[48] Cinta Masih Berkuasa

6.5K 470 307
                                    

"Untuk kesekian kalinya hati mudah rapuh ini diuji, syukurnya ada dia yang hadir untuk menguatkan dan menenangkan" – Raga.

Sinar jingga yang sangat memanjakan mata itu mulai pudar dan akan digantikan oleh gelapnya malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar jingga yang sangat memanjakan mata itu mulai pudar dan akan digantikan oleh gelapnya malam. Nala dan Raga masih saja setia memandangi pergantian siang dan malam yang begitu indah. Rasanya bagi Nala sangat sayang jika langit cantik itu tidak diabadikan. Jempolnya yang hampir menyentuh tombol bulat berwarna putih bergeser membuka notifikasi dari Indi.

"Rag, tolong pegangin es krim gue, dong!" pintanya pada Raga karena dia agak kesusahan membalas pesan Indi dengan menggunakan satu tangan.

Tanpa mengangguk Raga langsung mengambil alih es krim Nala. "Buat gue boleh, nggak?" tanya Raga sedikit bergurau, sangat tepat dengan es krim miliknya yang sudah tandas.

Tatapan Nala mendelik bersamaan dengan bibir yang agak mengerucut. "Badannya doang maco, tapi makanannya es krim," cibir Nala sembari jari-jarinya sibuk di permukaan layar ponselnya.

Raga terkekeh kecil. "Emang salah cowok maco makan es krim?"

"Nggak juga," balas Nala singkat. Wajahnya mulai serius memandangi deretan pesan dari seberang sana.

"Chat sama siapa?" tanya Raga.

"Indi."

Raga berdehem paham. "Hm. Pulang yuk, Nal senjanya udah pergi."

Kepala Nala seketika mendongak dan menatap langit di ujung pantai, benar saja warna yang tadi semulanya jingga kini menghitam. Sepersekian detik dia menoleh ke arah Raga yang menatapnya tenang. "Yaa... ga sempet story dengan caption sunset with you," ujar Nala kecewa.

Tampang Nala yang sangat menggemaskan membuat tangan Raga bergerak mencubit pelan ujung hidung gadis itu. "Masih ada hari esok." Kalimat Raga tertahan sejenak, pikirannya menerawang. "Senja gak akan pergi selamanya, kecuali pengamatnya yang mungkin sudah tidak diberi waktu untuk menyambut kedatangan sinar jingga itu."

"Merinding gue dengernya," ujar Nala berusaha untuk tidak hanyut pada sesuatu yang akan membuatnya overthinking.

"Ooo, ngode agar gue pakein jaket, kayak di drama-drama?" goda Raga, mengangkat kedua alis tebalnya sembari memainkan lidahnya didalam mulut.

"Wih, pikiran lo terlampau jauh, ayang." Nala membalas tatapan Raga.

"Katanya merinding berarti lo kedinginan."

Nala semakin menganga tak percaya. "Susah ngomong sama es batu baru mencair. Ayo balik, by the way makasih udah habisin es krim gue." Gadis itu beranjak lebih dulu, meninggalkan Raga yang tersenyum tipis sembari memandangi ombak yang meraung kegirangan.

"Es batu baru mencair? Not, bad," gumam Raga menahan senyum.

"RAGAYAAANG, KATANYA MAU BALIK!"

RAGNALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang