"Bunda, anakmu kelelahan untuk melangkah. Putramu lemah untuk berjuang. Kesayanganmu berhenti padahal sudah diberi jalan." – Raga.
Ruangan yang memang dari dulu tenang, namun si pemiliknya sedang gundah. Raga menatap layar pipih dengan tangan bergetar. Tampak disana kontak Nala yang diberi nama 'Kesayangan Gue'. Perlahan jari-jemarinya bergerak mengetikkan sesuatu. Kalimat yang sudah Raga pertimbangkan matang-matang. Bagaimana jadinya nanti, Raga sudah siap sepenuh hati.
Setelah mengirimkan rangkaian kata menyakitkan itu, Raga langsung menekan tombol power hingga layar ponselnya menghitam. Yang ditakutkan Raga saat ini adalah ketika Nala khawatir berlebihan. Sungguh Raga tak sanggup, namun setelah dipikir panjang keputusannya juga tak salah.
Sekitar dua jam, baru ada balasan dari Nala. Sudah Raga duga jika gadis itu pasti belajar. Salahnya juga mengganggu Nala disaat-saat seperti ini.
Harapan Raga, setelah runtutan chat terakhirnya sudah tidak ada balasan dari pihak sana. Namun sialnya, Nala tetaplah Nala. Si gadis nekat dengan segala tindakannya. Nala menelepon Raga, membuat si cowok bimbang antara menerima atau membiarkan saja ponsel itu berdering. Tapi, sebagaimanapun Raga berusaha, dia tidak bisa menolak segala sesuatu dari gadisnya.
"Raga, jelasin sekarang!" pinta diseberang sana, dengan nada tegas tanpa penolakan. Ada sedikit getaran khawatir, namun sebisa mungkin tertahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGNALA
Teen Fiction[Jangan lupa follow sebelum membaca] Ini tentang Dia Raga Semesta. Cowok dengan julukan kulkas berjalan yang memiliki pahatan wajah hampir sempurna. Juga tentang Nalaka Cempaka Bumi, yang jatuh cinta terlalu cepat pada Raga. Nala pernah berharap jik...