Alivar memperhatikan rain yang sedari tadi terdiam sambil mengaduk jus nya dengan sedotan. Perlahan, alivar menggenggam lengan rain membuat gadis itu mendonggak.
"Lo kenapa?."
"Gue, gapapa ko."
"Soal tadi?."Tanya alivar yang tidak di jawab apapun oleh rain.
Alivar menghela nafas nya sebelum memulai bicara."Gue lakuin ini bukan semata mata karena mamah doang ko. gue beneran suka sama lo."Ucap alivar saat tau apa yang ada di pikiran rain.
"Tapi gue-."
"Gue juga udah lupain Kayla, lo tenang aja. gue ga pernah sama sekali kepikiran buat jadiin lo pelampiasan atau alat untuk lupain Kayla."
"Lo serius?."
"Rain, percaya sama gue. gue ga akan lakuin itu sama lo."Ucap alivar meyakinkan, menggenggam lengan rain tambah erat.
Rain menggigit bawah bibir nya ragu, lalu mengangguk pelan."Iya, gue percaya sama lo."Ucap rain membuat alivar tersenyum kecil.
*****
"Mohon maaf sebelum nya saya menganggu waktu kalian. tapi hal ini penting untuk di bicarakan mengenai kepergian pasien atas nama sofia."Ucap dokter theo sambil mengambil kertas di laci nakas nya.
"Maksud dokter?."Tanya alivar tidak mengerti begitu pun dengan atlas dan rain yang juga ada disana.
Setelah membuka kertas nya dokter theo menatap ketiga nya bergantian."Dari hasil nya, selang yang membantu pernafasan bu sofia di gunting sengaja oleh seseorang."Mata alivar melotot mendengar nya.
"Apa?!."Rain mengusap punggung alivar pelan saat lelaki itu sedikit terpancing emosi.
"Saya bacakan lagi ya."Ucap dokter theo, mengisyaratkan untuk alivar tetap tenang."Dan karena selang itu putus, Bu sofia pasti nya tidak bisa bernafas. Satu lagi."Gantung nya.
"Dari rekaman cctv yang di lihat, seseorang itu sengaja menutup wajah bu sofia menggunakan bantal dengan tekanan yang kuat membuat nafas bu sofia benar benar tidak bisa di kendalikan."
Ketiga nya benar benar tidak percaya mendengar itu. Jantung alivar berdetak tidak karuan. Bukan kah ini pembunuhan nama nya?
"Jadi, itu sebab nya?."Tanya atlas yang di balas anggukan oleh dokter theo.
"Saya boleh lihat rekaman cctv nya?."Tanya alivar pelan.
"Boleh, kebetulan saya menyimpan nya di handphone."Ucap dokter theo yang langsung mengeluarkan hp nya lalu memperlihatkan rekaman beberapa minggu lalu, tepat kepergian mamah nya alivar.
Alivar mengusap air mata nya kasar."Gue tau siapa dalang nya."Ucap alivar yang langsung keluar dari ruangan itu.
"Dok, makasih info nya ya. kami permisi dulu."Ucap rain mengejar atlas dan alivar yang sudah keluar dari ruangan dokter theo.
"Al! lo mau kemana?."Tanya atlas sambil mencekal lengan alivar.
"Las. Gue yakin itu papah."
"Kenapa lo berfikir kayak gitu? jelas jelas dia di luar negeri waktu itu."
"Ga las, gue yakin dia papah. papah pergi waktu malam nya kan?. gue yakin banget, dia sengaja buat mamah gue pergi las. bajingan sialan! awas lo!."
"Lo ga bisa tuduh papah lo kayak gini!."Cegah atlas lagi, menahan lengan alivar makin kuat.
"Cuman dia yang mau mamah gue pergi. dan gue yakin, dia penyebab kematian mamah. gue harus abisin rama."
"Tapi bukan berarti papah lo yang buat mamah lo pergi. gaada bukti yang menyorot ke papah lo sama sekali."Ujar rain.
Alivar membuang nafas nya kasar, melepaskan cekalan atlas dan menonjok dinding rumah sakit dengan kasar."Terus siapa?! siapa yang udah buat mamah gue pergi kalau bukan rama?!."
*****
Rain mencekal kuat lengan alivar saat lelaki itu memukul rama habis habisan membuat pria paruh baya itu sedikit tidak sadar.
"Al stop! papah lo bisa sekarat!."Bentak atlas.
"Dia yang udah bunuh mamah gue las! nyawa harus di balas dengan nyawa!. gue mau dia mati!."Teriak alivar kencang, menatap rama dengan kilatan kebencian.
Ia yakin bahwa pelaku nya rama. tidak ada yang membenci mamah nya selain rama.
Dan selama nya, alivar akan membenci papah nya.
"S-saya, huh. T-tidak tau s-soal k-kematian s-sofia."Ucap rama, berusaha mengontrol nafas nya.
"Bohong! lo bohong anjing!. pembohong! pembunuh! bajingan! brengsek! L-."
Plak!.
Alivar memegang pipi nya yang terasa sangat panas akibat tamparan keras dari rain.
"Dia papah lo!. mau seburuk apapun papah lo, dia orang yang wajib lo hormati al!."Bentak rain kencang. Bukan nya membela rama, tapi rain tidak ingin alivar malah semakin di benci oleh rama.
Dan rain juga akui bahwa alivar cukup keterlaluan.
"Dia ga pantes di hormati!. sampah!."Ucap alivar dingin tanpa melepaskan sorot mata tajam nya pada rama.
"Lo keterlaluan."Ucap atlas tidak percaya.
"Dia yang lebih keterlaluan!."
"Tapi lo ga punya bukti apapun!. jangan cuman karena papah lo benci sama mamah lo, terus lo simpulin gitu aja kalau papah lo yang ngebunuh."Ucap atlas.
"Tante, sebaik nya bawa om rama ke kamar."Suruh atlas pada sandra.
Sandra mengangguk dan membawa rama ke kamar, di bantu oleh Arthur yang sama sekali tidak membuka suara sedari tadi.
"Kenapa kalian cegah gue? dia harus di kasih pelajaran las!."
Atlas membuang nafas nya kasar dan menonjok pipi alivar."Jangan jadi orang bego cuman karena emosi!. lo tau, emosi bisa buat lo kehilangan orang orang yang lo sayang!. jadi stop bertingkah seolah olah lo tau semua nya!."Tegas atlas.
Alivar memejamkan kedua mata nya dan berbarengan dengan itu, air mata nya keluar begitu saja.
Ia menatap atlas dan memegang kedua pundak atlas."Kasih tau gue! siapa yang buat mamah gue pergi las. kasih tau gue kalau emang bukan papah gue pelaku nya!."Ucap alivar memohon.
"Gue cape las. orang di luaran sana kayak nya gaada satu pun yang baik. mereka cuman mau liat gue sengsara. tapi kenapa harus mamah gue yang di ambil las?."
Alivar terkekeh pelan dan mengusap air mata nya kasar."Gue akui, dia memang benar benar buat gue sengsara karena dia udah buat mamah gue pergi dari dunia ini."
"Cape las, gue cape."Ucap alivar, melepaskan pegangan nya di bahu atlas dan terduduk lemas di lantai.
......
ALLOJANGAN LUPA TERUS DUKUNG CERITA INI. DAN SEMOGA KALIAN SUKA SAMA CERITA NYA.
BTW, JAGA KESEHATAN!.
DAN TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN VOTE AND COMEN UNTUK PART INI.
SEE YOU NEXT PART AND HAVE A NICE DAY!!♡♡
![](https://img.wattpad.com/cover/280568872-288-k249766.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIVAR (END)
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! DILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT!.] "Gue slalu ngerasa kalau tuhan ga adil. dia ga kasih gue celah kebahagian, dia ga pernah denger gue. gue cape. berkali kali gue bilang dan teriak kalau gue cape. tapi tuhan ga pernah denger gu...