[18] Raga yang Rapuh

10.4K 796 158
                                    

"Tolong katakan padaku! Haruskah aku bertahan atau meninggalkan?" – Nalaka.

Pertandingan sengit antara Wistara FC dan Global FC sedang berlangsung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertandingan sengit antara Wistara FC dan Global FC sedang berlangsung. Riuh supporter dari masing-masing tim memenuhi gendang telinga Nala. Senyum gadis itu tak pernah pudar, pandangannya fokus pada seseorang yang lihai bermain bola di lapangan. Seketika Nala melupakan semua kejadian memalukan tadi pagi. Meski masih kesal dengan Raga, namun entah mengapa Nala merasa bahwa cowok itu membutuhkannya.

Biarkan Nala sekali lagi berjuang.

Skor menunjukkan 5 – 1. Tim Wistara lebih unggul, seolah-olah pertandingan itu hanyalah sebuah permainan anak kecil bagi mereka. Di menit-menit terakhir Raga masih tetap menguasai bola tersebut, dia terus menendang tanpa memberi kesempatan untuk teman setimnya. Sampai akhirnya.

GOL!!

GOL!!

Bersamaan dengan teriakan dari penonton, bunyi peluit dari wasit juga berderu nyaring, menandakan pertandingan telah selesai dengan skor 6 – 1. Nala yang berada di baris kedua, seketika berdiri dan menampilkan senyum kegirangan. Sedangkan di lapangan sana seluruh anggota tim Wistara melakukan sujud syukur karena kemenangan mereka.

Raga bangkit perlahan, matanya berbinar melihat seseorang yang selalu dia nanti kedatangannya. Senyum tulus dari Raga seketika terbit namun seseorang yang diberi senyuman hanya memandang datar. Raga tak sakit hati, setidaknya sang mama menyaksikan pertandingannya. Sepersekian detik Raga mengalihkan pandangannya pada seorang gadis yang melambaikan tangan padanya. Gadis ceria dengan segala tingkah aneh.

"Thank you!" Raga menggerakkan bibir, seolah mengatakan terima kasih pada Nala. Tanpa bersuara tapi kalimat Raga sangat jelas ditambah senyuman manis diakhir.

Nala mengerjapkan mata berkali-kali, sungguh dia tak percaya dengan perlakuan Raga tadi. Apakah itu benar Raga atau hanya sebuah halusinasi karena terlalu menaruh harapan pada cowok itu. Nala sampai linglung karenanya.

"Nal, kamu kenapa?" tanya Pilar pada Nala.

"Nal?" tegur Indi. Nala benar-benar seperti orang hilang kesadaran.

"Di, lo lihat Raga tadi kan?" tanya Nala menoleh pada Indi, tak lupa dengan deretan giginya yang sudah mengering karena tak berhenti menampakkan senyum lebar.

Indi mengernyitkan dahi. "Lo kenapa sih, kesambet apaan?"

"Raga."

"Nal, lo serem sumpah. Mata lo sampai melotot begitu."

"Nala jangan bikin panik dong. Ini tempat rame jangan kesurupan disini, nanti malu diliatin orang." Pilar mengusap punggung Nala berkali-kali.

Nala masih berekspresi sama, tak menunjukkan perubahan sedikit pun. Membuat Indi dan Pilar semakin gugup, menyangka bahwa sahabatnya itu benar-benar kesurupan.

RAGNALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang