)
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! DILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT!.] "Gue slalu ngerasa kalau tuhan ga adil. dia ga kasih gue celah kebahagian, dia ga pernah denger gue. gue cape. berkali kali gue bilang dan teriak kalau gue cape. tapi tuhan ga pernah denger gu...