[3] Dia Raga Semesta

11.5K 765 18
                                    

"Turut prihatin buat diri gue sendiri, diluar terlihat baik-baik saja tapi didalam gue terlalu rapuh." – Raga

Bagi Raga bermain futsal adalah kehidupannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagi Raga bermain futsal adalah kehidupannya. Bergulat dengan benda bulat seolah meringankan beban yang menumpuk. Dia terus menggiring bola tanpa memberi kesempatan untuk teman se-timnya. Keringat di kening Raga sudah bercucuran namun cowok itu masih semangat bermain di tengah lapangan.

"Over bolanya dong, Rag!" teriak Arsanda Surya Tenggara, teman yang sekarang menjabat sebagai sahabat Raga. Bagi Raga, Arsan cukup menyebalkan karena cowok itu bermulut betina, selalu mencerocos sesuka hati. Tapi Raga merasa nyaman dekat dengan Arsan, meski bawel tapi Arsan tipenya setia kawan, juga kelihatan tulus.

Hampir satu jam Raga berada di tengah lapangan itu, akhirnya Raga menendang bola ke arah Arsan dan berjalan menghampiri temannya yang satu di tepi lapangan. Kenzo Zaphael Hannan, laki-laki yang juga dianggap sahabat baru bagi Raga. Ken orangnya asyik, sedikit lebih waras dari Arsan. Jujur saja Raga salah satu spesies di muka bumi ini yang sangat susah percaya dengan orang baru. Namun dengan Arsan dan Kenzo, entah mengapa Raga dengan mudahnya menerima mereka menjadi teman dekatnya.

"Minum, Rag!" ujar Kenzo menyodorkan sebotol air mineral.

Raga menyugar rambutnya lalu meraih botol minum dan langsung meneguknya. Jakunnya naik turun membuat para kaum hawa yang melihat itu, menjerit kegirangan. Termasuk seorang gadis yang sekarang menyilangkan tangannya di dada, menyaksikan Raga dari kejauhan.

"Udah mulai suka yah, lo?" tanya Lena sembari menyenggol bahu Nala.

Nala mengedikkan bahu, lalu menoleh. "Cukup tertarik."

"Nal, jangan coba-coba deh!" peringat Indi.

"Yang bukan cewek tulen nggak usah ngomong!" sindir Dara.

Indi berdecak, temannya yang satu itu memang suka mencari gara-gara. "Lo kalau ada masalah sama para buaya lo, larinya juga ke gue."

"Mau kesana nggak, Nal? Gue mau nyamperin yayang Arsan." Lena berkata dengan nada yang centil, membuat keempat sahabatnya menatap jijik.

"Lo aja deh, nanti gue malah jadi nyamuk," tolak Nala kemudian berjalan meninggalkan teman-temannya.

"Nal, tunggu!" panggil Pilar mengikuti Nala. Berikut dengan Dara dan Indi, sedangkan Lena memilih berjalan ke lapangan menghampiri sang pacar.

Lapangan mulai kosong, para cowok yang main futsal tadi satu persatu meninggalkan lapangan kecuali Raga, Kenzo, dan Arsan.

"Sayaaaang!" seru Lena bergelayut manja di lengan Arsan. Hal itu membuat Kenzo mendengus kesal.

"Pacar lo?" tanya Raga.

"Iya." Bukan Arsan yang menjawab melainkan Lena. "Kenalin gue, Alena pacar satu-satunya yayang Arsan," sambung Lena sembari mengulurkan tangan.

RAGNALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang